Aku menatap cermin di hadapanku. Menatap pantulan Angels Mirror.
Tiba tiba Chailyn muncul ia tersenyum. Senyum yang sangat lemah, menandakan bahwa aku harus secepatnya membangunkannya. Waktunya di dalam Mirror telah berakhir. Ia harus kembali.
"Aku, seperti sinar matahari." gerakan bibirnya tanpa suara membentuk kalimat aneh itu.
•••
Langkah kakiku terasa menggema di kamar ini, Lucien menyusul dari belakang. Hari ini aku menggunakan gaun buatan ibuku karena aku tidak tahu kapan aku bisa menggantikan Victorian dan yang terpenting, apakah aku mau?
Katya sudah kembali beberapa saat yang lalu dan keadaan tampak mulai kembali seperti biasanya.
Sepi, hening, tanpa keceriaan.
Mungkin hanya aku yang baru menyadarinya karena terlalu bahagia dengan cintaku sendiri.
"Ini pasti milikmu." ia mengulurkan Nunchaku yang entah bagaimana bisa ada di tangannya. Bahkan aku lupa meletakkan benda itu dimana. "Aku akan ada disini dan kau bisa pastikan bahwa kau tidak sendirian." kata Lucien seraya berdiri bersandar di pilar ranjang Chailyn.
Aku menghela nafas dan mengangguk lalu menatap Chailyn, ia cantik. Selalu. Kapan aku bilang bahwa ia tidak cantik? Oke itu tidak penting. Aku melepaskan kalungku dan meletakkannya di leher Chailyn.
"Chailyn bangunlah." bisikku seraya menggenggam tangannya.
Tidak ada reaksi.
Aku memejamkan mataku, "Bukankah kau bilang ingin bangun? Bahkan aku rela mati untukmu, bodoh."
Coba berpikir, Cara! Apa yang kira kira bisa membangunkannya?
Mantra? Semacam 'Claire De Lune' yang mengeluarkan simbol Pentagram sebagai kekuatan? Tapi... Pentagram juga melambangkan roh atau jiwa. Seharusnya ini berhasil.
Atau aku perlu mengikrarkan sumpah bahwa aku rela mati demi kebangkitannya? Sial. Ini akan jadi akhir yang menyebalkan.
Jadi mantra seperti apa yang bisa aku coba? Aku bukan penyihir. Aku tidak tahu.
"Lily..." panggil Lucien.
Aku menoleh, ia berjalan mendekat dan duduk di samping ranjang Chailyn. Tangannya mengusap punggung tanganku untuk meyakinkan bahwa aku bisa. Tapi aku tidak bisa.
Tidak kecuali jika aku memilih mati.
"Aku tidak mengerti, Lucien." desahku frustasi.
"Aku yakin kau bisa."
"Tapi aku harus apa?" tanyaku lirih yang bahkan tak butuh jawaban darinya.
Aku menatap keluar jendela balkon dari pinggir ranjang Chailyn, sinar matahari membuatku seperti teringat pada bayangan Chailyn yang secerah matahari. Matahari..
Ya. Chailyn mengatakannya tadi. Dalam mimpiku. Aku seperti sinar matahari. Chailyn seperti sinar matahari.
"lumière du soleil."
Semoga ini berhasil.
"Apa yang terjadi?" tanya Lucien saat cahaya berpendar menyilaukan dari Angels Mirror dan terserap masuk kedalam tubuh Chailyn.
Aku menggeleng, "Entahlah aku hanya terbayang oleh Chailyn dan sinar matahari yang begitu terasa seperti dirinya. Cerah, melambangkan keceriaan dan tentu saja di butuhkan semua mahluk di dunia ini." kataku terus menatap Chailyn dan Angels Mirror.
Lalu aku menatap Lucien, "Terima kasih, Lucien. Kau mau menemaniku."
"Aku harap akan ada akhir yang bahagia setelah semua pengorbanan ini. Peperangan ini. Semua nyawa yang telah mati tidak mungkin sia sia, kan?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR: Reflection
FantasíaI. Chapter One Cara Nicole hanyalah gadis biasa yang menjadi kunci kedamaian Dixie Mirror. Dunia Cermin itu terhubung dengannya melalui cermin yang ada di kamarnya bahkan sejak ia belum lahir. Ia tertahan di sana karena tugasnya untuk menyelamat...