"g- ga mungkin kalau mbak Hanum..."
"Cindaku."
Kedua bola mata Jaehyuk membola nyaris sempurna, telinganya terasa ngilu dan berdenging hebat, tak lama kemudian ia mendengar suara Jihoon, segera dimatikan olehnya televisi tersebut, dan berjalan keluar dari sana, kepalanya serasa ingin pecah gara-gara ingatan tidak jelas yang memenuhi seisi kepalanya, "Jeongwoo udah pulang?" tanya Jihoon menatap Jaehyuk yang nampak linglung.
"O- oh, udah," ujar Jaehyuk melirik pada Hyunsuk yang berbicara bersama Yoshi.
"Lo sakit?" tanya Jihoon.
"Engga! Ah elah, noh Jeongwoo di kamarnya," jawab Jaehyuk seperti kembali pada dirinya sendiri jika sudah begini.
"Apaan cari-cari gue?" tanya Jeongwoo keluar dari kamarnya dengan dirinya yang sudah berganti pakaian serta rambutnya yang telah dibasahi air dapat diidentifikasi dengan mudah jika ia baru saja mandi.
"Tumben mandi, biasanya juga disiram air dulu baru mau ke kamar mandi," ujar Jihoon yang membuat Jeongwoo memincingkan mata padanya.
"Seenak jidat, gue begini juga-"
'duagh'
'kht'
"DIMANA DIA!" teriak nanar seseorang yang mencekik leher Jihoon tanpa memperdulikan sekitarnya, orang itu nampak begitu marah.
Jihoon meninju tepat pada wajah orang di depannya tapi nampak orang itu tidak merasakan sakit sedikitpun, ia malah semakin mengeratkan cengkraman cekikkannya di leher Jihoon, "s- siapa...?" tanya Jihoon setelah membuat tubuh orang itu terpelanting menabrak dinding rumah itu.
Keributan yang terjadi membuat Yoshi bergerak cepat untuk menutup pintu rumah itu, Hyunsuk melesat dan mengunci pergerakan orang itu dari belakang, "HARGHHHH LEPASKAN!! DIMANA DIA?!! KENAPA KAU MEMBUNUHNYA?!! BAJINGAN!!"
Orang itu meraung-raung hebat, Jihoon terdiam saat mendengar suara yang nampak ia kenali, "Siapa..?" tanya Jihoon.
"Siapa?! KAU BERTANYA KEPADAKU SIAPA?!! RANGGA! SAYA SANGAT MEMBENCINYA!"
Yoshi membuka penutup kepala yang dikenakan orang itu, dan benar Jihoon melemah melihat wajah orang itu, orang yang sangat ia kenali, orang yang membuatnya seperti orang gila, Hanum, bagaimana ia bisa kembali kesana, dengan banyaknya luka di wajahnya kini, "KATAKAN PADAKU DIMANA DIA!!"
Sorot matanya nampak begitu banyak dendam yang akan dilampiaskannya, Jihoon tidak sanggup berkata apapun melihat Hanum kini, entah karena apa, Jaehyuk berjalan mendekat pada Hanum, ia berjongkok di hadapan Hanum, dan mengulurkan tangannya di hadapan mulut Hanum.
Aura hitam kelam keluar dari dalam mulut Hanum, netra Jaehyuk berubah warna menjadi biru langit, ia melafalkan mantra yang tak diketahuinya dan membuat aura hitam itu musnah dan tepat disaat itu juga Hyunsuk melepaskan kuncian pergerakan Hanum.
Tubuh Hanum terkapar tak berdaya, seakan kini ia benar-benar kembali menjadi mayat yang tak berdaya, "Hanum..." lirihan Jihoon terdengar membuat telinga Jaehyuk berdenging ngilu.
"A- apa itu tadi?" tanya Jeongwoo nampak tak percaya dengan yang dilihatnya.
—🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘—
"Sebelumnya gue bahkan ga nyangka kalau mbak Hanum itu, keturunan cindaku," jujur Jaehyuk, "entahlah, gue ga tau gimana gue bisa tau, dan mbak Hanum yang sekarang hanya tersisa dendamnya, pembangkitan kedua mungkin saja dilakukan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINDAKU : THE SEVENTH GENERATION
Fanfiction"Urip Iku Urup." Semua yang hidup pasti berguna, dan semua yang terjadi pasti ada hikmahnya, tak terkecuali takdir tak terduga yang dialami tiga bersaudara yang selalu mendapatkan takdir membingungkan. Mereka yang terlahir memiliki tugas, mereka ya...