Mr. Mafia 2

5K 364 5
                                    

Wooyoung mengedarkan pandangannya di sekitar kamar yang saat ini di tempatinya, meskipun kamar ini memiliki nuansa yang lebih cerah dari kamar sebelumnya tapi tetap saja Wooyoung di kurung di tempat ini.
Tidak ada celah yang bisa Wooyoung gunakan untuk melarikan diri, satu-satunya pintu di ruangan ini terkunci di tambah jendela yang ada pun di pasang pagar besi sebagai penghalang.

"sial bagaimana aku bisa keluar dari tempat ini sekarang?.
bahkan aku tidak tau dimana ponselku saat ini"

Wooyoung mengacak rambutnya frustasi karna dirinya benar-benar tidak bisa menemukan jalan keluar dari tempat ini, Choi San sepertinya sangat serius dengan ucapannya untuk mengurung Wooyoung di tempat ini.

"bepikirlah Jung Wooyoung, bagaimana caranya agar kau bisa keluar dari tempat ini?"

San melanglah dengan tenang di sepanjang lorong mansion miliknya, senyuman terus terukir dibibirnya begitu membayangkan dirinya akan bertemu dengan seseorang yang ia klaim sebagai miliknya mulai saat ini.

"apa dia berbuat nakal?"

San menoleh pada Yeosang yang berjalan di sampingnya dan orang yang di perintahkan San untuk mengawasi Wooyoung.

"Tidak master, sejauh ini Jung Wooyoung tidak melakukan sesuatu yang mencurigakan"

"Tampaknya dia sudah menjadi anak yang patuh, haruskah aku memberikan hadiah untuknya?"

Dua orang penjaga yang melihat kedatangan San segera membukakan pintu kamar Wooyoun tanpa di perintah.

"Jung Wooyoung!"

San dengan cepat mendekati Wooyoung yang terkapar tidak sadarkan diri di lantai dengan mulut yang mengeluarkan busa.

"cepat panggil dokter kemari"

"baik master"

San dengan mudahnya menggendong tubuh Wooyoung dan membawanya ke ruangan khusus yang di peruntukan untuk pengobatan.
Perlahan San meletakan tubuh Wooyoung di atas ranjang yang sudah tersedia di dalam ruangan itu.

"dimana dokter Park?"

"dalam perjalanan master"

"Perintahkan dia agar lebih cepat"

Tidak lama seorang pemuda tinggi mengenakan jas putih yang biasa di kenakan dokter masuk ke dalam ruangan.

"cepat periksa dia"

"bisa kalian menunggu di luar?"

San menatap Park Seongwha selaku dokter pribadinya dengan tatapan tanya, apa mungkin Wooyoung mengalami sesuatu yang parah?.

"aku perlu ketenangan saat memeriksa pasien, jadi ada baiknya kalian semua menunggu di luar"

"hahhh baiklah lakukan yang terbaik untuknya"

Seonghwa segera menutup pintu begitu San juga Yeosang keluar dai ruangan tidak lupa Seonghwa juga menguncinya.

"kau bisa membuka matamu, tidak ada siapapun saat ini"

Seonghwa tertawa kecil begitu melihat pasien di depannya ini langung membuka mata begitu mendengar ucapannya.

"mereka sudah pergi?''

Seonghwa menganggukan kepala karna Wooyoung berbicara dengan suara yang sangat pelan.

"kau cukup pintar mengelabui mereka semua hanya menggunakan busa pasta gigi"

Wooyoung hanya tersenyum lalu mengusap sisa busa pasta gigi yang tersisa di sekitar bibirnya, yah Wooyoung sendiri tidak sangka jika mereka semua akan percaya begitu saja.

"aku pernah menontonnya di film, tidak kusangka itu benar-benar berhasil
ah aku Jung Wooyoung, bisa kau bantu aku keluar dari tempat ini?"

"aku Park Seonghwa dokter pribadi Choi San
entah aku bisa mengeluarkan mu atau tidak.
ini pertama klainya aku lihat San membawa orang luar ke dalam mansion ini"

"yah aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa berada disini, aku benar-benar ingin keluar
aku rasa Choi San adalah orang gila"

Seonghwa hanya bisa tersenyum mendengar perkataan polos dari Wooyoung, mungkin pemuda ini belum melihat bagaimana Choi San yang sesungguhnya.

"aku tidak bisa mengeluarkan mu dengan mudah, kau tau disini nyawa menjadi taruhannya"

Wooyoung hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban Seonghwa, apa hidupnya benar-benar akan berakhir di tempat ini.

"tidak! pasti ada satu cara"

"kau yakin?"

"tentu saja aku yakin"

Hampir 30 menit lamanya Seonghwa ada didalam ruangan tapi doktmuda itu masih belum menunjukan tanda-tanda keluar dari ruangan itu.

"sial aku tidak bisa menunggu lagi"

San membuka pintu didepannya dengan paksa dan San benar-benar dibuat geram dengan pemandangan di depannya, Seonghwa sudah tidak sadarkan diri di atas tempat tidur yang sebelumnya di tempati Wooyoung.

"peintahkan semua orang untuk menemukan Jung Wooyoung"

"Baik master"

Yeosang berjalan dengan cepat keluar dari ruangan begitu mendengar perintah San.

"rupanya rubah nakal ini ingin bermain dengan ku"

Sementara itu di lain tempat Jung Wooyoung merasa dirinya sedang beruntung karna bisa keluar dengan mudahnya, walaupun ada sedikit rasa bersalah pada Seonghwa karna pada akhirnya Wooyoung harus melumpuhkan Seonghwa agar bisa keluar.
Wooyoung menatap waspada pada apapun yang ada di sekitarnya karna jujur saja Wooyoung tidak tau ada di bagian mana dirinya saat ini dan jalan mana yang harus ia ambil untuk cepat keluar.

"kenapa tempat ini sangat besar?"

Wooyoung berjalan mengendap-endap menyusuri jalan yang ia rasa adalah jalan yang tepat untuk dirinya keluar.

"hey rubah nakal, kau mau kemana hm?"

Wooyoung merasa seluruh tubuhnya mendadak tidak bisa di gerakan saat merasakan sepasang lengan yang melingkar di pinggang, di tambah dengan suara erat yang berbicar tepat di samping telinganya.

"kau memang nakal, apa aku harus menghukummu hm?"

Tidak ada yang bisa Wooyoung lakukan saat San menyeretnya kembali masuk ke dalam mansion, begitu masuk Wooyoung melihat ada banyak sekali orang-orang mengenakan pakaian hitam yang sedang berbaris di dekat pintu masuk.

"bukankah mereka sangat payah, aku hanya memerintahkan mereka menjaga satu rubah manis tapi mereka tidak becus melakukannya"

Jantung Wooyoung berdetak dua kali lebih cepat saat melihat San mengokang senapan tepat didepan matanya, apa mungkin ini akan menjadi akhir hidupnya?.

DORR...

Seluruh tubuh Wooyoung bergetar hebat saat melihat San dengan mudahnya melepas tembakan pada seorang pekerja, seketika tubuh orang itu tumbang seketika dengan luka menganga di dahinya.

"peringatan kecil untukmu, setiap kali kau mencoba kabur maka orang-orang yang ada disini akan menjadi jaminannya.
kau sudah kabur satu kali artinya satu orang harus di korbankan"

Kedua tangan Wooyoung terkepal erat mendengar perkataan San, bagaimana pria itu mudahnya mempermainkan nyawa seseorang.

"apa kau sudah mengerti sekarang?
kau milikku Jung Wooyoung, kau tidak akan pergi kemanapun tanpa ijinku.
atau kau lebih suka mereka merengang nyawa satu persatu?"

Wooyoung menggelengkan kepala saat San berada didepannya dan terus menatap kearahnya.

"good boy, sebaiknya kita kembali ke kamar
ada banyak hal yang harus kau pelajari"

Sekali lagi Wooyoung hanya bisa pasrah saat San membawanya kembai ke kamarnya atau mungkin akan menjadi penjara untuknya mulai saat ini.


Masih mau lanjut tidak?

Mr. Mafia  -   WooSanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang