Bab 10 : Memulai

1.7K 283 38
                                    

Memutuskan untuk datang ditengah larut malam ke Aparteman Nabila memang bukan hal yang baik untuk ditiru, ia sadar sekali apa yang dilakukannya adalah salah besar, akan tetapi hatinya membawa dirinya untuk mencari gadis Aceh itu, sebagai tempat pulang.

Akhir-akhir ini, Aro banyak melakukan tindakan mengikuti apa kata hati, semua kebenaran yang berasal dari pikiran ia membuangnya jauh. Aro tidak pernah merasa seyakin itu untuk memulai suatu hubungan sebelumnya, sampai akhirnya ia bertemu Nabila.

Kembali untuk memulai hubungan dengan Nabila, rupanya tidak semudah yang dipikirkan Aro, ia harus berusaha lebih keras dari pertemuan pertama kali  keduanya saat berada di ajang pencarian bakat.

Seperti malam ini, untuk keduakalinya Aro menyuruh pengawal yang ia tugaskan untuk menjaga Nabila dari kejauhan. Tedi, agar memberikan uang sogokan pada satpam Aparteman, demi memberikan akses ia bisa masuk gedung hunian Nabila.

Ia tidak mempermasalahkan uang yang keluar banyak akibat dirinya mengakali banyak orang demi mendapatkan Nabila lagi, Aro berani bertaruh, kalaupun ada orang yang berhasil membuat Nabila luluh kembali padanya, kemudian meminta imbalan banyak, Aro akan memberikannya.

Hanya saja, Nabila bukan perempuan yang gampang terhasut oleh siapapun, ia gadis yang memiliki pendirian teguh, mandiri dan sedikit keras kepala akhir-akhir ini. Jadi sudah dapat dipastikan, Nabila bertindak hanya akan mengikuti apa kata hati dan pikirannya saja, tanpa harus disetir oleh siapapun. Dia gadis yang mengetahui apa yang diinginkan serta apa yang ingin dilakukan. Walaupun begitu, Aro mau menerjang semua resiko-resiko itu.

Tidak peduli seberapa jauh Nabila pergi, Aro akan menunggu kembali. Ia lebih indah dari permata serta lebih berharga dari apa yang Aro miliki hari ini. Pengaruhnya dalam hidup Aro, sungguh berhasil membuat kehidupan Aro berada dalam ketidakwarasan. Sialnya, Aro mau menikmati perasaan itu, ia mau disana tanpa ada paksaan dari siapapun.

"Mari mencoba Paul." gumam Aro tepat berada didepan pintu Aparteman Nabila.

Tangan Aro kemudian cepat menekan tombol Aparteman. Ia sudah tidak sabar bertemu gadisnya. Ia penasaran bagaimana reaksinya jika dirinya berada dalam keadaan seperti sekarang, masihkah peduli? Let see.

Tidak lama, handle pintu berputar, Aro cepat bersandar pada tembok, sambil memegang perutnya, ia mencoba mendramatisir keadaan, meski pada kenyataannya, sakit yang ada pada wajah serta perutnya tidak sesakit itu.

Sebelumnya Aro sering berkelahi, luka kecil semacam ini, bukanlah hal yang harus dibesar-besarkan, apalagi yang melakukannya adalah sahabatnya. Tapi entah kenapa, hatinya ingin sekali mendapat perhatian Nabila, ia ingin Nabila mengetahui apa saja yang terjadi padanya, ia ingin melibatkan banyak hal, apapun itu Aro harus berkaitan dengan Nabila.

"Paul," Panggilnya panik.

Kemenangan telak ia dapat saat itu juga, hatinya menghangat penuh. Nabila masih peduli pada dirinya. Ya Tuhan, ini yang ditunggu oleh dirinya.

"Paul," kembali Nabila memanggil dengan kepanikannya.

Gadis itu berdiri di depan Aro, sangat dekat, Aro bahkan tidak bisa menutupi bagaimana denyut jantungnya berdetak cepat kala gadis itu semakin memperpendek jarak diantara keduanya, kemudian berani memegangan wajahnya penuh ke khawatiran.

"Paul, kamu kenapa?" tanyanya panik, memegangi sebelah pipi Aro.

Kalau saja tidak ingat Aro sedang mendramatisir keadaan, ia ingin sekali memegang tangan Nabila lalu menghadiahi dia dengan kecupan kecil, seperti yang dilakukannya tempo hari.

"Ayo masuk." Nabila mengalungkan satu tangan Aro pada bahu kecil miliknya. Seketika membuat penciuman Aro mendapatkan aroma Vanila dari parfume yang dipakai Nabila. Demi Tuhan gadisnya ini wangi sekali.

Titik Temu (All About Aro S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang