Misteri.
Seperti kata Linette kemarin. Akhirnya hari ini aku memutuskan kembali berkunjung ke Scorpius, tempat yang jadi sering aku kunjungi.
Katya tampak bahagia bersama Arthello saat aku tiba tiba datang dan meminta izin untuk menemui Putri Katya.
"Apa Pangeran tahu?" tanyaku pelan setelah Arthello pergi.
"Tidak," Katya menggeleng. "Aku tidak mungkin memberitahukannya tentang hal ini."
Miss Faerish datang tepat setelah kami meminta pelayan untuk memanggilnya, "Kau kemari, Cara."
Aku mengangguk, "Sesuatu mengharuskanku datang kemari dan menemui kalian."
"Ada apa?"
"Bisakah kita bertindak nekat saja?" tanyaku.
Katya menatapku bingung, "Apa maksudmu?"
"Kita harus masuk kedalam kamar Witches." tekanku. "Atau mungkin aku saja dan kalian yang berjaga."
Muse menggeleng, "Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Kita akan mendapat masalah jika tertangkap."
"Tidak jika kita bersama Katya. Ia adalah Putri di sini. Tak akan ada yang curiga. Sementara kita harus mengendap endap menyusulnya."
Katya mengangguk, "Bisa kita coba." ia menunjukkan cengirannya.
Kami berjalan seperti biasa melewati kamar Ratu Violence. Melihat apa penjagaan di sana begitu ketat. Persis seperti dugaan.
Aku dan Muse akan memutar dan memanjat kastil kerajaan, sementara Katya akan membuka kaca balkon kamar ibunya. Cukup sulit untukku, tapi tidak untuk Muse.
"Cepat sedikit, Cara."
Aku mendengus, "Ini tidak semudah yang aku bayangkan."
Setelah berhasil memasukki kamar Witches, kami menatap kamar yang luas itu. Katya berjaga di jendela sementara Muse di belakang pintu. Aku mencari cari sesuatu yang dapat menjadi petunjuk bagus tanpa harus merusak kamar Witches.
Aku melihat banyak buku di dalam lemari. Kira kira buku seperti apa yang dapat menjawab semua ini?
"Aku tak tahu banyak tentang ibuku. Tapi coba kau cari di meja riasnya."
"Apa kalian yakin, Witches tidak meramalkan hal ini akan terjadi pada kamarnya?"
"Soal hal itu," aku menarik laci meja rias. "Aku juga tidak yakin."
Lalu aku menemukan sesuatu. Kertas ini. Seperti tidak asing.
Dan yang terakhir, kekuatan kedelapan milik Mirror Aurora adalah perubahan.
"Cepatlah! Aku merasakan keberadaan ibuku di kastil ini."
Aku langsung mengalihkan pandanganku dan menutup laci tersebut. Aku bergegas menutup lemari buku yang tadi aku buka. Tapi siapa sangka hal yang terburu buru itu membuat beberapa buku berjatuhan?
Muse memutar bola matanya sementara aku meringis.
"Cepat!" suara Katya seolah memperburuk.
Buku terakhir. Tapi tidak ada waktu lagi. Aku mengambil buku itu dan berlari menyusul Muse melewati balkon.
Katya berpura pura membaca buku di dekat jendela. Tepat saat itu Witches membuka pintu, "Katya? Apa yang kau lakukan di kamarku?"
"Maafkan kelancanganku, Your Highness. Aku hanya ingin membaca beberapa buku di sini. Buku yang tak akan ada di perpustakaan."
Witches menaikan sebelah alisnya, "Kau bisa membawa buku itu ke kamarmu."
"Ah, terima kasih, Your Highness." Katya membungkuk dan menutup kaca balkon. "Aku pikir akan sangat menyenangkan dapat membaca sekaligus merasakan udara yang berhembus melalui balkon mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR: Reflection
FantasyI. Chapter One Cara Nicole hanyalah gadis biasa yang menjadi kunci kedamaian Dixie Mirror. Dunia Cermin itu terhubung dengannya melalui cermin yang ada di kamarnya bahkan sejak ia belum lahir. Ia tertahan di sana karena tugasnya untuk menyelamat...