14

1K 100 8
                                    

John memang biasanya tidak banyak bicara, lelaki itu bertingkah seperti sewajar dirinya.

Tapi kali ini, Naomi merasa takut untuk mendekatinya.

Tidak tahu alasannya, padahal John tidak sedikit pun menunjukkan indikasi kalau ia sedang marah atau apapun semacam itu.

Setelah memintanya untuk berganti pakaian, dan meminta bibi Hwang untuk dengan cepat mengembalikannya pada Joshua.

Hingga malam tiba, Naomi hanya berani berdiam diri, duduk di sofa ruang tengah.

John pun, setelah makan malam yang sama sekali tidak ada pembicaraan diantara keduanya, memilih untuk masuk ke dalam kamar, dan tidak terlihat keluar sama sekali.

Naomi menyingkap sedikit jubah satinnya, meringis merasakan sakit pada lututnya, memperhatikan memar yang mulai terlihat.

"Padahal aku hanya terjatuh seperti itu, ternyata juga bisa memar, ya?"

Lalu melamun, berpikir, sebenarnya ia masih penasaran, kedatangan John yang tidak seperti biasanya.

Selalu di akhir pekan, tapi hari ini adalah Selasa, dan jika sudah sampai pukul sekarang, kemungkinan John memang ingin bermalam disini.

Jika dipikirkan kembali, sedikit lucu.

Suami yang mengunjungi istrinya hanya di akhir pekan.

Suami yang membiarkan istrinya tinggal di tempat yang cukup jauh dengan kediaman sehari-harinya.

Lalu istri yang hanya bisa berdiam dan menunggu setiap kali kedatangannya.

Naomi hampir ditenggelamkan rasa kantuk, ia hampir menjatuhkan dirinya jika saja tidak ada yang segera menahan.

Wanita itu mengerjapkan matanya dengan cepat, merasakan ada sesuatu yang menahan tubuhnya.

Lengan kekar itu, John.

"Tempat tidurmu sekarang di ruang tengah?"

Naomi mendongak, John berdiri di hadapannya.

Melihat Naomi yang hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun.

"Aku menunggumu sedari tadi," lanjutnya.

John menunggunya?

Oh, Naomi bahkan sedikit pun tidak sampai memikirkan hal itu.

Benarkah?

Hup!

Naomi refleks mengeratkan tangannya berpegangan pada kedua bahu lebar suaminya itu.

John yang tiba-tiba mengangkat tubuhnya, membawanya ke dalam kamar.

Tempat tidur menjadi tempat tubuhnya kemudian didaratkan.

Lalu sentuhan demi sentuhan itu.

John selalu saja bisa membuat dirinya kehilangan kendali.

Terlena dengan setiap perlakuan yang diberikan.

Tiap inchi jari-jari tangannya yang diberikan kecupan lembut.

"Cantik,"

Saat John selalu mengatakan kata 'cantik' setiap memandang wajahnya.

Membuatnya merasa seperti begitu dicintai.

Lagi, setiap kedua pasang mata itu bertemu.

Naomi tersenyum, John menatapnya dengan kilatan hasrat tertahan.

Tangannya bergerak menyentuh wajah lelaki itu.

Bahwa, mungkin sejak awal John mengucapkan janji.

Pernikahan, lalu menjadi suaminya.

Fading The Heartless | JOHNNY SUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang