Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
-
"Kenapa kau melihatku dengan sangat canggung seperti itu?"
Naomi hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari seorang lelaki yang tengah duduk di hadapannya ini.
"Karena sudah lama sekali aku tidak melihatmu, Stefan,"
Siang ini, Naomi mendapatkan kunjungan yang tidak pernah ia sangka.
Ketika Mina memberitahunya, Naomi tidak langsung menangkap siapa yang dimaksud oleh gadis itu.
"Pria tampan yang tinggi, dia memiliki warna mata yang sama seperti nyonya, rambut pria itu pirang!"
Stefan Lee.
Saudaranya, adalah tamu di siang bolong yang dimaksud oleh Mina.
"Konyol sekali, aku bahkan tidak tahu dimana adikku tinggal, dan dengan pria seperti apa dia menikah,"
"Saat menanyakan pada ayah, beliau tidak menjawabku sama sekali, hanya ibu yang bisa diharapkan,"
Stefan melanjutkan ucapannya.
Naomi menundukkan wajahnya, rasanya sangat canggung.
Meski Stefan bisa dikatakan adalah anggota keluarga yang 'sedikit' lebih dekat dengannya.
Dibanding ayah, ibu, dan juga kakak pertamanya, Anton.
Karena perbedaan usia yang tidak jauh, Naomi sering bermain dengan Stefan.
Stefan hampir setiap hari selalu menemaninya.
Asal dalam satu hal, tidak ketahuan oleh ayah mereka.
Naomi tidak begitu mengerti, mengapa ayahnya sangat tidak suka jika melihat dirinya dekat dengan saudaranya sendiri.
Seolah Naomi tidak memiliki hak apapun, hanya karena dirinya adalah anak perempuan terakhir di keluarga itu.
Sampai di usia remaja, sang ibu ikut dalam memisahkan jarak kedua kakak beradik itu.
Stefan dikirim ke Amerika untuk melanjutkan pendidikannya, bersama Anton.
Dan sekarang, adalah pertemuan pertama keduanya setelah dua tahun tidak melihat wajah satu sama lain.
"Jadi, boleh aku mendengar darimu sendiri tentang orang seperti apa pria yang menikahimu itu?"
"Aku menanyakan pada ibu, ibu bilang 'kau tidak perlu tahu tentang kehidupan adikmu, dia sudah milik keluarga lain sekarang',"
"Keluarga kita memang mengecewakan, sangat jauh dari apa yang dipikirkan orang lain, tapi yang kau harus tahu, kau masih punya aku sebagai kakakmu, yang peduli padamu,"
Naomi menegakkan kembali wajahnya, terdiam sejenak.
Perasaannya bercampur aduk.
Ibunya sendiri mengatakan hal seperti itu pada Stefan.
