Mr. Mafia 9

5.3K 374 15
                                        

BUGH...

Satu pukulan Wooyoung layangkan dan berhasil membuat tubuh pamannya itu jatuh tersungkur di sudut ruangan, nafas Wooyoung memburu seakan-akan menahan amarah yang siap untuk meluap kapanpun.

"Apa ini cara yang baik menyambut pamanmu?"

"Seharusnya aku membunuhmu sejak lama"

Kedua tangan Wooyoung terkepal erat saat melihat pamannya yang malah tertawa selagi mengusap sudut bibirnya yang terluka, Wooyoung mengalihkan pandangannya saat mendengar suara pintu yang terbuka, San tidak menunjukan ekspresi apapun saat memasuki ruangan tempat Wooyoung juga pamannya berada.

"Silahkan lanjutkan permbicaraan kalian, aku tidak akan mengganggu"

"Choi San? bagaimana kalian..."

San tidak mengatakan apapun dan memilih duduk di kursi yang ada di sudut ruangan, kedatangan San hanya untuk memastikan Wooyoung baik-baik saja dan San tidak akan melarang apapun yang di lakukan Wooyoung saat ini.

"Dimana kau menyimpan kalung milik ibuku?"

"Kalung? ahh kalung itu sudah lenyap
aku sudah menjualnya tentu saja"

BUGHH..

Satu pukulan kembali  Wooyoung layangkan saat pamannya baru saja bangkit dan berdiri didepannya, punggung pria paruh baya itu membentur dinding dengan keras karna pukulan Wooyoung yang tidak main-main.

"Kau tau betapa berharganya kalung itu untuk orang tua ku?!"

"Aku tidak mau tau bocah, yang aku tau aku mendapatkan uang dari perhiasan bodoh itu"

Wooyoung menggeram pelan saat melihat pamannya yang seakan tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun, karna bukan tanpa alasan Wooyoung meminta San mencarikan pamannya yang sudah lama menghilang.

Bertahun-tahun yang lalu pamannya terlilit hutang karna bermain judi dan membuatnya di kejar para penagih hutan, entah karna terdesak atau apapun tanpa sepengetahuan siapapun pamannya berhasil mencuri sertifikat tanah dan rumah milik orang tua Wooyoung dan menjualnya ke rentenir.

Setelah berhasil menjual surat-surat berharga milik keluarga Wooyoung pamannya itu dengan mudahnya melarikan diri dan menghilang selama bertahun-tahun.
Sayangnya tidak hanya harus menerima kenyataan karna surat berharganya di jual, orang tua Wooyoung juga harus menghadapi para penagih hutang karna ulah pamannya selama bertahun-tahun lamanya.

"Sweetie bisa ikut denganku?"

Wooyoung mengalihkan pandangannya begitu merasakan lengan yang melingkar di pinggangnya, tatapan Wooyoung dan San bertemu untuk beberapa saat tanpa mengatakan namun Wooyoung seakan mengerti apa yang diinginkan San saat ini.
Wooyoung menganggukan kepala dan mengikuti San keluar dari ruang interogasi, tidak lama setelah itu Hongjoong juga Mingi masuk ke dalam ruangan tadi.

"Kenapa membawaku keluar?"

"Tenang sayang, kau bisa melakukan apapun untuk menghabisinya
biarkan aku menyiapkannya untukmu

Aku janji tidak akan membuatmu menunggu terlalu lama"

Wooyoung kembali menganggukan kepalanya disaat San mengecup pipinya, tapi entah kenapa ada perasaan yang aneh begitu San mengatakan sedang menyiapkan sesuatu untuknya dan hal itu membuat Wooyoung menjadi bersemangat.

"kurasa Hongjoong juga Mingi sudah selesai menyiapkannya
Kau ingin melihatnya sekarang?"

Wooyoung mengeratkan genggaman tangannya saat mengikuti San untuk kembali masuk ke dalam ruang interogasi, begitu masuk Wooyoung melihat pamannya dalam keadaan terikat di atas kursi lalu tatapan Wooyoung beralih pada berbagi perkakas yang ada di atas meja.

Mr. Mafia  -   WooSanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang