The Correct Strange Board

0 0 0
                                    

"T, A, E, H, Y, U, N, G."

Chrysant seperti tersambar petir lagi ketika Taehyung mengulang mengeja namanya. Kengerian dalam rongga dada Chrysant yang ia rasakan dua puluh tahun lalu ketika ia bermain bersama Halley merasuk lagi seperti sengatan listrik berkekuatan besar secara tiba-tiba.

Taehyung. Taehyung. Taehyung.

Nama Taehyung berputar-putar dalam kepalanya. Silih berganti dengan wajah Halley, adik Chrysant yang telah meninggal. Membuat Chrysant ingin berlari ke kuburan Halley, menggali makam adiknya itu, mengguncang bahu adiknya yang pasti sudah tinggal tulang belulang, dan berteriak hebat tentang bagaimana papan itu benar-benar mengatakan hal-hal yang sesungguhnya.

"Kayaknya alatnya rusak, Chrys. Anak laki-laki macam apa yang namanya Taehyung?" Halley bergumam.

"Papannya tidak rusak. Semua ini benar. Dan dia seorang vampir." Gumam Chrysant ketika pertanyaan Halley dua puluh tahun lalu bergema lagi di dalan benaknya.

"Apa?" Suara Taehyung tiba-tiba menyentak kesadaran Chrysant.

"Kau... Aku..." Chrysant terbata ingin memberitahu apa yang sedang Chrysant pikirkan pada Taehyung. "Ah, dengar... aku ingin memeriksa perbanmu. Mungkin sekarang sudah bisa dilepas." Tapi Chrysant tak melanjutkannya. Dia mengalihkan pikirannya lagi demi menutupi ketakutannya akan apa yang papan itu katakan tentang Chrysant akan menikah dengan seorang anak laki-laki bernama Taehyung yang sebenarnya jika dipikir lagi dengan semua keterlibatan papan aneh itu, Taehyung bukanlah anak-anak, melainkan kakek-kakek.

Semua ini benar-benar sinting, pikir Chrysant. Tapi kalaupun memang benar, berarti semua ini benar-benar sinting.

"Silakan saja." Taehyung mendorong tubuhnya di atas bantal. Ketika selimut Taehyung tersingkap dari bahu, Chrysant berhenti sejenak. Taehyung tampak tumbuh lebih besar dengan kembalinya kekuatannya. Lebih besar dan lebih membuat saliva Chrysant hampir menetes.

Oh Tuhan kesintingan lain.

Chrysant mengalihkan pikiran dari hal itu dan berusaha fokus pada masalah medis yang ia hadapi seolah masalah ini merupakan perahu penyelamat. Dengan tangan yang mantap dan profesional, Chrysant menyingkap selimut dari dada Taehyung dan melepaskan plester dari perban di antara otot dadanya. Gadis itu mengangkat perban dan menggeleng. Luar biasa. Satu-satunya tanda yang masih tertinggal di kulit Taehyung hanyalah bekas luka berbentuk seperti bintang yang sudah ada sebelumnya. Tanda-tanda bekas operasi sudah tinggal warna yang agak gelap di kulit. Chrysant bisa berasumsi bagian dalamnya juga sudah sembuh.

"Apakah ini biasa?" Tanya Chrysant. "Pemulihan secepat ini?

"Ya, diantara brotherblood, hal-hal seperti ini sudah biasa."

Chrysant tak bisa menutupi keterkejutannya. Jika bisa mempelajari bagaimana sel-sel tubuh mereka beregenerasi, ia mungkin bisa mengungkap sebagian rahasia proses penuaan pada manusia.

"Lupakan pikiran-pikiran ilmuwanmu yang sangat jelas tertulis di jidatmu." Taehyung mengatupkan rahang sambil menggeser tungkainya dari sisi lain tempat tidur. "Kami tidak mau dijadikan tikus lab untuk spesiesmu."

Chrysant membuka mulut dan Taehyung langsung menyela. "Jika kau tak keberatan, aku akan mandi dan merokok. Dan sebelum kau menguliahiku dengan ilmu-ilmumu, aku akan memberitahu bahwa kami tidak akan kena kanker."

"Kau tak kena kanker? Kenapa? Bagaimana?" Chrysant memberondong Taehyung dengan penuh penasaran.

"Nanti. Sekarang aku butuh air panas dan nikotin."

Kening Chrysant berkerut. "Aku tak mau kau merokok di dekatku."

"Makanya aku akan melakukannya di kamar mandi. Di sana ada kipas penghisap asap." Ketika Taehyung berdiri dan seprai terjatuh dari tubuhnya, Chrysant segera memalingkan muka. Seorang pria tanpa busana bukan sesuatu yang baru baginya, tapi entah mengapa Taehyung yang jelas adalah pasiennya terasa berbeda bagi Chrysant. Mungkin karena tinggi Taehyung hampir seratus sembilan puluh sekian sentimeter dan tubuhnya kokoh seperti terbuat dari batu bata.

THE DESTINYWhere stories live. Discover now