Chapter 23

283 27 0
                                    

Ningning dan Taehyun kembali memasuki rumah itu dengan tergesa. Di belakang mereka, Beomgyu dan Winter ikut serta. Setidaknya jangan terlalu berdua, takutnya nanti terjadi sesuatu agar ada teman yang bisa membantu mereka.

Sementara itu Soobin, Giselle, Yeonjun, dan Karina menjadi tim tukang gali kubur. Mereka mulai mengurus kerangka milik Hyein serta mempersiapkan lahat terakhir untuk Minji.

Melihat warna langit yang sudah tidak sepekat tadi, keempatnya mulai khawatir dan berdoa semoga saja di dalam sana Ningning dan yang lainnya berhasil.

“Ke mana, Ning?” tanya Taehyun saat mereka sudah berada di dekat tangga.

Winter melihat sekitar, dan samar-samar mendapati banyak ceceran darah di dekat sofa. Taehyun pun memberitahukan bahwa di sanalah koordinat tragedi jatuhnya sebuah kepala menghantam meja, itulah yang membuat Yeonjun agak planga-plongo hingga sekarang karena trauma.

“Astaga.” Beomgyu bergidik mendengarnya, dia yakin masih banyak tragedi-tragedi mengerikan lainnya selain ini.

Namun dalam hati dia sangat takjub kepada kawan-kawannya yang masih bisa survive hingga sekarang. Berhadapan dengan situasi ghaib seperti ini tidaklah mudah, tapi sampai detik ini mereka semua masih waras.

Hebat sekali.

“Ning?” Taehyun bertanya lagi kepada Ningning yang masih berpikir. “Kau ingat?”

“Kayaknya di lantai dua, Tae. Soalnya pas aku kabur dari Minji itu aku sempet nurunin tangga lalu sembunyi di dapur.” jawab gadis itu dengan agak ragu.

Tapi tak ada salahnya dicoba bukan?

“Baiklah, ayo!” Taehyun menggenggam tangan Ningning dan bergegas menuju ke lantai atas. Dia juga memperingatkan kepada Beomgyu dan Winter agar tetap waspada dan jangan sampai terpisah.

Mengingat jumlah kerangka yang sudah dikuburkan, mereka yakin kalau Irene sudah semakin lemah. Terbukti dari hawa-hawa di dalam rumah ini yang sudah tidak sehoror pas di awal. Seakan energi magis yang menyelimutinya pun turut berkurang, dan hal ini jelas sangat menguntungkan.

Sampailah mereka berempat pada sebuah pintu terkunci yang diyakini Ningning sebagai lokasinya. Tanpa membuang waktu Taehyun dan Beomgyu langsung berusaha mendobraknya dengan sisa tenaga yang ada.

Brak!

Terbuka.

Ternyata ini adalah ruangan kosong yang di tengah-tengahnya terdapat altar untuk pemujaan, dengan berbagai macam peralatan ritual di atasnya.

“Karungnya!” pekik Ningning menunjuk benda yang mereka cari-cari juga ada di sana.

Untungnya mereka cerdas. Saat Taehyun dan Ningning merangsek maju ke dalam, Beomgyu dan Winter mengawasi di ambang pintu. Belajar dari kejadian sebelumya, semua ini pasti tidak akan mudah. Pasti ada saja penghalangnya.

Benar saja ternyata.

Sesosok nenek-nenek muncul dari salah satu sudut lalu mengayunkan kapak besar di tangannya kepada Taehyun dan Ningning dari arah belakang.

Beomgyu membelalak hebat dan berteriak kalap.

“AWAAAAASSS!”

Sret!

Berkat teriakan itu Taehyun dan Ningning berhasil menghindar. Hampir saja kepala salah satu dari mereka ada yang terbelah.

Suasana mendadak keos. Aksi psikopat nenek dan sabetan kapaknya itu semakin brutal, sedangkan tak satupun dari mereka berempat ada yang memegang senjata untuk melawan.

Panti Asuhan || AESTXT [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang