Chrysant menoleh ke sebelah kiri. Perawat yang melucuti pakaian si pasien kini terbaring di lantai setelah berteriak, kejang kejang dengan lengan dan tungkai bergerak-gerak di lantai. Di tangannya, Chrysant melihat sarung tangan hitam yang tadinya dipakai si pasien.
Selama sepersekian detik semua mematung.
"Dia hanya menyentuh tangannya," seseorang berkata.
"Kembali bekerja!" Chrysant mengingatkan. "Pamela, kau periksa dia. Aku ingin tahu bagaimana keadaannya segera. Yang lain semua siaga. Sekarang!" Perintahnya menggerakkan semua staf.
Semua orang kembali memusatkan perhatian sementara si pasien dibawa ke ruangan sebelah, dan Pamela, salah satu residen, mulai mengobati si perawat.
Kemudian hasil foto rontgen dada tampak baik-baik saja, tetapi kualitas hasil ultrasonografinya buruk. Namun, keduanya menunjukkan tepat seperti yang Chrysant perkirakan : tamponade perikardial dari luka tembak di ventrikel kanan, darah merembes ke kantong perikardial dan menekan jantung, mengganggu fungsinya dan membuatnya tidak memompa dengan baik.
"Kita perlu ultrasonografi abdomen. Sementara itu aku akan berusaha mengurus jantungnya."
Setelah memastikan cedera yang lebih berat memang terjadi, Chrysant ingin lebih banyak informasi tentang luka tusuk si pasien. "Dan setelah itu selesai, aku mau kedua mesin dicek. Sebagian foto dada ini memiliki gema."
Ketika seorang residen melakukan pemeriksaan ultra sonografi pada bagian perut pasien, Chrysant mengambil jarum spinal ukuran dua puluh satu dan memasangkannya ke suntikan ukuran lima puluh cc. Setelah seorang perawat mengoleskan Betadine di dada pasien, Chrysant menusuk kulit pasien dan menyusuri anatomi tulangnya, menembus kantong perikardial dan menyedot keluar empat puluh cc darah untuk meringankan tamponade perikardial.
Lalu Chrysant memberi perintah untuk menyiapkan kamar operasi di lantai atas dan memberitahu tim bypass jantung agar siap siaga. Kemudian Chrysant memberikan suntikan berisi darah kepada perawat untuk dibuang.
"Mari lihat bagian abdomennya."
Mesinnya jelas bertingkah karena gambar yang dihasilkan di ultrasonografi tidak seperti yang Chrysant harapkan. Meskipun demikian, hasil gambar itu memberikan berita baik, yang kemudian dipastikan ketika Chrysant melakukan palpasi di daerah tersebut. Tampaknya tidak ada organ penting yang terkena.
"Oke, abdomen tampak aman. Mari kita pindahkan dia ke atas sekarang juga."
Ketika berjalan keluar dari belalai, Chrysant melongok ke ruangan tempat Pamela mengobati si perawat.
"Bagaimana kabarnya?"
"Sudah membaik." Jawab Pamela. "Jantungnya berangsur stabil setelah kami menyetrumnya."
"Dia sempat mengalami fibrilasi? Ya Tuhan."
"Tepat seperti si petugas telepon kemarin. Seperti habis kesetrum aliran listrik tegangan tinggi."
"Kau sudah menelepon Adam?"
"Ya, suaminya akan datang."
"Bagus. Jaga gadis kita ya."
Pamela mengangguk dan menoleh memandang koleganya. "Selalu."
Chrysant menyusul pasiennya ketika petugas mendorong si pasien sepanjang belalai dan menuju lift yang akan mengantarkan mereka ke ruang bedah. Setelah naik satu lantai, Chrysant mengenakan pakaian operasi dan mensterilkan tangan sementara perawat memindahkan pasiennya ke meja operasi. Atas permintaannya, alat bedah kardio serta rontgen yang diambil di toraks dan mesin bypass jantung dan paru telah disediakan dan hasil ultrasonografi sarung tangan lantai bawah tadi bersinar di layar komputer.
YOU ARE READING
THE DESTINY
Fanfiction"Siapa nama laki-laki yang akan kunikahi?" Dia tidak berharap papan itu akan bergerak dan benda itu memang tetap diam. Sampai setelah beberapa kali pun benda itu tetap bergeming. Chrysant frustasi. Lalu tiba-tiba Halley mengangkat dan memantul-mant...