[AURORA XIII] - Claire De Lune

7.2K 757 16
                                    

Suara pintu terketuk membuatku semakin cemas. Bagaimana caraku mengembalikan diriku sendiri? Aku berusaha memejamkan mata dan membayangi diriku, tapi ketukan di pintu memperburuk suasana hatiku. Konsentrasiku terbuang entah kemana.

"My Lady?" Lucien.

"Tunggu." suaraku. Kenapa juga suara Chailyn?!

"Ada apa dengan suaramu?" aku diam dan melihat Mirror, berharap Chailyn akan muncul di saat yang tepat dan menolongku. Apa apaan ini? Kekuatan macam apa ini? Ia tidak pernah memberitahuku bahwa ketujuh Auroraku memilikki kekuatan berubah wujud seperti ini.

"Siapa di dalam?" sepertinya Pangeran Lucien sudah mulai curiga.

Kenop pintu telah berputar, saat Pangeran Lucien membukanya, aku segera menariknya dan menutup pintuku. Aku bersandar dengan lelah di pintu.

"Tolong jangan katakan bahwa aku terlihat seperti Chailyn. Aku tidak tahu kenapa aku bisa menjadi dirinya dan tidak bisa kembali seperti semula. Ini... mengerikan."

"Aku hampir mati jantungan, itupun jika aku masih bisa mati karena jantungku yang tak benar benar berdetak ini."

Aku menatapnya tajam, "Ada apa kau mencariku?"

"Aku ingin mengajakmu makan, tapi melihat kau berubah menjadi Putri Chailyn sudah pasti kau tidak akan bisa keluar."

"Itu kau tahu. Kenapa kau tidak pergi?!"

"Karena kau menghalangi pintunya?"

Aku mendengus dan meningkir dari pintu, "Sebuah kehormatan dapat membukakan pintu ini untukmu, Your Highness." sindirku.

Tapi ia malah mendorong pintu tersebut dan bersandar di sana. "Dan sungguh kehormatan bila aku bisa berduaan bersamamu, My Lady."

•••

Meja riasku sudah tidak berada pada tempatnya saat ini, semua barang di kamarku berantakkan. Kami tidak akan menbuang waktu hanya karena aku berubah menjadi Putri Chailyn. Kami berlatih menggunakan barang apa saja yang ada. Khususnya kami akan melatih Aurora milikku.

Pangeran Lucien telah menyiapkan air untukku tapi ini bukan saatnya untuk meredam. Aku akan melatih salah satu elemenku, air. Pangeran Lucien memerintahkanku untuk fokus pada air dan mengumpulkan tenaga dalamku, hampir sama dengan berlatih telekinesis.

"Kau harus mengumpulkannya di sini." Pangeran Lucien memegang perutku, kami bertatapan beberapa saat, "Di perutmu. Lalu rasakan bahwa tenagamu mengalir kesetiap jengkal tubuhmu."

Aku mengangguk dan mencobanya. Aku menarik nafas berkali kali agar diriku tidak terganggu akan kehadiran Pangeran Lucien. Lalu aku merasakannya, rasanya seperti sesuatu selain darahmu ikut mengalir dalam dirimu. Berpusat pada perutmu. Aku mengerakkan tanganku, terdengar suara air begerak tetapi kembali seperti semula.

Aku membuka mataku untuk melihat sejauh mana pergerakan air tersebut. Dan hasilnya mengecewakan. Airnya berhasil terangkat keudara tapi tidak lebih tinggi dari yang ku harapkan. Layaknya aku anak kecil yang suka bermain dengan gelembung mandi hingga gelembung itu berterbangan kecil.

"Kau harus lebih fokus, Lily."

Aku mendengus, "I try."

Ku tutup mataku dan ku bayangkan jika aku memiliki kekuatan terbesar dalam diriku. Kekuatan yang berbahaya. Kekuatan yang dapat membuat alam pun bergerak karenanya. Kekuatan yang berpusat di perutku, yang mengalir hingga ujung kaki ku. Sebuah kekuatan yang akan mengendalikan dunia ini hingga alam pun tahu siapa aku.

Aku menggerakan tanganku dengan segenap tenagaku. Seluruh air di kamar mandiku bergerak mengikuti gerakan tanganku. Semuanya.

"Boleh juga untuk pemula."

MIRROR: ReflectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang