Happy reading ~
Hari ini, tepat satu bulan kepergian Jayden dan sang adik. Hal itu membuat para sahabatnya sedikit demi sedikit mulai terbiasa tanpa sosok Jayden. Meskipun begitu, tidak di pungkiri jika mereka juga masih saja berharap jika kejadian satu bulan lalu hanyalah mimpi semata.
Begitu pula dengan sosok cewek berambut sebahu yang sedang duduk di pojok kelas, memandang lurus kearah luar jendela. Dia adalah Kanara, setelah tiga hari kepergian Rayden. Kanara memutuskan memotong rambut panjangnya.
Memandangi langit dan melamun adalah kebiasaan baru Kanara setelah Rayden tiada. Hal itu membuat Dira dan Alya merasa kasian padanya. Meskipun begitu, kedua cewek itu juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Kanara terus saja melamun, hingga suara Dira menyadarkannya.
"Kar, ke kantin, yukk?" Ajak Dira seraya mendudukkan bokongnya di kursi samping Kanara - kursi yang dulu Rayden duduki.
Kanara mengalihkan perhatiannya ke arah Dira, lalu beralih ke Alya yang sedang berdiri di samping Dira.
"Yuk." Ajak Alya lalu tersenyum.
"Jangan ngelamun terus, nanti kesambet!" ujar Dira berusaha mencairkan suasana.
"Nah! Dira benar tuh, ayolah! kita ke kantin, kali ini gue yang traktir deh." usul Alya, yang langsung di sambut senyum antusias oleh Dira. berbeda dengan Kanara yang hanya tersenyum kecil.
"Waaah!! serius nih?" Tanya Dira, dan di balas anggukan kepala oleh Alya.
"Gitu dong! Ayo, kar." Sambung Dira.
"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul."
"Nga! Kemarin kemarin lo juga bilang gitu, tapi apa? lo nga nyusul tuh!" ujar Dira. ia tahu, tidak sepantasnya ia ikut campur dengan kehidupan Kanara. Tapi demi kebaikan Kanara, Dira rasa itu tidak apa apa.
Dira juga tidak tega terus menerus melihat Kanara yang setiap hari hanya melamun. Dan liat tubuh cewek itu, sudah mulai kurusan.
"Ayolah, Kar. Gue tahu kehilangan seseorang yang kita sayang itu memang menyakitkan. Tapi, bukan berarti lo harus menyiksa diri lo sendiri, kan?" Tanya Dira, "Gue rasa Rayden juga nga bakal suka liat lo kayak gini!" Lanjutnya.
Mendengar ucapan Dira, Membuat mata Kanara berkaca kaca. Ucapan Dira memang ada benarnya. Tidak seharusnya ia seperti ini, ia masih memiliki masa depan yang panjang.
"Gue sayang dia, Dir! Gue nyesal nga pernah ngungkapin perasaan gue ke dia. Boleh nga sih, Dir? Gue berharap ketemu dia satu kali lagi? Gue pengen natap mata teduh dia, gue pengen ngelus pipi dia, gue pengen bilang ke dia kalo 'gue sayang banget sama dia'." Ujar Kanara menatap Dira dengan air mata yang sudah menetes membasahi kedua pipinya.
Dira dan Alya saling menatap, keduanya lalu mendekat kearah Kanara, dan memeluk erat cewek itu. Membiarkan Kanara menangis, mengeluarkan segara rasa sakit yang cewek itu rasakan. Untungnya kelas dalam keadaan sepi.
Setelah beberapa saat, Dira dan Alya bisa merasakan jika Kanara telah berhenti menangis, keduanya pun mulai melepaskan pelukannya dari Kanara. Dira memengang kedua pundak Kanara.
"Dengarin gue! Tanpa lo ungkapin perasaan lo sekalipun. Gue rasa, Rayden udah tahu, bukan hanya Rayden, bahkan kita semua juga tahu kalo Lo suka dan sayang banget sama Rayden. Lo lupa? kalau lo itu satu satunya cewek yang mau dekat dengan Rayden, Lo satu satunya cewek yang selalu membela Rayden!" Jelas Dira, "Lo nga lupa itu 'kan?" lanjut Dira bertanya.
Kanara menggelengkan kepalanya, ia tidak melupakan itu semua. Ia masih mengingat jelas fakta itu.
"Kita tahu ini pasti sulit buat Lo, kar. Tapi kita juga yakin kalo Lo bisa laluin ini, kar! Lo pasti bisa!!" ujar Alya ikut menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 AYDEN [✓] Revisi
Fiksi Remaja"Nasib manusia memang berbeda-beda, bagi sepasang kembar sekalipun. Takdir hidup mereka tidak sama." WARNING!!! Bukan BL/GAY!! HARAP JANGAN SALAH LAPAK🔥🔥 ________ "Gue malu punya kembaran pincang, kayak Lo!" Ujar Jayden kepada sang kembaran. ____...