Haechan sesugukan di dalam mobil, supir keluar besar Lee bahkan sampai berkaca-kaca, namanya Virnon, memang ia bukan orang Korea, dirinya sudah menjadi bodyguard sambil merangkap jadi supir bagi keluarga besar Lee sejak Haechan masih kecil.
"Taeil hyung"
Lirih Haechan yang ditelpon oleh Manajer karena katanya Taeil pingsan setelah mendengar kabar jika dirinya akan hiatus, sebenarnya Haechan tidak hanya berniat hiatus, tapi juga akan keluar dari agensi, keputusan itu sudah bulat dan ia sudah memikirkannya matang-matang.
Hatinya sudah terlalu sakit akan perlakuan para member padanya, ia pergi untuk menyembuhkan luka hatinya. Haechan memang menangis akan kondisi hyung bulannya, tapi dia tak berniat menjenguk Taeil, yang kata manajer sudah siuman.
Mobil yang membawa Haechan sampai di tempat tujuan, bandara, yap, ia dan keluarganya akan pergi, bukan hanya sekedar liburan, keluarganya akan menetap ditempat yang telah dipilih.
"Ahjusi, terimakasih sudah mengantar Echan dan juga menjaga Haechan selama ini, ahjusi sehat-sehat ya disini, jaga diri baik-baik, selamat juga karena sudah mendapatkan hati hyung Wanjun"
Virnon terlihat bersemu, saat anak yang ia jaga itu membahas sang kekasih, yang baru ia pacari setelah lima tahun mengejar laki-laki pecinta melon dan cegilnya anak yang ia rawat didepannya ini.
"Haha! Ahjusi kiyowo!"
"Sudah! Pergi sana!"
Usir Virnon sambil mengipasi wajahnya yang memerah dengan tangan. Haechan tersenyum, ia berbalik hendak masuk ke pesawat, tapi setelahnya ia langsung berbalik, menerjang Virnon untuk dipeluk, yang untung saja berbadan tiang listrik, jika tidak maka mereka akan terjengkang ke belakang. Sakitnya memang tidak seberapa, tapi malunya minta ampun.
"Ais, dasar kau ini"
"Hehehe, ini pelukan terakhir kita ahjusi, setelah ini Echan gak bisa peluk ahjusi untuk waktu yang lama"
"Hm"
Mereka berpelukan beberapa saat, pengumuman dari mikropon yang mengatakan pesawat akan segera berangkat lah yang membuat pelukan keduanya terpaksa diakhiri. Haechan memasuki pesawat, Virnon tersenyum melepas kepergian Haechan.
Setelah pesawat lepas landas, Virnon meremas dadanya yang tiba-tiba sesak.
"Kok sakit ya? Ah, apa aku ke rumah sakit saja untuk periksa"
Haechan sudah duduk di kursi VIP, ia membuka hpnya dan memencet kamera, ia mengambil fotonya dan mengunggahnya ke Ig dengan caption.
"Untuk kenangan-kenangan, jangan sedih karena aku"
Setelah memposting, Haechan lalu mematikan ponselnya karena pesawat sudah akan pergi ke Swiss, tempat tujuannya. Rencananya ia dan keluarganya berangkat bersama, tapi Mama dan papanya nya tiba-tiba ada urusan mendadak di kantor masing-masing, ketiga adiknya juga mau berpamitan dulu pada teman-temannya.
Jadinya Haechan berangkat lebih dulu.
"Selamat tinggal Korea, selamat tinggal sunflowers, selamat tinggal teman-teman, selamat tinggal cegilnya Echan"
Entah apa yang membuat Haechan tiba-tiba mengatakan itu, ia hanya merasa harus melakukannya, karena merasa dirinya akan pergi jauh.
Prang
Gelas yang Johnny genggam, saat mengambilkan minum untuk hyung nya tiba-tiba terlepas dan pecah, Johnny cepat-cepat membereskannya, takut ada yang terkena pecahan kaca nantinya.
"Ow"
Johnny segera mengecup jarinya yang berdarah kena pecahan gelas.
"Haechan"
"Haechan! Jangan pergi! Jangan tinggalkan hyung! Hyung menyayangimu!"
Taeil berteriak sejadi-jadinya, member yang menjaga hyung tertua mereka berusaha menenangkan.
"Tidak tidak tidak! Haechan tidak boleh meninggalkan ku! Tidak boleh!"
"Tuan Moon, tenanglah"
"Tidak! Aku mau Pudu ku! Bawa dia padaku!"
Berontakan Taeil melemah karena dokter memberinya suntikan bius.
"Mari dok, saya antar"
Mark yang akan mengantar sang dokter keluar tiba-tiba membeku, tak lama badannya limbung dan ia pun pingsan.
"Mark!"
"Hyung!"
Ig dihebohkan dengan postingan member NCT, Lee Haechan, postingannya seperti akan pergi sangat jauh saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayik NCT
FanfictionIsinya random, bisa one shot atau series, silahkan dinikmati Sekian terima Haechan