Bab 15 : Kangen

1.7K 149 23
                                    

Haiii, apa kabar? adakah yang rindu?

Maaf baru bisa up, semoga up kali ini bisa mengobati rindu kalian ya, terima kasih juga pada kalian yang sudah setia menunggu ya.

Maaf kalau ada typo, terima kasih sudah komen sesuai cerita, sudah follow, sudah vote. Effort kalian bikin aku bahagia sekali dan semangat nulis, makasi ya.

Sampai bertemu di chapter selanjutnya, Bye.

>>>



"Kamu diem dulu, tangannya jangan gerak, aku pakein plaster." Perlahan posisi Nabila semakin dekat, wajahnya merunduk dalam, dengan telatennya ia memberikan plaster pada luka ditangan, bekas hantaman kepalan tangan Aro dengan tembok.

"Masih sakit?" tanya Nabila.

Aro menggeleng lemah. Selesai Nabila menyelesaikan pekerjaannya. Aro tidak membiarkan Nabila pergi jauh dari sampingnya barang sedetik. Maka dari itu, saat Nabila hendak bangun, Aro cepat mencekal tangan Nabila.

Mata Nabila turun melihat tangan Aro. Gadis itu membaca pergerakan Aro yang tidak ingin berjauhan dari dirinya. "Aku beresin ini dulu." Nabila memberitahu.

Mengalah, Aro melepaskan cekalan tangannya, membiarkan Nabila pergi menuju Dapur, sedangkan Aro melepas sepatu kemudian membaringkan tubuhnya di sofa besar yang ia duduki sekarang.

Entah mengapa, tubuh Aro, hari ini terasa sangat lelah sekali. Padahal, Aro hanya bekerja setengah hari, tapi kenapa semua jaringan tubuhnya merasakan lelah seperti ia bekerja satu minggu full.

Nabila kembali, ditangannya kini sudah ada selimut dan bantal.

"Kamu bisa pake ini." Nabila menyerahkan kedua benda tersebut padanya, Aro menerimanya cepat, kemudian segera menggapai tangan Nabila.

"Jangan kemana-kemana." pinta Aro.

"Badan kamu hangat, aku akan menghubungi Zaky, setelah itu..."

Nabila tidak menyelesaikan kalimat selanjutnya. Aro memotongnya dengan sebuah tindakan menunjukkan ketidaksukaan dirinya, yaitu mengeluarkan ponsel dari saku, kemudian melempar benda persegi panjang tersebut diatas meja kaca secara sembarang.

Tubuh Nabila berjengkit kaget, menghela nafas kasar sambil menatap Aro. "Ini demi kesehatan kamu," tutur Nabila.

"Demi aku, atau kamu yang mau ketemu dia," timpal Aro.

"Powl, jangan mulai," desah Nabila lelah.

"Kamu yang mulai," timpal Aro sengit.

"Karna aku cuma pengen tau, keadaan kamu," sahut Nabila.

"Aku baik-baik aja," tekan Aro. "Aku gak butuh orang lain, Dokter, apalagi Zaky," putus Aro tidak mau kalah.

Helaan nafas kasar Nabila terdengar nyaring ditelinga Aro. "Pemeriksaan cuma sebentar, memastikan kamu baik-baik aja," timpal Nabila keras kepala.

"Tapi aku baik-baik saja Nabila," tekan Aro mulai terpancing emosi. "Aku baik-baik aja." ulang Aro tegas. "Kamu mikir perasaan aku gak si nab?" tanya Aro cepat.

Titik Temu (All About Aro S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang