Bab 2 : Penolakan

2.5K 267 20
                                    

Kegelisahan Aro sepanjang menghadapi pertanyaan parawartawan begitu menguras kesabaran dirinya, pada awalnya ia hanya berniat untuk memanggil Rony dan Salma untuk segera menemui kolega yang terlambat datang ke acara pembukaan restorant Salma, kebetulan Aro mengenal baik tamu yang datang, menurut Aro, Rony dan Salma sudah terbilang lama menanggapi parapewarta, bukan masalah jika Aro memberhentikan wawancara kali ini, selain menghormati tamu undangan untuk tidak menunggu lebih lama lagi, Rony dan Salma harus terselamatkan dari pertanyaan yang bersifat privasi soal pernikahan keduanya yang hanya tinggal menghitung bulan saja.

Akan tetapi tindakan Aro memanggil Salma dan Rony berujung menggantikan posisi Rony dan Salma. Aro sekarang bersama Galuh terjebak ditengah banyaknya wartawan yang datang. Pertanyaan yang muncul tidak jauh-jauh dari soal pekerjaan serta percintaan, untuk kali ini ada sedikit perubahan pertanyaan soal asmara, jika biasanya Aro ditanya terkait sederet kehidupan mantannya yang sudah memiliki tabatan hati baru menggantikan posisi Aro. Entah yang berujung sampai menikah mendahuluinya atau hanya sekedar pacaran biasa, sama seperti yang dijalani saat bersama Aro, sedangkan Aro masih betah sendiri.

Awalnya Aro malas menanggapi pertanyaan wartawan, hanya saja kali ini sedikit berbeda, Aro mendadak bersemangat, karena salah satu jurnalis mulai berani bicara soal Nabila.

katanya gadis itu termasuk mantannya, nyatanya perasaan Aro untuk gadis Aceh itu tidak pernah pudar. Menurut Aro menganggap Nabila sebagai mantannya terasa kurang elok di dengar, meskipun harus di akui pada kenyataannya fakta itu memang benar adanya, tapi Aro tidak rela sebutan mantan itu tersemat untuk Nabila, karna bagi Aro perasaannya masih sama, sama sekali tidak pernah berubah, Aro-pun tidak pernah memutus hubungan diantara keduanya terucap dari mulutnya langsung. Jadi menurut Aro hubungannya dengan Nabila sama sekali tidak pernah usai.

"Powl gimana nih, akhirnya ketemu Nabila lagi?" Tanya wartawan.

"Senenglah, udah lama juga, kan, baru ketemu lagi," sahut Aro santai.

"Tadi kata Neyl, kalian niat balikan lagi, bener?" Timpal wartawan.

"Ya doa kan saja, jodohkan kita gak pernah tau, lagi pula belum tentu Nabila mau balik lagi, siapa tau dia udah punya pacar, kan kita gak pernah tau." Galuh menanggapi membuat Aro tersenyum hambar mendengar penuturannya.

"Udah ya teman-teman, kita lanjut lagi nanti, kita belum makan soalnya, laper, duluan ya, makasih." pamit Galuh menarik tangan Aro berjalan mendahului dengan Aro mengekor dibelakang tubuh Galuh.

Dalam hati Aro ia ingin sekali menanggapi jawaban terakhir yang dilayangkan Galuh pada wartawan tentang hubungan dirinya dan Nabila, hanya saja niatnya lebih dulu ia urungkan karna pada saat pintu menuju ruang tunggu terbuka oleh Galuh, yakni tempat khusus ruang tunggu bagi tamu Salma dan Rony, dari tempat Aro berdiri, ia sudah mendapati wajah Nabila yang tampak sumringah menanggapi obrolan dengan Edo.

Aish, sejak karantina kompetisi hingga selesai kompetisi laki-laki itu, benar-benar menjadi benalu bagi Aro. Edo memang bukan saingan sepadan untuk Aro, tapi kehadiran Edo yang selalu ada dekat dengan Nabila, cukup membuat Aro kesal.

"Edo lu ninggali gue ya," sungut Galuh kesal.

"Gue panggil lu, lu gak nyaut, gue balik duluan lah, ngindar wartawan, makan lu, gue baru selesai makan tadi bareng nabnab," tutur Edo semangat.

Benar kan ucapan Aro? Edo itu benalu, anehnya ia selalu mendapat kondisi yang menguntungkan dari kedekatannya dengan Nabila dibanding dirinya. Harusnya posisi orang yang pantas menemani makan Nabila ialah dirinya, bukan Edo.

"Jahat lu ninggalin gue," komentar Galuh, sambil membawa jatah makanan yang sudah disiapkan disisi ruangan lain.

"Sorry," sesal Edo."lagian lu kelamaan wawancara," timpal Edo.

Titik Temu (All About Aro S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang