Chapter 20

505 29 0
                                    

Soobin dan Beomgyu berusaha keras menyelamatkan Winter yang kakinya semakin melesak ke dalam tanah. Keduanya memegang tangan gadis itu dan sekuat tenaga menariknya ke atas.

“Arrrggghhh...” Winter mengerang kesakitan merasakan tubuhnya ditarik ke dua arah yang berbeda dalam waktu bersamaan.

Taehyun dan Ningning yang baru datang ke sana bergegas membantu tanpa banyak bertanya. Taehyun meloncat ke bawah dan berusaha mencabut kaki Winter dari dalam tanah.

“Wint, bertahan, Wint!” teriak Ningning memberi semangat karena dia bingung harus membantu dengan cara apa. “Kau pasti bisa, Wint! Kau harus hidup, Wint!”

Aksi tersebut malah membuatnya tidak fokus akan sekitar. Sialnya lagi, karung-karung yang sudah mereka temukan dengan susah payah itu malah dibiarkan tergeletak di tanah tanpa penjagaan.

Irene yang sudah berdiri di ambang pintu belakang bangunan itu mengepalkan tangannya. Menggeram marah sekaligus panik melihat pergerakan mereka ternyata begitu cepat.

Ia masih tidak percaya, keenam arwah anak asuhnya yang selama ini selalu setia dan patuh mencarikannya tumbal justru malah memberontak.

Dan yang paling membuatnya tidak paham adalah bagaimana cara arwah-arwah itu menyampaikan semuanya kepada mereka? Tentang letak karung dan segala macamnya?

Padahal di setiap sudut rumah ini banyak penjagaan, tapi kali ini ia benar-benar kecolongan.

“Gyu, turun, Gyu!” perintah Soobin dengan panik saat dirasa tubuh Winter malah semakin tenggelam. “Bantu Taehyun, tarik kakinya keluar!”

Beomgyu langsung menurut, dan sekarang Winter bertahan sepenuhnya pada kedua lengan Soobin yang untungnya kuat.

Karena kekalutan itu, tak satupun dari mereka ada yang sadar dengan kemunculan sosok Irene. Wanita menyeramkan itu berjalan cepat ke sana dan langsung merampas karung-karungnya.

Ningning terkesiap dan spontan membalikan badan, namun sebuah tamparan keras dilayangkan Irene dan membuatnya tersungkur ke tanah. Hidungnya juga kini mengeluarkan darah.

“YAAAH! KEMBALIKAN KARUNGNYAAAAA!”

Ningning berteriak garang. Dia tidak mau mati di sini. Maka dari itu dia bangkit dan langsung berlari menerkam Irene sehingga keduanya kini berguling-guling di tanah.

Fokus mereka semua terpecah. Winter belum berhasil diselamatkan dan sekarang Ningning malah bergulat dengan Irene. Taehyun dilema bukan main, dia ingin membantu gadis yang dicintainya, tapi bagaimana dengan Winter?

“Wanita sialan! Mati kau!” dalam situasi seperti ini Ningning menghilangkan sejenak sisi kemanusiaannya. Sebisa mungkin dia menganiaya Irene dan membuatnya terluka parah.

Bugh!

“Akh!”

Tapi jelas saja Irene tidak selemah yang ia duga. Ningning ambruk karena tendangan wanita itu menghantam telak perutnya.

“Kau dan teman-temanmu yang akan mati! Meskipun bocah-bocah itu membelot dariku dan berhasil membocorkan semuanya kepada kalian, tapi sebentar lagi fajar akan terbit. Kalian tidak akan punya waktu lagi!”

Saat sebilah pisau hendak ditancapkan Irene pada dadanya, Giselle yang berteriak-teriak memanggil nama Soobin pun muncul ibarat pahlawan.

Melihat Ningning dalam bahaya, ia refleks mengambil ember milik Beomgyu yang tadi digunakan untuk menggali kuburan lalu melemparkannya pada kepala Irene sehingga benda tajam itu terlepas dari tangannya.

“MENYINGKIR DARI KAWANKUUU!”

Giselle kini turut bergabung bersama Ningning untuk menyerang ibu-ibu itu.

Di saat yang bersamaan, Winter berhasil diselamatkan dan ditarik ke atas. Dia langsung memberi arahan agar liang lahat yang sudah diisi kerangka itu agar segera ditutup tanah.

“Soobin, liontinnya!” pintanya cepat.

Soobin menyerahkannya, dan dengan segara Winter pun menancapkan bandul berbentuk bunga berwarna merah itu di atas gundukan tanah sebagai nisannya.

Hal yang tak mereka duga adalah Irene tiba-tiba menjerit kesakitan. Wanita itu ambruk dan memuntahkan banyak darah. Kekuatannya seolah berkurang begitu kerangka tersebut berhasil dikuburkan.

Ningning dan Giselle memanfaatkan hal itu untuk merebut kembali karung-karungnya, lalu bergabung bersama yang lainnya menyaksikan Irene yang kini sekarat.

Irene yang merasa semakin lemah memutuskan berlari kembali ke dalam rumah. Wajahnya yang cantik berubah menjadi sangat pucat seperti mayat.

“Kerangka itu adalah nyawanya.” ucap Winter dengan nafas terengah. “Keenam kerangka itu masing-masing menyimpan separuh nyawanya. Dia akan mati kalau keenamnya berhasil dikuburkan.”

Beomgyu menambahkan. “Nyawanya dipecah dan disimpan ke dalam kerangka-kerangka itu sebagai ilmu kebal. Tahu tentang cerita Voldemort dan Horcrux-nya? Kurang lebih seperti itulah cara kerjanya.”

Soobin, Taehyun, dan Ningning menganga mendengar hal yang semakin tidak masuk akal ini. Namun beda halnya dengan Giselle yang tiba-tiba mendorong bahu Beomgyu dan Winter dengan tatapan nyalang.

“BOHONG! KALIAN BERDUA BOHOOONG!”
































.

.

.

TBC

Panti Asuhan || AESTXT [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang