Chapter 21.

155 19 4
                                    

Kami dituntun ke ujung hutan oleh segerombolan Elf. Mereka ternyata cukup ramah, diantara mereka juga sempat memberikan kami imbalan berupa cendramata yang terbuat dari kayu.

"Setelah menelusuri jalan ini kalian akan keluar dari hutan," jelasnya.

Aku mengangguk paham. "Baiklah kalau begitu. Terimakasih kasih, ya, dengan begitu kesepakatan kita telah selesai." Aku lalu menoleh ke Arion. "Ayo," ujarku kepadanya.

"Tunggu!" Elf yang tadi menghentikan kami.

Kami berdua menghentikan langkah dan menengok kearahnya.

"Karena mengenal kalian, ternyata kalian tidak sejahat yang kami kira," ucapnya. "Sebab itu, bolehkah kita mengubah kesepakatan menjadi kontrak?" imbuhnya yang sebenarnya aku tidak memahaminya.

"Kontrak?"

Aku pernah mempelajari tentang kontrak di Akademi. Kontrak adalah perjanjian khusus antar entitas hidup dengan manusia guna menghubungkan dan merestorasi energi dari kedua belah pihak.

Kedua belah pihak akan terhubung, baik secara mental dan batin. Bahkan Kontrak juga dapat dipergunakan untuk telepati. Buktinya tentara sihir Kekaisaran menggunakan kontrak antar sesama untuk bisa berkomunikasi melalui telepati.

Ada kelemahan dan kelebihan dalam membuat kontrak. Salah satu keuntungan dari membuat kontrak adalah kedua belah pihak akan saling terhubung. Kelemahannya, kontak harus dibuat secara seimbang, artinya kedua belah pihak harus memiliki keseimbangan energi.

Sebab jika tidak kontrak hanya akan membahayakan nyawa bagi orang yang memiliki kekuatan yang lebih kecil. Beberapa kasus pernah terjadi kalau orang bisa mati ketika mebuat kontrak karena ketidakseimbangan.

Tapi, apa salahnya juga jika aku membuat kontrak dengan Elf. Bukankah malah itu menguntungkan. Dari yang aku tahu Elf memiliki keunggulan usia mereka yang immortal. Ini berbanding lurus dengan tujuanku dalam menghindari kematian sampai delapan tahun mendatang.

"Bagaimana?" tanya ulang Elf itu.

Setelah aku berfikir kalau kontrak ini menguntungkan, aku mengangguk. "Baiklah, aku setuju," jawabku.

Elf itu lalu berkata, "kalau begitu kita buat kontraknya. Mulai darimu, sebutkan namamu!"

Aku mengangguk. Sontak berdiri tegap, menyimpan tangan kanan ke dada kiri, dan membungkuk. "Namaku Alz, Alz Aciel Kareem," perkenalanku sedang perkenalan ala bangsawan.

"Aku Rune, Elf Ru Rune."

Setelah kami saling memperkenalkan diri, entah muncul dari mana tapi tubuh kami tiba-tiba saja bersinar, cahaya keluar dari tubuh kami dan saling beradu setelah melayang cukup tinggi.

Akibat cahaya yang beradu itu, menyebabkan sinar yang begitu silau, sampai aku yang melihatnya saja menutup mataku.

꧁ঔৣ☬𝐊𝐞𝐝𝐢𝐫𝐚𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐚𝐝𝐢☬ঔৣ꧂

—Leoni Beleric.

Aku terus berjalan tanpa henti dibawah terik matahari, tanpa aku rasa ternyata sekarang sudah tengah hari. Entah aku sudah berjalan berapa lama di padang terbentang ini, yang aku tahu aku belum menemukan pepohonan yang menandakan hutan.

Aku tersesat jauh di antah berantah akibat satu insiden yang membingungkan. Hingga pada akhirnya aku hanya bisa menyimpulkan itu adalah sihir teleportasi—meski aku belum bisa meyakininya.

Tanpa bekal, tanpa minum, tanpa apapun aku tersesat di padang ini. Akibatnya aku sekarang sudah tidak berdaya lagi dalam meneruskan perjalanan. Aku haus, aku lapar, aku sudah tidak sanggup lagi, itulah yang sedang muncul di benakku.

Kedirajaan AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang