Irene semakin tidak berdaya. Kekuatannya semakin berkurang seiring dengan berhasilnya kerangka-kerangka itu dikuburkan.
Walaupun ia sudah berusaha menghalangi mereka dengan mengirimkan hal-hal ghaib disekitar sana, namun semuanya gagal.
Sebut saja Winter yang tubuhnya melesak ke dalam tanah, Taehyun yang tiba-tiba kesurupan dan ingin mencangkul Beomgyu, Ningning yang lehernya terjerat tali liontin, hingga Giselle yang terjatuh ke dalam liang lahat disusul tanah yang tiba-tiba bergerak menimbunnya.
Faktanya tim tukang gali kubur itu tetap survive meskipun tragedi-tragedi barusan cukup meninggalkan trauma mendalam.
Sekarang keenamnya kembali ke halaman depan hendak mengintrogasi Eunchae. Di sebrang jalan sana juga muncul Yeonjun dan Karina yang baru kembali dari danau.
Mereka tentu bersyukur karena kedua sejoli itu bisa kembali dengan selamat dan berhasil dengan misinya.
Kini dalam formasi lengkap, mereka semua berkumpul di dekat mobilnya Beomgyu di mana Jennie dan Eunchae berada.
“Nanyanya gimana?” bingung Ningning seraya menatap satu persatu wajah kawannya.
“Kalau kata aku mending ngomong dulu sama Bu Jennie. Bisik-bisik aja atau gimana gitu, minta beliau supaya ikut bantuin juga.” saran Beomgyu yang disetujui oleh semua kepala.
Langsung saja Giselle mengetuk kaca di samping Jennie, dan mengisyaratkan agar benda transparan itu diturunkan. Setelah menyampaikan semuanya, Jennie pun bersedia membantu mereka.
“Eunchae?” mulai wanita cantik itu kepada anak kecil di sampingnya. “Kakak-kakak ini katanya mau bertemu dengan Hueningkai. Hueningkai masih ada di sini kan, Nak?”
Eunchae mengangguk. “Ada, Bu. Ini di samping aku.” jawabnya sambil menunjuk ruang kosong tersebut. “Tuh, barusan dia bilang ‘hai’ kepada kakak-kakak semua.”
Kedelapannya kompak membalas sapaan tak kasat mata tersebut, dan mulai bertingkah seakan-akan sosok Hueningkai itu terlihat oleh netra mereka. Bahkan Soobin dan Taehyun sampai dadah-dadah ceria.
“Manggilnya gimana? Hue apa Kai? Apa Huening? Atau Hueningkai aja?” tanya Ningning yang hanya dibalas tatapan datar oleh teman-temannya. Lagi-lagi dia malah membingungkan hal yang tak penting.
“Kai, Kak.” jawab Eunchae yang mendengar celotehannya.
“O-oh, Kai. Oke.” Ningning tersenyum canggung mengacungkan jempolnya, dan tanpa berlama-lama lagi ia pun memulai wawancaranya. “Kai, kenalin ya. Ini Kak Ningning. Ah, jangan aku deh yang nanya. Aku bingung, Guys.”
Astaga.
Untuk yang kedua kalinya mereka hanya memasang wajah datar. Ningning buru-buru pindah ke dekat Taehyun dan sesi introgasi pun diambil alih oleh Soobin.
“Kai, hallo? Ini Kak Soobin. Kakak baru tahu lho kalau Bahiyyih itu adiknya Kai. Kai tahu nggak kalau Bahiyyih sekarang udah berhasil dikubur? Kak Taehyun sama Kak Ningning tadi yang nemuin.”
Eunchae yang menjawab. “Tahu katanya, Kak. Makasih banyak, Kakaaak~”
“Iya, sama-sama.” dan kini pemuda jangkung itu malah blank memikirkan kalimat selanjutnya, sampai akhirnya Giselle yang meneruskan.
“Kira-kira Kai tahu nggak teman-teman Bahiyyih yang lainnya ada di mana aja? Soalnya mau sekalian Kakak kuburin juga.” seloroh wanita itu to the point yang membuat semuanya terperangah.
Giselle frontal sekali, padahal posisinya sedang berbicara dengan anak kecil.
Kali ini Eunchae menggeleng. “Nggak tahu katanya, Kak.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Panti Asuhan || AESTXT [SLOW UPDATE]
Horror[TXT x AESPA] Semuanya berawal dari kegiatan bakti sosial, dan keenam mahasiswa tersebut akhirnya menyadari kalau lokasi terakhir itu tak seharusnya mereka kunjungi. [WARNING!] Bagi yang tidak suka cerita beralur berat dan lambat, penuh teka-teki, d...