VI. CANGGUNG

50 20 28
                                        

Happy Reading🍑

"Tapi sayang."

"Gue udah sayang sama lo dari kita kecil. Kalo suka itu cuma sesaat doang." Lanjut Mahendra.

Seketika suasana disana menjadi hening. Lalu tiba-tiba penjual itu memecahkan keheningan itu.

"Ini kak pesanannya udah selasai semuanya."

"Oh iya jadi berapa Kak? Tanya Mahendra."

"Semuanya jadi 24.000 kak."

"Ini Kak." Ucap Mahendra dan Ara bersamaa.

Kakak penjual itu bingung menerima uang dari siapa.

"ga papa dari gue aja."

"Ga usah dari gue aja. gue kan yang nyuruh berhenti disini buat beli bobanya."

"Ga ra dari gue aja."

"Gue aja Dra."

"Ekheemm mending gini aja saya ambil punya kakak ini 12 sama kakaknya juga 12 jadi impas ya." Ucap kakak penjual boba itu sembari mengambil uang 12.000 an dari masing-masing dari mereka berdua.

Suasananya menjadi canggung lagi. Mereka hanya bisa memandang ke arah lain agar mata mereka tidak bertemu dan membuat suasana menjadi canggung lagi.

"Emmm kita balik yuk udah sore." Ajak Mahendra

"Heem."

●○♡○●

Esoknya Ara berangkat sekolah pagi-pagi sekali dengan berjalan kaki agar ia tidak bertemu dengan Mahendra. Ia takuut akan menjadi canggung lagi seperti kemarin. Namun ada  satu yang berbeda darinya, Ia jarang sekali mengikat rambutnya ke jika ke sekolah, tapi hari ini ia mengikat rambutnya.

Namun dugaan Ara salah karena baru saja beberapa meter berjalan ternyata Mahendra juga memutuskan untuk berjalan kaki dan berangkat pagi-pagi sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun dugaan Ara salah karena baru saja beberapa meter berjalan ternyata Mahendra juga memutuskan untuk berjalan kaki dan berangkat pagi-pagi sekali. Tetapi Ara belum menyadari ada orang di belakangnya.

"Gara-gara kemarin ini kok gue jadi malu ya kalo ketemu si Hendra. Ah ngapain juga kemarin gue pake nanya suka gue apa nggak sih. Gue harus cerita nih sama Valerina eh nggak deh ntar dia malah mikir yang nggak-nggak."

Sedangkan di belakangnya Ara, Mahendra belum menyadari kalo orang di depannya adalah Ara. Karena  ia jarang sekali melihat Ara mengikat rambutnya. 

"Kenapa juga kemaren gue jujur, jadi ginin kan gue jadi gak berani ketemu Ara.Kalo di kelas juga gimana pasti bakal ketemu terus mana tempat duduk gue kan di belakang dia. Akhh bodo amat dah yang penting pagi ini gak ketemu." Mahendra pun menendang kaleng bekas minuman  yang ada di depannya, dan tak sengaja kaleng yang ditendang itu mengenai gadis yang ada di depannya yang ternyata itu adalah Ara.

"Aduuuhh sakit banget. Siapa sih yang lempar kaleng ini sih." Kesal Ara sambil mencari-cari pelaku yang melemparinya kaleng itu sampai mengenai kepalanya.

MAHENDRA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang