020 : DIA MILIKKU

21 2 1
                                    

"Enyahlah, dia milikku," batinnya.

Jeongwoo membuka kedua matanya tepat saat itu juga, Ghea meringkuk lemah tepat di pelukan Arum. "Tolong jaga dia sementara, mbak," lirih Jeongwoo menatap Arum yang mengangguk kecil. Jeongwoo beranjak berdiri dan melesat menuju tempat dimana Jihoon berada.

Terlihat jelas jika Jihoon tengah menyerang seekor ular berukuran besar menggunakan wujud harimaunya. Netra amber itu mengkilat penuh amarah, Jeongwoo melesat mencakar tubuh ular itu hingga terlihat robekan besar, desisan ular yang nampak teramat marah itu membuat Jeongwoo  memanjat pohon yang cukup besar itu sebelum ular itu melilit tubuhnya.

Terlihat jika Jihoon kembali merubah wujudnya seperti semula, Jihoon melompat dan membuat goresan yang melukai titik lemah ular itu. Akhirnya ular itu menunjukkan wujud setengah manusianya dan ia melilit tubuh Jihoon menggunakan ekornya.

Jeongwoo menyambar tubuh bagian atas lelaki itu, ia mencabik-cabik kulit lengan lelaki itu. "SIALAN!!!" teriak lelaki itu kesakitan.

Saat lelaki itu hendak mencengkram dan mencakar Jeongwoo, Jeongwoo terlebih dahulu menarik tubuh atasnya ke permukaan tanah, dan mematahkan tulang punggungnya hingga ia memekik kesakitan.

Dengan itu membuat Jihoon terlepas dari lilitan tubuhnya, Jihoon melesat menjauh kala melihat tatapan Jeongwoo yang terlihat tidak begitu bersahabat. "Apa yang kau lakukan kepada Ghea?" tanya Jeongwoo. Ia menjajakkan satu kakinya di atas dada lelaki itu.

"Yang melakukannya... Bukan aku, tapi Saras... Dengan, dengan kau membunuhku, itu akan, shhh... Akan, memudahkannya membunuh Ghea," desis lelaki itu kesakitan.

"Apa maksudmu?" tanya Jeongwoo. Ia membuat tekanan kekuatan kakinya pada dada lelaki ini sangat dalam.

"Aku... Penerima kehidupan Saras, aku hanya melakukan sesuai perintahnya.., dan Saras," ucapan lelaki itu tak dilanjutkan untuk sejenak kemudian ia kembali bersuara dengan senyum tipis, "akan segera kemari," kekehnya.

"Memang ular tidak akan pernah bisa di percaya," ucapan Jihoon terdengar tepat saat seekor ular lainnya nyaris mematuk Jeongwoo. Jihoon membuat tubuh ular itu tak dapat digerakkan saat ia mematahkan tulang-tulangnya.

"Begitu rupanya," lirih Jeongwoo. Ia tersenyum miring kemudian merubah wujudnya menjadi harimau tanpa ba-bi-bu lagi, Ia mematahkan tulang leher lelaki ini dan melepaskan kepalanya dari bagian tubuhnya.

"TIDAK!!! DANAR!!!" seruan sesosok ular yang merubah setengah wujud bagian atasnya menjadi wanita itu berteriak menangisi kematian lelaki itu.

"Apa yang kau inginkan dari Ghea?" tanya Jihoon memunculkan pedangnya dan menodongkannya tepat di depan leher wanita itu.

Wanita itu menatap netra Jihoon dengan netra chartreuse yang mengkilat marah itu, nampaknya ia tak dapat berkutik kini, wanita itu merubah wujudnya menjadi sepenuhnya manusia. "Kami, diutus, dan mengapa kalian membunuh Danar! Bukan dia yang nyaris merampas jiwa gadis itu!" seru wanita itu dengan bulir bening meluruh dari ujung matanya.

Jeongwoo merubah wujudnya, ia berjalan mendekat pada kedua orang itu, terlihat jika tubuh lelaki setengah ular itu menghilang tanpa jejak disana. "Dia mengatakan Saras yang menginginkan Ghea, bukankah itu, kau?" ucap Jeongwoo menatap tajam pada wanita itu.

Sejenak hanya terdengar suara angin yang berhembus kencang. Wanita itu tertawa dengan suara melengking. "MATILAH KAU DALAM PERANG DINGIN!" seruan wanita itu hendak menyerang Jeongwoo, butuh dua langkah sebelum ia sampai, Jihoon menebaskan pedangnya pada kepala wanita itu dan menghunuskan pedang itu pada punggungnya.

Angin kencang kembali menerpa wilayah itu, Jeongwoo melesat pergi dari sana tanpa mengatakan apapun, Jihoon menatap pada tubuh wanita itu yang perlahan menghilang dari sana, ia membuat pedangnya kembali menghilang. "Apa maksud perang dinginmu..."

CINDAKU : THE SEVENTH GENERATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang