[23] Selalu Ada

25 21 1
                                    

🍩🍩🍩

Aku akan selalu berada di sampingmu. Karena, ingin memastikan keadaanmu benar-benar baik dan aman. Itulah hal pertama yang akan ku pastikan saat dirimu bersamaku.

🍩🍩🍩

"Gue pengin lo balik kayak dulu. Ceria, ramah, dan baik hati. Bisa dekat sama siapapun, tanpa ada rasa bersalah dalam hidup."

Divya memegangi kepalanya, setelah mendengar perkataan Radeya. Itu membuat Radeya, cukup sadar bila tak seharusnya mengeluarkan kalimat yang bisa mengakibatkan hal fatal untuk Divya. Ia yakin, sekarang Divya merasa pusing menyiksa kepalanya.

"Sori... Gue nggak bermaksud--"

"Please... Tinggalin gue sendiri, Kak." Divya mengatakan hal itu, masih dengan memegang kepalanya.

Dengan panik, Radeya bangkit dari duduknya, lalu berlari mencari orang yang lebih berkompeten menangani kesehatan Divya di tempat itu. Ia tak mungkin, menghubungi dokter kepercayaan keluarga Divya saat masih di sekolah.

"Tunggu sini, gue mau cari bantuan." Radeya mengelus kepala Divya. Kemudian, pergi meninggalkan keluar dari ruang kesehatan sekolah.

Untung saja, Radeya langsung menemukan petugas kesehatan yang memang dipekerjakan pada sekolah itu. Lalu, ia langsung memberitahu masalah kesehatan Divya.

"Kita sekarang periksa siswinya. Jangan panik dulu." Petugas kesehatan itu, melangkah masuk ke ruang kesehatan sekolah. Diikuti oleh Radeya, yang masih sangat panik memikirkan kondisi teman masa kecilnya.

Radeya merasa bersalah, tidak seharusnya mengatakan hal yang bisa membuat Divya memaksa mengingat masa lalu. Meskipun, tak sengaja membahasnya. Namun, tetap saja Radeya merasa bersalah.

Sesampai di ruang kesehatan, kondisi Divya masih terlihat sama seperti sebelumnya. Kemudian, petugas kesehatan memeriksa serta menenangkan Divya.

"Nggak usah berpikir terlalu berlebihan. Soalnya, nanti kamu bakalan tambah pusing." Wanita paruh baya itu, memberikan nasihat kepada Divya.

Divya mengangguk, paham dengan apa yang dikatakan Bu Sofia. Petugas kesehatan di sekolahnya.

Setelah itu, Sofia memberi saran agar Divya beristirahat terlebih dahulu. Supaya, kondisinya lebih baik.

Divya membaringkan tubuhnya pada ranjang ruang kesehatan. Berusaha untuk beristirahat, sesuai yang diperintahkan oleh Bu Sofia. Meskipun, kini masih belum bisa terlalu tenang.

Bu Sofia sudah meninggalkan ruangan itu, setelah memeriksa Divya. Sedang Radeya, masih setia menemani Divya. Teman masa kecilnya. Walaupun, ia yakin Divya tidak menyukai kehadirannya di sana. Namun, ia hanya ingin memastikan gadis itu dalam keadaan aman. Takut, bila tidak ada yang menemani atau menunggu. Maka, peneror itu akan kembali mengirim sebuah ancaman pada Divya.

Diam-diam, Divya memperhatikan sosok Radeya yang terlihat anteng duduk pada salah satu bangku di tempat itu. Ada beberapa hal yang ia pikirkan memenuhi isi kepala Divya. Namun, tidak bisa dikatakan kepada Radeya.

"Sori... Gue benar-benar nggak bermaksud bikin kondisi lo memburuk." Radeya memberanikan memulai pembicaraan dengan Divya. Tahu bila, gadis di dekatnya itu belum bisa beristirahat.

Not Your Fault [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang