Bab 21 : Seblak

1.1K 235 29
                                    

Holla, Titik temu disini.

semoga senang yaa.

Jangan lupa tinggalkan jejak bintang dan komentar atas cerita part ini.

Maaf kalau ada typo.

Doakan konsisten guys, jujur aku excited bgt di cerita ini, soalnya pengen tau aja usahanya orang LDR gimana haha.

Part besok siap-siap ketemu masalah kecil, jadi koment yang banyak biar semangat up cmiww, makasih semuanya.





Lima tahun terakhir, bekerja adalah minat terbesar di hidup Aro, ia melakukan berbagai cara supaya tujuan-tujuan perusahaan yang ia bangun dari nol terus berkembang setiap hari, ada gaji karyawan yang harus ia tanggung, ada pajak yang ia bayar, ada resiko-resiko lain yang harus dipertanggungjawabkan oleh dirinya untuk orang lain. Usaha Aro bisa dikatakan cukup berkembang dengan baik, ia mulai dapat kepercayaan dari investor, usahanya mulai dibicarakan orang pun dengan dirinya yang mulai diperhitungkan oleh para pebisnis. Hanya saja itu tidak cukup, ia harus bekerja lebih keras lagi dari sebelumnya untuk mempertanggungjawabkan apa yang tengah ia usahakan. Hal itu, rupanya berdampak sekali pada kehidupannya. Hidup Aro benar-benar tersita penuh oleh pekerjaan-pekerjaan perusahaan. Hampir setiap harinya ia membuang waktu untuk melihat bagaimana perusahaannya bekerja serta berjalan sesuai rencana awal dirinya. Tidak mudah, ia harus membuang rasa lelah, kantuk, juga malas dari dalam dirinya. Sejauh ini Aro bisa melakukannya. Hanya saja, kalau sudah menyangkut masalah hati mendadak fokusnya hilang, meskipun tidak melihat orang yang ia cintai setiap harinya, ia usahakan terlebih dahulu ia mengetahui kabar dari orang yang ia cinta, bagaimanapun caranya.

Misal, setiap hari Aro akan bertanya pada Tedi, bagaimana keadaan Nabila hari ini, begitupun yang ia lakukan pada Krisna, sang Adik dan Ibu-nya Sri. Aro akan memastikan semua orang yang ia sayangi dalam keadaan baik-baik saja, baru ia bisa bekerja dengan baik. Namun, hari ini sedikit berbeda, ia mendapati kabar kalau Tedi tidak melihat Nabila keluar dari Apartemannya sama sekali seharian ini. Hal itu membuat cemas akan kondisi Nabila. Mengenal Nabila kurang lebih dari lima tahun, ia cukup tahu kebiasaan gadis itu, ia tidak terlalu suka seharian di rumah, ia pasti akan melakukan kegiatan apapun di luar ruangan meskipun itu hal sederhana, semisal olahraga. Tapi, hari ini ia tidak mendapati kabar apapun itu.

Kembali Aro menimang apakah baik jika dirinya kembali menghubungi Nabila. Perhitungan selama Aro kembali mendekati Nabila, usahanya memang tidak semua tertolak. Tapi, tidak dipungkiri juga kalau usahanya lebih banyak yang tertolak. Jadi, untuk meminimalisir kemungkinan tertolak ia harus lebih bisa mencari alasan yang tepat untuk menghubungi gadis itu. Otak pintar Aro kembali bekerja dengan baik, ia menyuruh Tia sang sekertaris perusahaan untuk menghubungi nomor Nabila.

"Tia, kamu coba hubungin Nabila, kamu cari tahu keadaannya gimana." pinta Aro.

Kedua alis Tia mengerut cepat, beberapa detik kemudian ia kembali me-normalkan mimik wajahnya, Tia cepat bertanya. "Tapi pak, gimana caranya?"

"Kamu mikir-lah, kalau saya tahu saya gak akan nyuruh kamu. Kamu kan perempuan, lebih tahu dari saya alasan yang masuk akal," sahut Aro tegas.

"Tapi pak," cepat Aro segera memotong protes Tia.

"Kerjain, atau kamu keluar dari kantor saya hari ini juga." tekan Aro tidak lagi ingin diprotes.

"Baik pak." Tia menganggukkan kepala patuh, ia segera mengetik nomor Nabila  yang sudah diberikan oleh Aro padanya.
"Saya coba dulu," Tia meminta izin menghubungi Nabila di depan Aro langsung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Titik Temu (All About Aro S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang