"LO BERDUA HARUS MATI!"
'buak'
Lelaki itu terpelanting menabrak sebuah pohon besar karena ada seseorang yang menabrak tubuhnya sangat cepat dan keras hingga membuatnya terpelanting melambung hingga menabrak sebuah pohon besar itu, "sombong banget, kayak ga pernah ada di bawah aja," lirih seorang lelaki tersenyum miring menatap rendah padanya.
Haruto menoleh ke belakang tepat ia melihat lelaki itu, "bang Jaehyuk?"
'bruak'
"GRRH— Berani, juga lo," tutur seorang yang juga tadi datang menggunakan wujud harimau dan melempar tubuh lelaki yang hendak menusuk Junghwan dan Haruto tadi kini terlempar di dekat Haruto dan Junghwan tepat di depan lelaki yang menabraknya yang tak lain adalah Jaehyuk.
"Bang Jihoon..?" bisik Haruto nampak terkejut melihat keberadaan kedua kakak Jeongwoo itu.
Junghwan bahkan tak bisa berkata-kata, kedua lelaki inilah yang nantinya digadang-gadang pelindung mereka, ya pelindung semua orang. Jaehyuk terkekeh melihat tubuh tak berdaya lelaki itu yang sebelum dilemparkan oleh Jihoon mendapatkan cakaran di wajah dan lehernya.
Jaehyuk menarik kerah baju lelaki itu hingga tak menapak tanah, lelaki itu nampak kehabisan nafas, dan dengan mudahnya Jaehyuk memukul bagian tengah antara perut dan dada yang dapat membuat lelaki itu merasakan sakit teramat, bukan karena apa-apa, tulang rusuknya nampaknya hancur karena pukulan itu, Jaehyuk melemparkan tubuh lelaki itu tepat di hadapan Jihoon yang sudah berubah menjadi wujud manusianya dan menatap netra lelaki itu yang setengah terpejam lekat.
Jihoon berjongkok di hadapannya, ia menarik paksa dagu lelaki itu, "bangun," tutur Jihoon, tapi lelaki itu nampak tidak sanggup membuka matanya, "bangun! Ayo lakuin hal yang lo lakuin ke Hanum di hadapan gue!" tekan Jihoon.
Nafas Jihoon bahkan dapat dirasakan lelaki itu karena hawa dingin yang semakin menusuk tulang, Jihoon terkekeh dan berdiri, ia menatap wajah nyaris hancur lelaki itu, "biar gue perlihatkan, gimana hancurnya gue ngelihat Hanum malam itu," bisik Jihoon.
Haruto bahkan Junghwan membuka matanya lebar-lebar, melihat Jihoon yang menapakkan kaki kanannya di atas dada lelaki yang terkapar itu, "dan gue kasi tau, kalaupun lo mau nyentuh adek-adek gue, hadapin gue dulu," tekan Jihoon menginjak wajah kiri lelaki itu hingga lelaki itu kesulitan dalam bernafas.
Persis seperti sebagaimana lelaki itu membunuh Hanum di tepi sungai, lelaki itu membunuhnya dengan memukul kepala Hanum dan memasukkan wajah Hanum ke dalam sungai selama lima menit, itu membuat Hanum kesulitan bernafas, kemudian ia melemparkannya sembarangan di tepi persawahan, dan membuat sayatan di leher Hanum serta mengoyak kaki Hanum.
Jihoon tersenyum melihat wajah ketakutan lelaki itu, "gimana? Sampai sini lo ingat?" tanya Jihoon.
Lelaki itu tidak bisa menjawab namun raut wajahnya melukiskan segalanya, setelah Jihoon membuatnya tidak bernafas dalam air dan melemparkannya sembarangan, lelaki itu pasti mengingatnya, "pengecut kayak lo ga pernah tau soal Srikandi ataupun Arjuna, dia ga akan pernah mati, buat lo, ataupun pengecut manapun."
Suasana disana nampak begitu mengerikan dengan aliran sungai yang deras di malam hari membuat bulu kudung manusia manapun pasti berdiri, ditambah melihat Jihoon berbicara dengan nada membunuh, Haruto dan Junghwan tidak berani berkutik sedikitpun.
Jaehyuk menoleh pada Haruto dan Junghwan, "tutup mata kalian," tutur Jaehyuk dengan nada yang teramat berbeda dengan Jaehyuk biasanya.
Karena itulah Haruto dan Junghwan menuruti perkataan Jaehyuk, "Jae," panggil Jihoon, dan Jaehyuk langsung berjalan cepat mendekat kepadanya, "lo tau kan apa yang harus lo lakuin?" tanya Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINDAKU : THE SEVENTH GENERATION
Fanfiction"Urip Iku Urup." Semua yang hidup pasti berguna, dan semua yang terjadi pasti ada hikmahnya, tak terkecuali takdir tak terduga yang dialami tiga bersaudara yang selalu mendapatkan takdir membingungkan. Mereka yang terlahir memiliki tugas, mereka ya...