Saat Taehyung terus memandanginya dengan aneh, Chrysant segera memeriksa pakaiannya kalau saja ada kejanggalan. "Apa sih?" Chrysant menggumam sambil membenarkan pakaiannya.
Chrysant sebenarnya tidak benar-benar perlu bertanya. Orang keras seperti Taehyung biasanya tidak menghargai wanita yang menangis, tapi jika pun anggapan itu benar, dia harus menerimanya. Siapa pun akan merasa dalam kesulitan jika ada di posisi Chrysant. Siapapun. Tapi pria itu tidak mengatakan apa pun mengenai betapa lemahnya orang yang menangis pada umumnya atau mengenai Chrysant secara khusus. Taehyung malah mengambil piring berisi ayam dari nampan dan mulai makan.
Jengkel dengan Taehyung yang bersikap aneh dan dengan seluruh situasi itu, Chrysant kembali ke kursinya. Kehilangan pisau cukur telah merenggut bahan pokok dari perlawanannya, dan walaupun ia sesungguhnya pejuang, ia memutuskan untuk menunggu lagi. Jika akan membunuhnya, mereka sudah akan melakukannya sekarang. Masalahnya sekarang adalah bagaimana meloloskan diri. Chrysant berdoa semoga kesempatan itu akan segera datang. Dan semoga kesempatan itu tidak melibatkan upacara pemakaman serta sekaleng kopi berisi abu tubuhnya.
Ketika Taehyung memotong paha ayam, setengah melamun, Chrysant berpikir tangan pria aneh itu indah. Oke, sekarang ia juga jengkel pada diri sendiri. Brengsek, Taehyung telah menggunakan tangan itu untuk menahan tubuhnya dan melepaskan jasnya seolah Chrysant hanya boneka. Dan hanya karena kemudian jasnya dilipat dengan hati-hati tidak membuat Taehyung menjadi pahlawan.
Kesunyian berlangsung lama dan suara pisau serta garpu perak bertemu piring mengingatkannya akan makan malam dengan kesunyian yang mengerikan bersama orang tuanya. Kenangan yang membosankan itu langsung saja hinggap di kepala Chrysant. Hidangan yang dimakan di ruang makan yang penuh sesak itu menyakitkan. Ayahnya duduk di kepala meja seperti raja yang selalu tidak setuju pada semua hal terutama jika ayahnya melihat bagaimana makanan digarami dan dimakan.
Bagi sang ayah yang juga berprofesi sebagai dokter, hanya daging yang boleh digarami, sedangkan sayur-sayuran tidak, dan karena dia berpendapat demikian, semua orang di rumah harus mengikuti contohnya. Secara teori Chrysant sering kali melanggar aturan tanpa garam tersebut. Chrysant sedemikian belajar memutar pergelangan tangannya agar bisa menaburkan garam pada brokoli kukus, kacang rebus, atau timun bakarnya.
Chrysant langsung menggeleng. Gadis itu merasa harus segera mengenyahkan memori tak enaknya. Setelah sekian lama dan setelah ayahnya tiada, Chrysant seharusnya tak lagi kesal karena itu hanya buang-buang emosi. Lagi pula ada hal lain yang harus ia khawatirkan saat ini.
"Tanya aku," Taehyung tiba-tiba berkata.
"Tentang apa?" Tanya Chrysant. Taehyung tak langsung menjawab. Pria itu mengelap bibirnya dengan serbet kain tenun.
"Tanya aku apa yang ingin kauketahui."
"Itu akan membuat tugasku semakin sulit pada akhirnya, tapi well setidaknya kita tak perlu duduk di sini mendengarkan suara garpu dan pisaumu."
"Tugas apa tepatnya yang harus kaulakukan pada akhirnya?"
Mudah-mudahan bukan membeli kantong sampah untuk menaruh bagian-bagian tubuh Taehyung, batin Chrysant geram.
"Kau tak tertarik pada siapa diriku?" Taehyung tak sabar menunggu jawaban Chrysant dan kembali bertanya.
"Begini saja, lepaskan aku, dan aku akan menanyakan banyak pertanyaan mengenai ras kalian. Untuk saat ini, aku agak terganggu dengan bagaimana akhir dari liburan singkat yang menyenangkan di atas kapal para Bajingan ini."
"Aku berjanji kepadamu--"
"Ya, ya. Tetapi kau juga melucutiku. Dan jika kau berkata itu demi kebaikanku, aku tak akan bertanggung jawab atas balasanku." Chrysant menunduk menatap jemarinya yang pendek dan mendorong kutikulanya. Dia melakukannya pada semua jari tangan kanannya. Setelah selesai dengan tangan kiri, ia mendongak.
YOU ARE READING
THE DESTINY
Fanfiction"Siapa nama laki-laki yang akan kunikahi?" Dia tidak berharap papan itu akan bergerak dan benda itu memang tetap diam. Sampai setelah beberapa kali pun benda itu tetap bergeming. Chrysant frustasi. Lalu tiba-tiba Halley mengangkat dan memantul-mant...