13

788 93 3
                                    

"Hai, Joshua,"

Joshua Hong, dari kejauhan mendengar suara lembut yang menyapanya.

Lelaki yang tengah menggali tanah di bagian penghujung halaman depan rumahya itu menoleh, mendapati seorang wanita cantik yang berdiri di balik pagar, melambaikan tangan dan dengan senyum kecilnya.

"Naomi?" Joshua bergumam, menyipitkan matanya untuk memastikan, ternyata tidak salah.

Wanita dengan rambut cokelat yang dikuncir kuda, blus santai marun dan rok selutut itu mengulangi sapaannya.

"Masuklah!" Joshua berseru, kemudian Naomi menghampirinya.

Rambutnya yang terkuncir berayun seiring langkah kakinya yang dipercepat.

"Menggali tanah?"

Joshua mengangguk, "Menjauh sedikit, nanti akan mengotori kakimu,"

Naomi menurut, memundurkan dua langkah kakinya.

"Sendirian saja? Di mana Mina? Biasanya dia selalu mengiringi kemana pun kau pergi, kan?" Joshua bertanya.

Naomi tersenyum kikuk, "Mina? Dia sedang sakit perut,"

"Tadi malam, aku dan Mina berlomba memakan ramyun pedas dengan tambahan sepuluh cabai, bibi Hwang yang menjadi jurinya, Mina menang, tapi sedari tadi pagi dia tidak kunjung berhenti masuk keluar toilet, kasihan,"

Joshua menggeleng tidak habis pikir, "Lalu kau?"

"Aku?" Naomi tersenyum, "Aku baik-baik saja, aku menyerah saat menghabiskan seperempat mangkuk,"

Joshua tersenyum saja mendengarnya

"Aku mencoba merawat kembali kebun bunga ibuku di taman belakang,"

"Kalian punya kebun bunga?!"

Joshua mengangguk, mulai memindahkan tanah yang dikumpulkannya ke dalam beberapa ember.

"Ikuti aku,"

Naomi mengikuti Joshua, bahkan menawarkan diri untuk membantu membawakan ember kecil berisi tanah yang lain.

"Wah!"

Naomi menghentikan langkahnya, matanya berbinar menelusuri tiap keliling kebun bunga yang lumayan luas itu menurutnya.

Joshua menoleh, Naomi hanya berdiri sembari membawa ember, dengan wajah mendongak menatap rumah kaca kecil yang menjadi sorot utama di taman itu.

Di dalamnya ada meja dan kursi untuk bersantai.

Tanaman menggantung, pot-pot yang disusun dengan manis.

"Kau suka bunga?"

Naomi mengangguk cepat, "Kurasa semua wanita menyukai bunga, mereka terlihat sangat cantik,"

Menggerakkan jari-jarinya menyentuh perlahan kuncup bunga mawar merah yang belum sepenuhnya mekar.

"Sebenarnya meskipun aku sangat menyukai bunga, dan di kediaman keluargaku dulu, kami juga memiliki taman yang seperti ini, tapi, aku.. tidak pernah diperbolehkan untuk menyentuh bunga-bunga yang ada di sana,"

Fading The Heartless | JOHNNY SUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang