"Ayahku tak ingin aku bereproduksi."
Cerita dadakan Taehyung pada Chrysant membuat gadis itu menatap tajam pasiennya. "Apa?" Lalu di dalam hati dia meracau sendiri, "berarti apakah itu artinya kalau kita menikah nanti, kita tidak akan punya anak?" Karena teringat akan papan anehnya yang mengatakan bahwa dia dan Taehyung akan menikah.
Taehyung mengangkat tangan yang ditutupi sarung, kemudian mengayunkannya. "Aku tidak normal. Tahu kan maksudnya? Jadi ayahku mencoba menyembuhkanku seperti binatang. Tentu saja, ada semacam hubungan menyenangkan antara penyembuhan dan hukuman."
Ketika napas Chrysant mengembus dalam helaan yang terdengar simpatik, Taehyung menudingnya dengan telunjuk. "Jika kau menunjukkan rasa kasihan, aku akan berpikir dua kali tentang sumpah anti gigit yang baru saja kuberikan."
"Tidak ada. Aku tidak merasakan apapun. Aku janji," Chrysant berbohong dengan lembut. "Tapi apa hubungannya hal itu dengan kau minum dari atau orang lain minum dari--"
"Aku hanya tak suka berbagi." Potong Taehyung cepat.
Taehyung sendiri, Chrysant berpikir. Tidak dengan siapapun kecuali mungkin Jimin. Lalu dengan pelan Chrysant menggosokkan waslap pada tulang kering Taehyung. "Kau dihukum karena apa?"
"Bolehkah aku memanggilmu Chrysant?"
"Ya. Boleh." Chrysant kembali mencelupkan waslap di baskom dan menggosokkannya pada betis.
Ketika Taehyung kembali terdiam, Chrysant membiarkannya. Di bawah tangannya, lutut Taehyung tertekuk, paha di bawahnya mengencang dan mengendur dengan aliran yang indah. Mata Chrysant mengerling pada bukti perasaan naluriah pria itu dan gadis itu menelan salivanya dengan susah payah.
Sialan! Stockholm lagi!
"Jadi apakah sistem reproduksimu bekerja dengan cara yang sama dengan kami?" Tanya Chrysant akhirnya.
"Kurang lebih begitu."
"Pernahkah kau melakukannya dengan manusia?"
"Aku tidak tertarik pada manusia."
Chrysant tersenyum canggung. "Kalau begitu aku tak akan tanya siapa yang sedang kau pikirkan."
"Bagus. Kurasa kau tak akan nyaman mendengar jawabannya."
Lalu Chrysant teringat bagaimana cara Taehyung memandangi Jimin. "Apa kau gay?"
Taehyung menyipit. "Kenapa kau bertanya begitu?"
"Kau tampak dekat sekali dengan Jimin, temanmu yang suka pakai topi baseball."
"Kau tahu dia, ya? Dari masa lalunya sebelum dia jadi vampir, benar?"
"Well dia tampak familier, tapi aku tak ingat siapa dia."
"Apa kau terganggu?"
Chrysant menggosokkan waslap ke atas lutut Taehyung dan menuju pangkalnya, lalu dengan cepat mengalihkan arah gerakannya. "Jika kau gay? Sama sekali tidak."
"Karena itu akan membuatmu lebih aman, ya, kan?"
"Dan karena aku berpikiran terbuka. Sebagai dokter, aku cukup paham apa pun pilihan kita. Lagipula dalam diri ini kita semua sama."
"Well, setidaknya yang manusia." Lanjut Chrysant tapi hanya dalam hati.
Chrysant duduk di sebelah nakas dan mendorong tangannya kembali menyusuri tungkai Taehyung. Lantas napas Taehyung terhenti dan tubuhnya bereaksi. Ketika panggulnya mulai bergerak, Chrysant mendongak menatap wajah pasiennya. Taehyung menggigit bagian bawah bibir dan taringnya menusuk ke kulit yang lembut.
YOU ARE READING
THE DESTINY
Fanfiction"Siapa nama laki-laki yang akan kunikahi?" Dia tidak berharap papan itu akan bergerak dan benda itu memang tetap diam. Sampai setelah beberapa kali pun benda itu tetap bergeming. Chrysant frustasi. Lalu tiba-tiba Halley mengangkat dan memantul-mant...