[28] Terluka

27 25 1
                                    

🍩🍩🍩

Aku harap bisa bertahan. Meskipun, aku sadar kondisimu sekarang sedang tidak baik-baik saja. Namun, aku percaya kamu bisa bertahan. Agar, aku tidak semakin merasa bersalah. Lantaran, semua kejadian buruk terjadi padamu karena diriku.

🍩🍩🍩

"Kak Radeya!" Divya berlari menghampiri Radeya, yang tersungkur setelah terkena pisau milik Yudha. Karena, Yudha memang sengaja mengarahkan benda tajam itu pada tubuh Radeya sedari tadi. Meskipun, Radeya sudah mendapatkan bantuan untuk melawan Yudha dari Tony. Akan tetapi, Yudha tetap bisa melukai Radeya.

"Kurang ajar!" Tony menendang tangan Yudha, masih memegang pisau yang digunakan untuk menusuk perut Radeya. Kakak sepupunya.

Benda tajam itu, akhirnya terlempar beberapa meter dari posisi pertikaian.

Perasaan Divya, benar-benar campur aduk sekarang. Terlebih, ia melihat banyak darah keluar dari perut Radeya membuatnya takut. Tangannya sudah bergetar, dan air mata mulai keluar tanpa disadari.

"Sori, Kak. Gara-gara gue lo terluka." Divya sudah tidak bisa menahan air matanya. Kini, nada suaranya terisak mendapati kondisi lemah Radeya.

"Ayo... Kita bawa Kak Radeya ke rumah sakit." Tony memberi saran kepada Divya yang terlihat bingung sekaligus takut dengan kondisi Radeya. "Urusan manusia yang punya hati dan akal itu, biar jadi urusan pihak berwajib. Gue tadi udah telepon polisi. Dan--"

Belum menyelesaikan perkataannya, sudah terdengar suara sirine mobil polisi yang dihubungi oleh Tony. Sebelum membantu Radeya, cowok itu terlebih dahulu menghubungi pihak berwajib. Karena, ia pikir situasi sangat berbahaya jika tidak melibatkan pihak yang lebih berwenang.

Divya menoleh ke arah mobil polisi yang sudah datang dan berhenti tepat di tempat kejadian pertikaian itu. Polisi langsung menangkap serta memborgol Yudha. Tak hanya itu, ternyata polisi juga sudah menangkap sosok Karin yang ikut terlibat dalam kejahatan Yudha.

"Radeya kenapa lo lukain, Kak? Padahal, lo bilangnya mau fokus ke Divya. Sakiti Divya bukan Radeya, tapi nyatanya apa!" Karin terlihat kesal, karena melihat kondisi Radeya lemas terluka.

Yudha tersenyum, masih tidak merasa bersalah. "Salah dia sendiri, ikut campur urusan gue. Jadi, sekarang harus terima nasibnya."

Karin tak habis pikir, dengan pemikiran Kakak kandungnya itu. Padahal, rencana mereka hanya menyakiti serta membuat Divya. Namun, semua itu tidak berjalan lancar. Dan, kini semua terbongkar.

"Kita nggak punya banyak waktu, Div. Kondisi Kak Radeya udah lemah banget." Tony bisa melihat darah semakin deras keluar dari perut Radeya. Tak hanya itu, raut wajah Radeya sudah pucat. Dan, Kakak sepupunya sudah terlihat lemas.

Divya mengangguk, lalu membantu Tony memapah tubuh Radeya menuju mobil milik Tony. Setelah sampai di area parkir mall, Tony membawa tubuh Radeya ke dalam mobilnya. Ditemani oleh Divya, yang terlihat sangat khawatir dengan keadaan Radeya.

Tony mengarahkan mobil miliknya ke rumah sakit terdekat dari pusat perbelanjaan itu. Agar, Radeya bisa ditangani secepatnya.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di salah satu rumah sakit terbesar. Radeya langsung dibawa serta ditangani pihak rumah sakit.

Not Your Fault [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang