Chapter 1.

1.7K 132 3
                                    

Langit suram melapisi kejadian yang sedang berlangsung saat ini. Ditengah-tengah kota, ribuan orang sudah dibantai oleh tentara dari Teokrasi Utara.

Darah mengenang diantara lekukan tanah, tetesan demi tetesan bilah pedang menjatuhkan cairan merah. Seorang pria dapat berdiri tegap meskipun dirinya sudah menerima tusukan yang cukup dalam.

"Lemuel, apa yang kamu lakukan?" Alz—pria 19 tahun yang merupakan pangeran ketiga dari kerajaan Kareem, histeris melihat prajuritnya mengorbankan tubuh untuk melindungi serangan dari musuh.

Lemuel hanya tersenyum masam tanpa menghadap tuannya. Dia merasa hal ini merupakan sebuah keharusan dirinya untuk bisa melindungi Alz.

 Dia merasa hal ini merupakan sebuah keharusan dirinya untuk bisa melindungi Alz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lemuel!" Alz menarik tubuh pria itu hingga tersungkur. "Lemuel! Lemuel! Lemuel!" Dirinya terus menggoyang-goyangkan tubuh pria yang badannya berukuran setengah kali lipat darinya.

"Saya berada disini, Yang Mulia." Dengan senyuman Lemuel menyahut panggilan Alz.

"Ini tidak lucu, Lemuel, jika kau tiada siapa yang akan melindungiku, hah!?"

"Tentu saya, Yang Mulia. Saya siap berada disisi anda," jawab Lemuel berbohong, dirinya sudah tidak akan bisa lama lagi hidup.

"Kau berbohong."

"Saya tidak berbohong, Yang Mulia." Lemuel mengusapkan lengannya di luka. "Luka ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan jasa yang anda lakukan terhadap saya."

Alz muak, dirinya menarik kerah Lemuel. "Kau pikir ini candaan? Disaat-saat seperti ini, kau mengungkit jasaku? Seharusnya kau sadar, kau sudah berada diambang kematian! Kau ingin mati!?"

Lemuel tersenyum. "Justru saya sangat senang bisa mati untuk anda."

Plak!

"Tutup mulut bodohmu itu!"

"Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada anda, Yang Mulia, karena telah menanggung beban yang saya pikul. Saya ingin anda juga hidup bahagia nanti."

"Tidak, Lemuel, jangan katakan itu!" Air mata mengalir dari Alz yang sudah tidak bisa berharap lagi kalau anak buah yang paaling setia akan pergi hari ini.

"Selamat tinggal, Yang Mulia." Mata Lemuel kemudian perlahan menutup.

"Lemuel!!!"

Perang Asrah, pemicu dari perang ini adalah sengketa kekuasaan antara Kerajaan Kareem dengan Teokrasi Utara. Perang dingin diantara kedua belah pihak meledak menjadi perang besar.

Alz Aciel Kareem, pangeran ketiga Kerajaan Kareem. Dirinya menjadi panglima perang diusianya yang masih terbilang muda. Semua susuan rencana, strategi, dan taktik perang berada ditangannya. Jadi mau menang kalahnya mereka adalah tanggungjawabnya saat ini.

Namun itulah penyebabnya yang membuat Alz menyesali apa yang telah dia perbuat. Susunan rencananya gagal total. Pihak musuh berhasil mengetahui rencana yang Alz buat hingga mereka berhasil dikepung dan dihabisi disana.

Jleb!

Darah mengalir deras dari dada Alz yang baru saja berhasil mendapatkan tusukan dari belakang.

Namun, dirinya tidak merasakan sakit sedikitpun. Baginya semua ini sudah sia-sia, anak buah yang paling royal kepadanya telah tiada, tidak ada satupun motivasi untuknya dalam perang.

'Apa salahku? Kesalahan apa yang telah aku perbuat? Apa karena strategi yang terlalu gampang? Apa karena kependekan akalku? Apa karena aku merasa ini akan berhasil? Apa karena diriku terlalu meremehkan orang lain? Apa ini atas kesombongan diriku?'

Dilain sisi dari Alz, seorang pria baru saja menghampiri mereka. Pria dengan jubah hitam serta bulu rubah gurun di kerahnya. Alz mencoba menengok kearah keberadaan pria itu.

"Pangeran Arion?"

Pria yang disebut namanya itu tersenyum sinis—merasakan kemenangan besar darinya. Setelah pedang dicabut kembali, Pangeran Arion menunduk untuk menyamakan tinggi dengan Alz.

"Semoga kau bahagia di neraka sana. Tenang saja aku akan menyapamu nanti." Arion bangun, bersamaan itu pula Alz dapat merasakan bumi berputar 360 derajat.

Atau lebih tepatnya kepalanya baru saja terpenggal.

"Sialan," umpat kesal Alz.

Arion Sai Bahr, pangeran tunggal kerajaan Bahr. Salah satu negara yang ikut membantu perang di faksi Teokrasi Utara.

Kerajaan Bahr terkenal akan militernya yang kokoh dan gigih, meskipun hanya negeri kecil, namun wilayah itu berhasil membuktikan bahwa mereka layak diakui.

Kerajaan Bahr memiliki satu-satunya pewaris tahta, yaitu Arion sendiri. Para pemuka setuju, dewan setuju, dan rakyat juga kesetujuan kalau kelak dirinya akan menjadi pemimpin kerajaan Bahr.

꧁ঔৣ☬𝐊𝐞𝐝𝐢𝐫𝐚𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐚𝐝𝐢☬ঔৣ꧂

Kedirajaan AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang