005 : CINDAKU

41 7 0
                                    

Jihoon meringis kesakitan menatap luka yang terbuka di lengan kirinya, jalanan sepi ini, bisa-bisanya dia membanting stir sepeda motornya hingga terjatuh begini, apa yang salah dengan matanya, mungkin itulah yang kini sedang berkecamuk di pikirannya.

Jihoon mendesis kesakitan, ia melepas helm yang dikenakannya dan mencoba bangkit berdiri, beruntung kakinya tidak kenapa-kenapa, hanya saja pakaiannya kini ada beberapa yang robek, lengannya juga terluka, Jihoon menghela nafas berat, ia menoleh ke kanan dan kiri, kemudian melihat di belakangnya.

Hanya tersisa beberapa langkah lagi dan makhluk yang ada di depannya itu untuk dapat meraihnya, Jihoon mundur perlahan karena mengetahui makhluk di depannya sangat berbahaya untuknya terlebih dengan lukanya yang terbuka kini, benar yang berada di depan Jihoon kini adalah makhluk liar penguasa hutan, harimau.

Semakin Jihoon mundur, semakin harimau itu melangkahkan kakinya lebih cepat dan lebih dekat, tidak sesuai perkiraan Jihoon, harimau itu hampir menerkamnya hidup-hidup, namun digagalkan oleh seseorang.

"PERGI KAU!" teriak lelaki yang membantu Jihoon tadi menggelegar nampak marah dengan harimau tadi, tanpa perlawanan apapun setelah apa yang dilakukan lelaki tadi, harimau itu pergi meninggalkan keduanya.

Jihoon menghela nafas lirih karena lelaki itu berhasil membuat harimau itu tadi pergi menjauh, "lo ga apa-apa?" tanyanya segera mendekati Jihoon.

"Ga gue ga apa-apa—" setelah melihat wajah lelaki itu Jihoon membeku di tempat ia tidak dapat mencerna apapun yang ada dipikirannya kini.

Lelaki itu nampak menyadari apakah ada yang salah, dan nyatanya itu berasal darinya, "a- ah, lo ga perlu takut, gue bisa jelasin, g- gue Yoshi, tenang aja, gue ada di pihak lo kok, gue bukan orang jahat, buruk, dan sebagainya, gue disini mau bantuin lo, okey..."

"Keliatannya yang butuh ketenangan itu lo, bukan gue," lirih Jihoon terkekeh melihat wajah serius dan ketakutan Yoshi.

Yoshi kebingungan melihat Jihoon yang tertawa, "apa yang lucu?!"

"Ga ada," setelahnya ekspresi Jihoon berubah 180°, Yoshi malah merinding melihat Jihoon yang seperti ini, "mata lo mirip..."

"Yea yea gue tau, ini anugerah buat kita-kan? Keturunan murni dan keturunan pelindung, beneran keren, tugas Cindaku itu berat, tapi juga seru," ujar Yoshi tanpa memfilter kata-katanya.

"Anugerah buat kita? Keturunan murni? Pelindung? Cindaku? Hah?" tanya Jihoon tidak faham, Jihoon bingung Yoshi juga bingung.

Semua orang bingung nanti ga bingung kalau udah di syurga.

"Lo belum tau ya? Sayang banget, mimpi lo ke blokir dan ga bisa dimasukin apapun, cuma adek lo yang tau," celetuk lelaki dari arah lain menghampiri kedua orang itu, "kenalin gue Hyunsuk."



















"Jadi lo udah tau Jae?" tanya Jihoon.

Jaehyuk meringis hingga deretan gigi rapihnya terlihat, "dan gimana kalau hari-hari ini kita coba buat memperkuat ilmu malih rupa kalian?" tawar Hyunsuk pada kedua orang itu.

Terhitung ini adalah hari dimana Jeongwoo hendak pergi melakukan studinya diluar sekolah bersama rombongan SMA-nya, "terus luka ini giman— LHO KOK WES GA ENEK?! KOK ISO?!"

Hyunsuk dan Yoshi hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah Jihoon, "Ji, jadi dalam diri lo mengalir darah keturunan Cindaku murni, yang otomatis, lo punya kekuatan mistik, ya salah satunya regenerasi sel yang cepat," ujar Hyunsuk membuat Jihoon mengangguk paham.

CINDAKU : THE SEVENTH GENERATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang