17. || JAYDEN OR RAYDEN||

3.5K 362 59
                                    

Happy reading ~

"Yaudah, gue pamit ya?" Ujar Jayden kepada cewek yang ada di hadapannya.

"Iya! Hati-hati!!"

Jayden hanya mengangguk lalu ia segera mengas motornya menjauh dari area toko Calista - mama Kanara. Setelah Jayden menghilang dari pandangannya, Kanara memutuskan kembali masuk kedalam ruangan sang mama.

"Jayden udah pulang sayang?" Tanya Calista saat Kanara yang baru saja masuk ke dalam ruangan miliknya. Mendengar pertanyaan Calista, Kanara hanya mengangguk sebagai jawaban lalu gadis itu membuka ponselnya ia mulai berseluncur di dunia Maya.

"Duh! Kayaknya ucapan gue tadi kasar banget deh!!" Batin Kanara saat ia mengingat kejadian tadi bersama Rayden, "ah! Bodo amatlah! to dia juga ngomong gak mikirin perasaan gue !" Lanjutnya berusaha bodo amat.

Di sisi lain, Jayden. Cowok itu bukannya langsung pulang kerumah ia justru berbelok arah ke rumah sakit hingga tak berselang lama ia pun memarkirkan motornya di parkiran rumah sakit dan segera melangkahkan kakinya ke dalam gedung rumah sakit tersebut.

"Selamat siang dok?!" Jayden menyalami dokter Laura dan dokter Laura pun menyambut uluran tangan cowok itu.

Dokter Laura adalah dokter kepercayaan keluar wiliam sejak beberapa tahun yang lalu hingga saat ini, ketika seseorang di keluar wiliam ada yang sakit maka dokter Laura lah yang turun tangan untuk menanganinya.

"Siang, silakan duduk" ujar dokter Laura mempersilakan Jayden duduk di kursi yang ada di depannya, mereka berdua hanya terhalang meja saat ini.

"Kalau boleh saya tau apakah ada yang sakit?" Lanjut dokter Laura

Jayden diam sejenak lalu iapun menghela nafas panjang dan segera menceritakan apa yang ia alami selama beberapa bulan belakang ini.

"Begini dok. Beberapa bulan belakang ini saya selalu merasa sesak dan nyeri di daerah dada kiri saya."

"Apa ada keluhan lain?" Tanya dokter Laura seraya sesekali mencatat apa yang Jayden katakan. Jayden menggelengkan kepalanya.

"Tidak, hanya itu."

"Baik, kalau gitu mari saya priksa dulu yaa?" Ia pun mulai memeriksa Jayden, "apa kedua orang tua kamu sudah tau?" Tanya dokter Laura lagi seraya terus memeriksa Jayden.

"Belum." Hanya itu yang di katakan Jayden setelahnya mereka berdua pun sama-sama diam. Dokter Laura yang sibuk memeriksa Jayden dan Jayden yang sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Bagaimana dok?" Tanya Jayden setelah dokter Laura memeriksanya dan kembali duduk di tempatnya semula.

Dokter Laura pun menjelaskan apa yang terjadi kepada Jayden, " kamu tidak perlu khawatir, ini masih tahap awal kamu masih punya kesempatan untuk sembuh." Ujar dokter Laura pada akhirnya.

"Seberapa besar kesempatan itu?"

"Masih 80%. Kamu tidak perlu terlalu memikirkan itu, kamu hanya perlu meminum obat yang nanti saya berikan dengan teratur juga sering-seringlah datang untuk memeriksakan kondisi mu." Jelas dokter Laura.

Mendengar itu Jayden hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

"Dok?"

"Iya?"

"Saya harap orang tua saya tidak mengetahui hal ini" Ucap Jayden

"Kenapa? Orang tua kamu harus tau agar keduanya bisa membantu dan mengawasi kamu."

Jayden menggeleng, "tidak, saya mohon dok!"

Dokter Laura pun hanya bisa menghela nafas pasrah, " baiklah, untuk saat ini saya tidak akan memberitahu mereka." Ucap dokter Laura, hingga tak berselang lama Jayden pun akhirnya pamit dan segera meninggalkan ruangan tersebut.

2 AYDEN [✓] Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang