Bab 3 : Kembali

2.1K 238 28
                                    

Teman-teman, apa kabar?
Aro balik nih, semoga suka sama part ini ya,

Hayo siapa disini yang belum follow aku? Tolong di follow dulu ya, soalnya akunya akan aku privet, sebelumnya terima kasih atas perhatiannya ya.

Siapa disini yang udah baca All About Aro versi cetak? Tolong ya sayang-sayangku, jangan spoiler endingnya, cukup kita aja yang tau, aku gak mau kalian nyesel beli, jadi tolong ya jangan cerita endingnya gimana. Pokoknya nikmatin aja ya, makasi

Selamat menikmati libur panjang teman-teman, selamat tahun baru, semoga tahun depan kita mendapatkan apapun yang kita mimpikan dan apa yang sedang diperjuangkan, Amin.

Terakhir, maaf kalau part ini ada typo ya, Jangan lupa koment yang banyak, vote, follow dan Share, see you next part guys.

Love banyak-banyak💓

"Pauli, kamu ko baru angkat telpon mamah sih, panggilan Rania juga tidak kamu angkat, dia cari kamu loh, ada apa? Ada masalah sama kalian?" pertanyaan itu datang dari sang Ibu kandungnya, Sri.

Aro memijat tengkuknya berat, tidak cepat menjawab pertanyaan yang datang dari sang mamah, pasalnya Aro tidak ingin jawabannya nanti membuat mamah berpikir terlalu berat, Aro tidak ingin melihat kembali bagaimana orang yang ia sayangi berbaring di rumah sakit karena terlalu banyak berpikir berat shingga penyakit yang ia derita kambuh, yaitu penyakit Jantung.

"Gak ada mah, kita gak ada masalah apapun ko," sahut Aro.

"Lalu kenapa kamu gak pulang satu minggu terakhir ini? Tidur dimana kamu nak?" tanya sang mamah lagi.

"Di kantor mah, kebetulan satu minggu ini aku lagi banyak kerjaan numpuk yang harus aku kerjain cepat, makanya aku milih nginep di kantor, biar gak pulang-pergi" sahut Aro jujur.

"Oh masalah kerjaan, mamah pikir ada masalah lain, abis mamah khawatir kamu gak ada kabar sama mamah," terang Sri.

"Maaf mah," jawab Aro. "Tapi mamah sehat, kan?" sambung Aro.

"Mamah sehat, sekarang aja mamah lagi olahraga," jawab Sri.

"Olahraga? Ulang Aro panik. "Olahraga apa? Mamah gak boleh cape mah," peringat Aro.

Terdengar suara tawa kecil dari ujung sebrang sambungan telpon. "Olahraga biasa Pauli, jalan santai di pantai, abis mamah bosen di rumah terus," terang sang mamah.

"Jalan aja ya mah, jangan lari, inget kesehatan nomor satu, Pauli gak mau liat mamah sakit lagi gara-gara kecapean."

"Makanya kamu pulang dong, biar mamah ada yang nemenin di rumah, jagain mamahnya, jangan kerja terus," protes sang mamah.

Aro tersenyum kecil mendengar keluhan sang mamah, perasaannya mendadak hangat di selimuti rindu ingin cepat pulang. "Iya mah, selesai kerjaan beres Pauli langsung pulang," ungkap Aro.

"Janji ya."

"Iya."

"Yaudah, mamah tunggu kamu pulang, kamu sehat-sehat dikantor, jangan lupa makan." Sri mengingatkan.

"Iya mah."

"Satu hal lagi," jeda Sri, menggantungkan kalimat selanjutnya. "Kabari Rania, dia cemas sama kamu, sejak pulang dari Jakarta kamu gak ada kabar," Sri memberitahu.

Aro tidak menjawab, matanya jatuh pada pas bunga kecil yang kini sudah bececeran diatas lantai, bekas kejadian luapan kemarahan dari Rania.

"Mah, aku tutup ya," pamit Aro.

Titik Temu (All About Aro S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang