Happy reading ~
Brukkk
"Kakak!"
"Jayden!!"
Teriak Rayden dan para sahabat Jayden secara bersamaan, ketika mereka melihat cowok itu ambruk.
Dengan cepat Akra dan yang lain menghampiri Jayden. Mereka berusaha menyadarkan Jayden. Namun nihil, usaha mereka tidak membuahkan hasil.
"Sudah! Ayo, kita bawah ke rumah sakit, sekarang!" Ucap pak Heru.
"Akra, Abi, Arpin, kalian bantu bapak! Yang lain tetap di sekolah!" Lanjut pak Heru.
Yang lain pun menuruti apa yang pak Heru katakan. Akra dan kedua sahabatnya mulai bekerja sama untuk menggendong Jayden ke arah luar sekolah.
Sementara itu, pak Budi dan para guru lainnya ingin ikut, namun pak Heru tidak mengizinkan. Pak Heru hanya berpesan kepada mereka untuk menjaga murid-murid lainnya. Tentunya pak Heru juga tidak enak hati kepada guru-guru dari SMA Bimasakti. Jika semua guru ikut dengannya.
Setiba di parkiran sekolah, Akra baru sadar jika salah satu di antara mereka tidak ada yang menaiki mobil ke sekolah. Bahkan pak Heru pun, berangkat ke sekolah menggunakan motor. Jika mereka memesan taksi online itu akan terlalu lama. Mereka semua tidak ingin jika terjadi sesuatu kepada Jayden.
"Harusnya gue ngelarang Lo ikut tanding, Jay." Batin Akra merasa bersalah.
Di tengah kebingungan mereka, Alya dan Dira yang juga khawatir menyusul mereka ke arah parkiran.
"Naik mobil gue aja." Ucap Alya menyarankan.
Pak Heru dan yang lain pun setuju. Setelah itu, mereka pun mulai berangkat ke rumah sakit terdekat dengan Akra yang menyetir mobil Alya.
Tepat ketika mobil itu meninggal area sekolah, Rayden baru saja tiba di parkiran dengan tergesa-gesa. Ia sangat khawatir melihat sang kakak yang tiba-tiba saja tidak sadarkan diri.
Ia sudah berkali-kali menelfon kedua orang tuanya, namun satu pun telfonnya tidak di hiraukan oleh mereka.
"Lo, jalan cepat banget sih, kalau Lo jatuh gimana?!" Ucap Kanara seraya menetralkan nafasnya yang memburu karena lelah mengejar Rayden.
Perkataan Kanara sama sekali tidak di hiraukan oleh Rayden. Cowok itu justru semakin melangkah ke depan gerbang sekolah seraya melirik ke kanan kek kiri.
"Ray? Lo dengar gak sih? Gue ngomong apa!!"
Lagi dan lagi, Rayden tidak menghiraukan pertanyaan Kanara, hal itu berhasil membuat emosi Kanara terpancing, dengan kasar ia membalikkan tubuh Rayden.
"Tuli Lo?!!" Teriak Kanara.
BUKKKK
bukan, Kanara tidak memukul Rayden, tapi Rayden lah yang meminju gerbang sekolah dengan keras.
"IYA! kenapa kalau Rayden tuli?! Bisa gak sih? Kamu diam sebentar? Aku khawatir sama kakak. Jangan tambah beban pikiran aku!! Tolong!!" Teriak Rayden, namun suaranya memelan ketika mengucapkan kata 'tolong'.
Kanara yang melihat Rayden seperti itu tentu saja kaget, ini kali pertama ia melihat rayden berteriak dan meninju sesuatu dengan keras.
"Taksi!" Teriak Rayden memanggil taksi yang lewat, dengan cepat cowok itu masuk ke dalam taksi tersebut tanpa memperdulikan Kanara yang terlihat masih shock.
Saat akan menutup kembali pintu taksi itu, Kanara menahannya, "gue ikut!" Ucapnya langsung masuk ke dalam dan menutup pintu taksi tersebut.
Rayden pun hanya diam, ia masih di kuasai emosi, ia terus memandang ke arah jalan, sambil berharap tidak terjadi sesuatu dengan sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 AYDEN [✓] Revisi
Fiksi Remaja"Nasib manusia memang berbeda-beda, bagi sepasang kembar sekalipun. Takdir hidup mereka tidak sama." WARNING!!! Bukan BL/GAY!! HARAP JANGAN SALAH LAPAK🔥🔥 ________ "Gue malu punya kembaran pincang, kayak Lo!" Ujar Jayden kepada sang kembaran. ____...