Mr. Mafia 4

6.6K 464 17
                                        

Saat San mengatakan jika dirinya menjual manusia Wooyoung pikir itu hanya tipuan saja untuk menakuti Wooyoung, namun Wooyoung tidak sangka jika hal itu memang kenyataannya terlebih setelah Wooyoung melihat apa yang ada di depannya saat ini.
Tanpa sadar Wooyoung terus memeluk lengan San saat dirinya juga melewati deretan 'kurungan' yang ada di tempat, bukan tanpa alasan Woyoung terus menempel pada San beberapa orang di dalam kurungan itu berusaha meraih Wooyoung karna itu mau tidak mau Wooyoung berjalan lebih dekat pada San.

"bagaimana menurutmu?"

Ingin rasanya Wooyoung menghantam kepala San dengan sangat keras saat ini juga, sayangnya Wooyoung harus menahannya untuk saat ini karna San kembali mengajaknya masuk ke dalam satu ruangan lain.
Wooyoung mengedarkan pandangannya dan tidak menemukan apapun kecuali sebuah mesin yang ada di tengah ruangan, Wooyoung beringsut berdiri di belakang San saat melihat beberapa pekerja San menyeret soerang pria paruh baya masuk kedalam ruangan yang sama.

"Wahh wahh lihat siapa yang kita dapat disini"

"M-master Choi tolong ampuni saya, saya berjanji akan membayar semuanya"

San menatap datar orang yang saat ini bersimpuh di kakinya dan memohon-mohon untuk di ampuni.

"tentu kau akan membayarnya, kau akan melunasinya secara penuh hari ini
pegang dia"

"baik master"

"tidak..tidak lepaskan aku, master Choi aku berjanji melunasi semuanya"

Tubuh Wooyoung tersentak kecil saat mendengar bunyi mesin yang begitu nyaring, Wooyoung mencengkram jas milik San saat melihat bagaimana pria itu terus di seret dengan paksa mendekati mesin itu.

"ini adalah bagian yang paling menyenangkan sayang, kau harus melihatnya"

"tidak aarghttt"

Wooyoung segera menutupi kedua telinganya dan berpaling saat ia melihat bagimana orang-orang San dengan teganya memotong tangan pria itu di atas mesin.
Seluruh tubuh Wooyoung semakin bergetar saat mendengar teriakan yang semakin keras juga suara mesin yang semakin nyaring.

"sst maaf sayang, apa kau takut?
ini pertama kalinya untukmu kan?
jangan khawatir kau akan terbiasa nantinya"

Wooyoung memejamkan matanya dengan erat juga kedua tangannya yang berusaha menutupi telinganya agar tidak mendengar apapun sayangnya itu semua sia-sia karna Wooyoung masih bisa mendengar teriakan menyakitkan masuk ke dalam pendengarannya.

"h-hentikan..aku ingin pergi kumohon"

Wooyoung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher San saat merasakan kedua tangan San melingkar di pinggangnya dan memeluknya cukup erat.

"tentu kita akan keluar sayang, pertama buka mata mu"

Wooyoung menggeleng ribut mendengar permintaan San walaupun Wooyoung sudah tidak mendengar teriakan ataupun suara mesin tetap saja Wooyoung tidak berani untuk membuka matanya.

"buka matamu sayang, aku janji kau tidak akan melihat apapun"

Bagaimana bisa Wooyoung percaya dengan ucapan San karna Wooyoung tadi melihat dengan jelas bagaimana tangan pria itu di potong menggunakan mesin.

"aku janji kau tidak akan melihat apapun"

Perlahan Wooyoung membuka matanya dan benar saja Wooyoung tidak menemukan pria itu dan hanya melihat mesin tadi tidak mengeluarkan suara, bahkan di ruangan itu hanya ada Wooyoung, San juga Yeosang.
Kemana orang-orang tadi juga pria itu bagaimana bisa mereka pergi dengan cepat dan tidak menyisakan apapun.

"sebaiknya kita lihat tempat lain hm"

Wooyoung tidak bisa mengatakan apapun saat San memeluk pinggangnya dan mengajaknya pergi ke ruangan lain bersama Yeosang yang dengan setia mengikuti Wooyoung juga San.
Wooyoung sungguh kehabisan kata saat memasuki ruangan lain di tempat ini, karna tempat ini juga sama mengerikannya di dalamnya ada beberapa orang berbadan besar penuh dengan tattoo.

"mereka semua anjing peliharaan ku
tapi tidak lama lagi mereka juga akan menjadi anjing peliharaan mu sayang

mereka sedikit liar tapi tenang saja dengan beberapa latihan mereka akan menurut padamu"

San tidak bisa menahan senyumannya saat Wooyoung menggengam tangannya dengan erat.

"mati kau Choi San!"

DORR..

San menatap datar orang yang sebelumnya berniat menikam dirinya berakhir mengenaskan dengan luka tembak tepat di dahinya.
San menoleh ke arah Yeosang yang berdiri mengacungkan senjata tepat di samping tubuhnya.

"hoo kau bergerak cepat Yeosang"

"terima kasih master"

Lain hal nya dengan Wooyoung pemuda manis itu ambruk ke lantai karna menyaksikan apa yang baru saja terjadi di depannya, San mengalihkan pandangannya karna merasakan tarikan di tangannya mendapati Wooyoung yang duduk di lantai dengan tatapan kosong.

"hey sweetie kau pasti terkejut hm?
it's okay, first time always make you scare"

Melihat tidak ada respon yang di berikan Wooyoung membuat San terpaksa menggendong Wooyoung secara bridal dengan mudahnya.

"kurasa cukup untuk hari ini, kita bisa belajar lain kali
Yeosang take care of the rest"

"yes master"

--------------------

"Hahhh"

Wooyoung mengedarkan pandangannya begitu dirinya membuka mata, helaan nafas terdengar dari Wooyoung begitu mendapati dirinya ada dikamar nya walaupun berada di mansion milik San.

"Apa itu semua hanya mimpi?"

Wooyoung menatap pintu keluar untuk sesaat karna samar-samar ia mendengar suara dari ruangan lain dan bukan hanya satu orang saja.

"Apa ada orang lain lagi di tempat ini?"

Karna di landa rasa penasaran yang besar akhirnya Wooyoung memutuskan keluar dari kamar dan melangkah perlahan menuruni tangga.

"Ah kau sudah bangun"

Wooyoung ingat siapa yang ada di depannya ini, Park Seonghwa dokter yang sempat menolongnya dan sempat ia manfaatkan untuk bisa kabur dari tempat ini.

"Bergabung saja kebetulan aku sedang menyiapkan makanan"

"Terima kasih"

Karna terlanjur sudah ada di sini Wooyoung memilih duduk di kursi yang ada didekat meja makan, tapi pandangannya terus tertuju pada 3 orang asing yang berkumpul di ruang tengah jujur saja ini pertama kalinya Wooyoung melihat mereka.

"Barang kali ini berkualitas bagus"

"Tidak kusangka tua bangka itu benar-benar menjaga tubuhnya dengan baik
Semua organ nya sangat baik dan berharga mahal"

"Kira cukup beruntung untuk kali ini"

"Apalagi mata dan jantung nya, woahh mereka berharga 2x lipat untuk kali ini"

Wooyoung terdiam di tempatnya saat mendengarkan pembicaraan ketiganya, itu artinya yang Wooyoung lihat di tempat itu bukanlah mimpi dan itu semua kenyataan?.

"Kau pasti masih terkejut atas apa yang terjadi, aku menyiapkan teh untukmu"

Wooyoung menatap secangkir teh yang Seonghwa siapkan untuk nya beberapa saat sebelum meneguknya dengan pelan.

"Ah mereka itu rekan San
Yang sedikit kecil itu kekasih ku namanya Kim Hongjoong
Lalu yang 2 tinggi itu Song Mingi juga Jung Yunho

Mereka yang mendistribusikan barang-barang dari bahan yang kau lihat di tempat sebelumnya"

"Jadi itu sungguhan"

Wooyoung meremas cangkir di tangannya karna mendapati kenyataan lain dari seorang Choi San, apa mungkin jika Wooyoung kembali melawan dirinya akan berakhir seperti orang-orang itu?.

"Itu semua tergantung bagaimana sikap mu sweetie"

Mr. Mafia  -   WooSanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang