22. || JAYDEN OR RAYDEN||

3.3K 244 56
                                    

Happy reading ~

Selang beberapa menit Antonius meninggalkan kelas tersebut. Kini terlihat Mila - wakil ketua OSIS. Berjalan mendekat kearah Akra dan kedua sahabatnya.

"Sorry... Lihat Jayden gak?" Tanya Mila

Hal itu membuat ketiga cowok itu menatap Mila heran.

"Lagi di ruang OSIS dia" jawab Arpin, kali ini Mila yang menatap heran ke arah ketiga cowok itu.

"Hah? Gak ada kok! Gue baru aja dari sana"

"Lah? Kemana tu anak?" Tanya Abimana. Arpin dan Mila hanya menaikkan kedua pundaknya pertanda tidak tau. Sedangkan Akra, cowok itu sibuk mengutak-atik ponsel miliknya berniat menelpon Jayden. Namun belum sempat itu menekan nomor Jayden. Cowok itu terlebih dahulu menampakkan batang hidungnya.

Jayden berjalan mendekat kearah ketiga sahabatnya, dan juga Mila. Dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.

"Dari mana Lo?" Tanya Arpin

"Ruang OSIS"

"Lah? Tu sih Mila nyariin Lo. Katanya Lo gak ada di ruang OSIS?!"

Mendengar ucapan Arpin. Jayden melirik sekilas kearah Mila, "oh.. itu.. tadi gue ke perpustakaan dulu" ucapnya, "kenapa mil?" Lanjut Jayden menatap sempurna kearah Mila.

"Hmm.. itu.. gue cuma mau nyampein perkembangan persiapan untuk pertandingan basket Minggu depan"

Jayden menggangguk mengerti, " oh yaudah.. thanks ya!" Ucapnya.

Setelah itu. Mila pun pamit untuk kembali ke kelasnya.

"Anjirrr.. gak sabar gue!" Ucap Abimana seraya mendudukkan bokongnya di kursi miliknya. Begitu pula ketiga sahabatnya.

"Gue juga! Pokoknya kita harus menang!" Ucap Arpin semangat 45.

Diam-diam Akra memperhatikan Jayden yang terlihat sedikit pucat dari biasanya, ia yakin ada sesuatu yang sahabat sembunyikan darinya.

"Lo gapapa?" Tanya Akra sedikit berbisik kearah Jayden.

Meskipun tidak mengerti arah pembicaraan sahabatnya, Jayden tetap mengganggukkan kepalanya.

____________

"Gue lihat-lihat beberapa hari ini Lo dan Rayden agak berjaga jarak ya?" Ujar Dira terkekeh pelan.

Kedua cewek itu berjalan santai ke arah kelas XI IPA 2.

"Gak juga sih. Biasa aja!"

"Yaudah deh" ucap Dira masih terkekeh. Hingga beberapa murid terlihat berlarian ke arah belakang sekolah membuat keduanya bertanya-tanya.

"Dek? Kenapa kok pada lari-lari gitu?" Tanya Dira kepada murid kelas x yang sempat ia hentikan.

"Oh itu kak. Kak Rayden di buli lagi! Yaudah kak, aku kesana dulua ya" pamit adik kelas itu.

Kanara dan Dira saling tatap, lalu sedetik kemudian mereka berdua pun ikut berlari kearah belakang sekolah.

Di tengah gerombolan siswa-siswi yang sedang menonton, kini Rayden sudah berada di tengah. Cowok itu sudah terkapar di bawah lantai.

Bukkk

Lagi-lagi Aldo menendang punggung Rayden. Hal itu membuat Rayden sangat kesakitan karena luka akibat pukulan dari Robert semalam belum sempat sembuh, dan kini Tendangan Aldo semakin memperparah luka di punggungnya.

Antonius yang melihat salah satu siswi yang sedang memegang teh botol pun dengan cepat cowok itu merebutnya dan menyiramkan teh botol itu ke arah Rayden.

Rayden hanya bisa meringis ketika air teh tersebut mengenai lukanya.

Setelah menyiram Rayden. Antonius berjongkok di hadapan Rayden dan menarik kasar kerah seragam milik Rayden.

"Lo itu lumpuh! Gak usah sok jagoan!" Ujar Antonius menepuk-nepuk keras pipi Rayden sehingga pipi kanan Rayden memerah.

"Udah cacat belagu lagi! Ciiiih!!" Ujar Aldo meludahi Seragam milik Rayden.

Para siswa-siswi yang melihat perbuatan Antonius dan Aldo, tidak ada satu pun di antara mereka yang berniat membantu Rayden. Hingga Kanara dan Dira sampai di sana.

Dengan cepat Kanara menarik Antonius menjauh dari Rayden.

"Lo lagi- Lo lagi!!" Ujar Aldo ingin memukul Kanara namun di cegat oleh Antonius.

"Ikut gue!!" Dira menarik kasar sepupunya dari tengah gerombolan siswa-siswi tersebut. Antonius yang di tarik Dira pun hanya pasrah, sebangsat-bangsatnya dia, Antonius tidak akan pernah bisa kasar kepada Dira.

Setelah Antonius dan Dira menjauh, kini satu persatu siswa-siswi tersebut ikut meninggalkan Kanara dan Rayden yang masih terkapar di bawah lantai.

"Cewek gila! Bisa-bisanya Lo belain si cacat!!" Ujar Aldo sebelum cowok itu ikut meninggalkan keduanya.

Kanara tidak memperdulikan ucapan Aldo, ia lebih memilih untuk menolong Rayden. Saat Kanara ingin menggapai tongkat Rayden yang ada di lantai, seorang cowok lebih dulu mengambilnya dan memberikan tongkat itu kepadanya.

"Thanks" ucap Kanara berusaha membantu Rayden berdiri, namun ia terlihat kesusahan, dengan cepat cowok yang mengambil tongkat tadi pun ikut membantu Kanara. Mereka berdua membopong tubuh Rayden kearah UKS.

Setelah membaringkan tubuh Rayden, Kanara pun berjalan kearah lemari yang ada di dalam ruangan tersebut dan mengambil kotak p3k.

"Sekali lagi makasih.. Lo udah bantuin gue!" Ucap kanara seraya mendekat kearah Rayden yang sedang terbaring di atas brankar dan satu cowok berdiri di samping brankar tersebut.

Cowok itu mengangguk, " sama-sama kak" ucapnya sedikit menunduk.

"Kak?" Kanara yang sedang mengobati luka-luka Rayden pun mengalihkan perhatiannya kearah cowok yang ternyata masih setia berdiri di belakangnya.

"Iya? Kenapa?"

"Ini salah aku kak" ucap cowok itu lagi-lagi menunduk.

"Maksudnya?"

"Tadi aku gak sengaja nabrak kak Antonius, terus pas aku di pukul kak Antonius dan kak Aldo. Kak Rayden tiba-tiba datang negur mereka. Itu sebabnya kak Rayden yang jadi sasaran mereka"

Kanara yang mendengar itu mengepalkan tangannya menahan amarah. Ia menatap Rayden yang masih memejamkan matanya.

"Kenapa? Kenapa Lo harus lakuin itu? Lo aja belum bisa jaga diri Lo sendiri! Kenapa Lo Mala ngebahayain diri Lo demi orang lain Ray!!" Batin Kanara tidak habis pikir dengan pola pikir Rayden.

"Tolong kak? Tolong bilang ke kak Rayden. Aku minta maaf. gara-gara aku kak Rayden jadi kayak gini"

"Siapa nama Lo?" Tanya Kanara

"Kalif kak"

Kanara mengangguk, " nanti gue sampain" ujar Kanara kembali mengoleskan salep ke arah luka Rayden.

__________

"Lo bisa gak sih? Gak usah buat masalah sehari aja?!!" Ujar Dira memaki Antonius.

"Gue tu cape nius!! Gue cape ngebelah Lo di depan papa, dan kedua orang tua Lo!!" Lanjut Dira sudah tidak tahan dengan sikap sepupunya

Antonius yang di maki seperti itu hanya bisa terdiam.

"Kalau Rayden kenapa-kenapa gimana nius?!! Lo mau tanggung jawab?! IYA?!!"

"Lebay Lo dir!" Hanya itu yang bisa Antonius katakan. Jujur saja hanya Dira lah yang bisa membuatnya mati kutu seperti ini.

"Lebay Lo bilang? Oke!!! Gue gak bakal ngebelain Lo lagi!!" Ujar Dira berlalu dari sana dengan amarah yang masih meluap-luap.

"Gak gitu maksud gue! Dir?! Dira dengarin gue dulu!!" Ujar Antonius panik. Namun bagaimanapun ia memanggil Dira. Sepupunya itu tidak akan mau mendengar perkataannya. Begitulah Dira, jika sedang marah ia tidak akan mau mendengar ucapan dari orang tersebut.

Written by jkeyyyna_

2 AYDEN [✓] Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang