sedikit masalah 7

4.6K 329 15
                                        

Doyoung berdiri di tepi jurang, ia menatap kebawah dengan pandangan kosong, karena sudah terlalu banyak menangis, air matanya bahkan tak bisa keluar lagi. Doyoung melangkah semakin ke tepi, bersiap melompat.
Tapi handphone di saku celananya berdering, ia pun mengangkatnya tanpa melihat nama si penelpon.

"Halo"

"Hy _ung uhukk uhukk tolo_aargk!"

"Chan! Haechan! Lee Donghyuck!"

Doyoung kaget setengah hidup, ia mendengar dengan jelas, jika yang meneleponnya adalah suara Haechan, Doyoung pergi dari tepi jurang, ia harus mengabari yang lain, ada yang tidak beres.

"Semoga saja kalian semua tak melakukan sesuatu yang bodoh, hahaha! Aku juga bodoh sih, aku hampir menyusulnya"

Doyoung tertawa getir, tak lucu jika nanti ia beneran melompat, tapi ternyata Haechan masih hidup. Doyoung memberhentikan taksi, setelah masuk kedalam ia menelepon pihak agensi dan polisi.

"Halo, ini kepolisian pusat, ada yang bisa saya bantu"

"Pak, saya ingin melapor, sepertinya adik saya Lee Donghyuck masih hidup, ia baru saja menelepon saya dengan nomor tak dikenal, saya ingin kepolisian menyelidiki kasus adik saya pak"

"Benarkah! Syukurlah jika ia masih hidup, jujur saya bukan penggemarnya, tapi saya juga merasa kehilangan atas berita kematiannya, saya akan membuat laporan dan melakukan penyelidikan secepatnya"

"Baik pak, terimakasih banyak"

Setelah sambungan terputus, Doyoung kemudian menghubungi pendiri SM, Lee Soo Man.

"Halo, Sajangnim"

"Doy, astaga, kau dimana! Semuanya kacau, banyak member yang dilarikan ke rumah sakit, banyak juga yang hilang bak ditelan bumi"

"Maaf Sajangnim, bisakah kita membahas itu nanti saja, aku baru saja mendapat telepon dari nomor tak dikenal, dan suara orang yang menelepon ku, sama seperti suara Haechan, Sajangnim, ku rasa ada yang tak beres"

"Benarkah? Jika begitu kita harus menyelidiki ini, jika benar Haechan masih hidup, kita harus membawanya pulang"

"Ya, sudah dulu ya Sajangnim, aku harus memberitahu yang lain tentang ini"

"Baiklah"

Tut

Telepon terputus

"Pak, bisakah anda mengantar ku ke alamat ini?"

"Oh, bisa tuan, kebetulan tak jauh dari tempat kita berada sekarang"

Setelah sampai ditempat tujuan, Doyoung segera keluar dari mobil dan membayar taksi, lalu masuk ke sebuah rumah kecil dengan banyak bunga matahari.

Duk duk duk

"Buka hyung! Aku tau kau didalam! Cepat buka!"

Tak ada jawaban, Doyoung sudah menduga itu.

"Hyung! Kau ingin bertemu Haechan kan! Kalau iya cepat buka pintunya!"

Cklek

"Mana bayiku?"

Melas Johnny yang maniknya berkaca, dengan jejak air mata yang belum mengering. Doyoung iba melihat Hyungnya sehancur ini, ia pun berinisiatif memeluk hyung itu, tubuh Doyoung tengelam dalam dekapan Johnny, yang jauh lebih besar darinya.

"Sudah hyung, jangan begini, aku sedih melihat mu seperti ini"

Johnny mendekap Doyoung makin erat, Doyoung merasa pundaknya basah, Hyungnya menangis lagi.

"Ternyata kau mungil juga Doy"

"Ya! Hyung menyebalkan!"

Johnny terkekeh, menurutnya adiknya satu ini sangat imut ketika marah-marah.

"Hyung, ayo masuk, ada yang ingin aku bicarakan"

"Oh, benar, kita masih di teras"

Johnny baru ingat mereka masih berada dihalaman depan rumah, yang Johnny beli khusus untuk Haechan.

"Duduk hyung"

Doyoung menarik Johnny untuk duduk disampingnya.

"Hyung, ku mohon jangan kaget dengan apa yang akan kukatakan, jangan pingsan juga, aku tidak akan kuat mengendong hyung jika pingsan"

"Hyung janji, cepat katakan, jangan membuat Hyung penasaran"

"Haechan masih hidup hyung, tapi sepertinya ada yang ti_"

Bruk

"Hah, sudah kuduga hyung bakal begini, semoga aku tidak encok mengendong badan bongsor hyung, apa ku seret aja ya ke kamar?"

Doyoung menimbang-nimbang apa yang akan ia lakukan, akhirnya ia membuat keputusan, dengan sekuat tenaga ia menarik kaki Johnny ke kamar, untung saja kamar di rumah ini ada di lantai bawah.

"Sajangnim, banyak media di depan, kita harus bagaimana"

"Terserah, aku tak perduli"

"Sajangnim, jangan begitu, hanya karena satu orang mati, anda jadi menelantarkan yang lain, aset SM tidak hanya Haechan, masih banyak anak-anak lain yang bisa dijadikan ladang uang"

"Tutup mulutmu brengsek! Beraninya kau berkata seperti itu! Kemari kau! Akan kupatah kan tulang-tulang mu!"

Amuk Lee Soo Man, yang tidak terima akan ucapan salah satu manajer SM.

"Kim! Keluar kan bajingan ini dari ruangan ku! Suruh dia mengemasi barangnya!"

Kim Donghae, bodyguard Lee Soo Man segera melakukan yang atasannya perintahkan, ia menarik kasar manajer kurang ajar tersebut, jujur dirinya juga tak suka pada laki-laki tersebut.

"Argh! Sialan! Hanya karena bocah yang sudah mati itu! Kalian memperlakukan ku seperti ini! Awas saja kau nanti!"

Amuk manajer itu, yang langsung dapat tendangan cinta dari seorang Kim Donghae, meski sudah ditendang, manajer tersebut masih mengumpat sambil mengerang kesakitan.

Lee Soo Man merosot dikursinya, agensi tengah kacau saat ini, banyak teman idol yang kenal dengan Haechan menghilang tanpa jejak, ia tak menyangka keponakannya bisa seberpengaruh ini terhadap teman-temannya, banyak dari mereka yang berakhir di rumah sakit, atau hilang kontrak dengan agensi.

"Aku tak mau tau, kalian harus menemukan keponakan ku, jika tidak, lihat saja apa yang akan aku lakukan"

Ancam pendiri SM itu pada seseorang di seberang teleponnya.

"Wah wah, kacau sekali ya, aku tak tau kau akan memberi pengaruh seperti ini, fullsun ku memang hebat"

Ujarnya menatap Haechan yang terbaring di kasur king size, dengan kedua tangan diikat rantai dan mulut dilakban.

Bayik NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang