Bab 20 : Ide Gila

894 194 22
                                    


Untuk part ini pendek, tapi semoga menjadi penghibur yaa. Besok aku izin gak up, libur dulu.

Tinggalkan jejak sebelum pergi, klik bintang dan komen isi ceritanya.

Maaf kalau ada typo, see you

Kalian ikut tim mana? Aro Rania?
atau
Aro Nabila?

Happy reading...


Waktu berjalan sangat cepat sekali, terhitung setelah tiga hari yang lalu Nabila menceritakan dirinya akan ada manggung di Bali, sejak hari itu Aro mencari cara agar keduanya bertemu kembali. Sebenarnya bukan hal yang sulit bagi Aro untuk menemui Nabila langsung ke acara yang akan diadakan di Bali, hanya saja Aro tidak ingin gegabah melakukan keinginan mengikuti sesuai logika. Sekarang, Aro memilih berhati-hati untuk bertindak lebih dekat kembali dengan Nabila. Alasannya, ia tidak ingin Nabila tidak nyaman atas kehadiran dirinya, maka dari itu Aro harus mencari cara agar Nabila bisa dekat dengannya tanpa harus Aro terlihat menunjukkan keinginan dekat lagi dengan Nabila.

Isi Kepala Aro kini tengah sibuk mencari cara agar pertemuan keduanya sesuai dengan apa yang di rangkaian dalam isi kepalanya. Akan tetapi nihil sekali, ia hanya bertemu ide-ide buntu yang membuat dirinya akan sangat berlebihan jika melakukannya, tentunya Nabila tidak akan suka akan hal itu. Misal, Aro menginap di hotel yang sama, dimana Nabila menginap. Bukannya tampak seperti pasangan bertemu, Aro justru seperti fans yang ingin bertemu Artis. Tidak, itu bukan ide yang bagus.

Sebenarnya apapun akan Aro lakukan agar bisa bertemu Nabila, hanya saja ia tengah menimang situasi yang bagus untuk dilakukan. Ide dikepala Aro kali ini jauh lebih diluar dugaan dari sebelumnya, yaitu menjadikan mamah sebagai pancingan. Kalian tidak salah mendengar ide gila Aro tersebut, akan sangat penuh resiko memang. Tapi, Aro juga penasaran jika keduanya kembali bertemu. Apalagi, setelah niat besar yang tidak tersampai diantara dirinya dan Nabila dahulu, sang mamah belum pernah bertemu lagi dengan Nabila.

Dua kemungkinan yang bisa Aro duga pada isi kepalanya soal pertemuan yang sedang Aro atur. Satu, menghasilkan pertemuan yang baik atau yang kedua, sebaliknya antara Nabila dan Mamah akan saling berseteru atas pertemuan itu. Tentu saja, Aro berharap akan berujung baik. Namun, kemungkinannya sangatlah kecil sekali.

Suara penyerahan tumpukkan dokumen dari seseorang menyadarkan lamunan Aro. Mata Aro mengerjap cepat. Di depannya, orang kepercayaannya sejak lama kini berdiri persis menghadap tubuh Aro. Ia mengukir senyum kecil, dengan tautan alis hampir menyatu, menunjukkan mimik wajah penuh tanya untuk Aro.

"Masih Pagi, udah ngelamun," tegur Nendi.

"Sorry Bang," Jeda Aro cepat sambil membetulkan posisi duduknya menjadi lebih sigap. "Dokumen apa lagi?" tanya Aro.

"Laporan keuangan pembangunan. Laporannya sih udah dikasih dari minggu kemarin, tapi Abang baru bisa kasih sekarang, hampir lupa," terang Nendi.

"Oh, oke biar nanti gue liat dulu, kalau ada yang keliru, biar nanti gue sendiri yang tanya sama kepala bagian keuangan," timpal Aro.

Nendi menganggukkan kepala mengerti. Tapi, ia tidak kunjung untuk berpamitan pergi. Beberapa saat ia memperhatikan Aro secara seksama. Nendi seolah faham, kalau Aro dalam kebingungan.

"Ada hambatan? keliatannya pusing banget?" tanya Nendi.

Aro menggeleng sambil sedikit mengukir senyum hambar. "Gak ada, aman semua aman," kebohongan yang dikeluarkan oleh mulut Aro, mungkin bisa dipercaya oleh orang lain. Tapi, kalau berhadapan dengan Nendi, ia sama saja tengah bermain kucing-kucingan, kemanapun Aro menyembunyikan kebohongannya, Nendi dikemudian hari dapat menebaknya.

Titik Temu (All About Aro S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang