Bab 8 : Adu Mulut

1.5K 226 25
                                    

Kesungguhan Aro untuk kembali bisa berbaikan dengan Nabila bukan hanya omongan belaka, ia membuktikannya dengan ia meminta pada Produser sebuah acara pagi yang dipandu oleh temannya Edo, agar mengundangnya.

Tidak, bukan mengundangnya, akan tetapi Aro yang meminta sang Produser untuk memberi panggung untuknya dengan Nabila berada dalam satu Frame.

Dirinya masih belum menerima penolakan yang dilakukan Nabila saat keduanya pulang dari arah Bandung semalam. Ia ingin melihat apakah Nabila akan sama menyebalkannya ketika berada di depan layar kaca?

"Paul kamu gak bisa terus kerja begini, semuanya bakal berantakan, udahlah berenti hubungin Nabila," tutur bang Rudi menasehati disebrang telpon.

"Maksudnya?" tanya Aro kesal.

"Ini bukan soal kamu aja, tapi ini soal proyek kita yang mandet karna sikap kamu, mungkin pekerjaan ini akan selesai, tapi  akan lama, ya karna kamu," tekan bang Rudi.

Sejujurnya Aro mengakui perubahan kendala proyek yang disebabkan oleh dirinya yang masih memaksa bekerja dari luar kota, padahal seharusnya ia banyak terjun ke lapangan untuk memperhatikan proyek, bukan hanya mengandalkan investor dan video call yang hanya bisa dilakukan beberapa saat.

"Udahlah," tambah bang Rudi.

"Bang nanti aku hubungi lagi." tutup Aro mematikan panggilan secara sepihak. Ia tidak ingin ada yang menganggu lagi arah tujuan hidupnya.

Penilaian orang terhadapnya mungkin akan buruk melihat kinerja Aro yang tidak profesional semacam ini, tapi itu bukan masalah besar, Aro akan menerimanya asal ia bisa mendapatkan tujuan hidupnya. Dan barangkali memang sudah bukan waktunya lagi Aro terus mencari permodalan untuk hidup ke depan, lebih dari itu, Aro lebih membutuhkan seseorang berada disisinya berstatus sebagai pasangannya.

Aro kini tengah menunggu di suatu ruangan, khusus untuk bintang tamu, ia sengaja menjadi tamu kedua sebagai bintang tamu di acara Edo. Harusnya tidak ada orang yang mengetahui dirinya akan datang, tapi tiba-tiba saat Aro merapikan penampilannya di depan kaca. Sosok perempuan berperawakan tinggi muncul.

"Ka zi," panggilnya lantang.

"Loh, ko lo ada disini?"

"Gue bintang tamu disini."

"Ko bisa Nabila mau satu panggung sama elu?"

"Ya bisa lah, emang ini acara dia yang punya,"

"Keren, terus lu ngapain sendirian disini, bukannya satu ruangan barengan sama Nabila?"

"Ini mau kesana, gue lagi mau bawa barang gue yang ketinggalan disini," bohong Aro.

"Oh yaudah, gue duluan ya." pamitnya.

"Hm,"

Salma, perempuan itu mengetahuinya datang, ada sedikit ke khawatiran kalau Salma akan memberitahukan kedatangannya pada Nabila, Aro takut itu terjadi, karna kalau sampai itu terjadi akan gagal semua rencana Aro.

Beruntung, dari awal acara sampai Aro memasuki acara Salma tidak menyadari hal itu, mungkin ia juga mengira Nabila sudah mengetahui kedatangannya padahal tidak sama sekali.

Acara berjalan cukup baik, meskipun harus dibarengi dengan drama Nabila keluar set saat tengah iklan berlangsung. Rupanya perkiraan Aro salah, jika Nabila akan sama sikapnya dengan ia kepadanya ketika berada dibelakang kamera.

Di depan layar, Nabila bersikap sangat ramah seolah tidak terjadi apapun diantara keduanya. Padahal sebaliknya, akhir-akhir ini dari awal bertemu hingga sekarang, sekalipun belum pernah bicara lama, apalagi baik-baik, yang ada hanya bentuk penghindaran yang Nabila berikan padanya.

Titik Temu (All About Aro S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang