Sebuah mansion megah yang dimana luasnya setara dengan lingkaran lapangan bola terkenal di Indonesia, Gelora Bung Karno.
Arsitektur menghiasi taman yang mengelilingi dan ornamen indah terpajang estetik disana.
Dari suatu bilik yang dimana dalamnya terdapat seorang wanita terbaring mengeram keras, ia sedang melakukan persalinan kala itu.
Selain wanita berambut pirang terbaring disana, terdapat juga tiga orang lain yaitu pria yang tidak asing lagi, Alz Aciel Kareem yang telah terlihat lebih dewasa, Rune yang tidak berubah sedikitpun sedang membantu persalinan, dan Liliya Godspear-gadis berambut ungu itu yang berada disamping kiri wanita itu.
"Ayo nona, anda bisa melakukannya, ayo Nona!" kata wanita Elf berambut kuning yang sedang membantu persalinan, Rune.
Wanita itu terus mengeram kuat, bahkan sampai menjerit keras hingga terdengar seluruh bangunan. Keringat mengalir deras dari wanita itu.
Persalinan sudah berlalu sekitar satu setengah jam lalu namun belum ada pertanda apapun bahwa persalinan berjalan mulus.
Alz terdiam kaku di sudut ruang dengan keringat sebesar biji jagung mengalir deras membasahi tubuhnya.
Dia tidak bisa bertindak apapun, bahkan saat istri tercintanya sedang dalam proses melahirkan, dirinya tidak bisa membantu walau hanya sedikit. Tubuhnya bergetar kuat tidak terkendali melihat situasi yang terjadi.
Liliya menatap Alz ditengah-tengah dia membantu Rune disampingnya, wajah gadis itu seolah mengatakan bahwa "Alz harus ada disini untuk mendorong mental istrinya itu".
Alz sedikit memahami penyataan tidak langsung dari Liliya, karena itu dia akan tetap disini sampai proses selesai.
"Liliya, bawakan seember air hangat kesini!" titah Rune pada Liliya.
"Baik," jawab Liliya sebelum pergi melakukan tugas yang diberikan.
"Biar aku saj-
"Tuan Alz tetap disini, jangan kemana-mana," kata Rune menyela.
Alz yang tadi mau beranjak jadi kembali ke posisi sebelumnya, mematuhi apa yang Rune titahkan.
Alz merasa dirinya tidak memiliki kontribusi apapun saat ini, namun saat sesuatu yang dia anggap bisa membantu, malah dihadang oleh Rune untuk tetap diam ditempat.
"Ba-baik," jawab Alz.
Proses menegangkan berlanjut, istri Alz meraung keras dengan Rune yang terus berisik menyemangati untuk terus melakukannya.
Rasa panik Alz semakin menjadi-jadi melihat situasi tegang terjadi, rasanya Alz bimbang tidak bisa melakukan apapun meskipun dia sangat ingin. Tubuhnya gemetar kuat, perutnya getir dan linu, serta perasaannya campur aduk, Alz belum pernah merasakan hal yang persis seperti ini sebelumnya.
Liliya baru saja tiba membawakan air hangat satu ember penuh. "Harus aku simpan ke mana?" tanya dia buru-buru. Rune menunjukkan ke satu bagian ruang, dan Liliya langsung menaruhnya seperti yang dikatakan.
"Di sana!" tunjuk wanita Elf itu. Lalu dia menoleh ke Alz disudut ruang. "Kemarilah!" ujar dia pada pria itu.
Alz menghampirinya, Rune langsung menyuruh Alz untuk berada disampingnya. Pria itu jadi segera menghampiri istrinya itu yang terbaring di atas ranjang. Dia meraih lengan wanita itu dan menggenggam erat secara emosional.
"Alz..."
"Leoni..." Erangan terakhir yang kuat terdengar. Pada saat yang sama suara yang sangat ditunggu oleh mereka dapat terdengar.
Teriakan bayi memekakkan hingga di seluruh penjuru rumah. Bayi itu, bayi yang Leoni kandung selama 9 bulan telah lahir. Rune sigap segera mengurus bayi itu.
Alz duduk disamping Leoni sambil terus memeluknya. Dia tidak bisa lepas dari istrinya itu. Kata 'sayang' dengan tangisan bahagia terus ditunjukkan oleh Alz.
"Selamat Tuan Alz, anak anda adalah perempuan."
Rune menghampiri Alz dan Leoni sambil membawa bayi yang telah di bungkus kain penutup berwarna putih.
"Anda mau mengaisnya?"
Alz melihat ke Leoni, tampak gadis itu begitu antusias agar Alz mau mengais bayinya itu.
Alz menyodorkan kedua tangannya, Rune lalu membantu membuat Alz untuk memindahkan bayi itu ke tangan Alz.
Alz dapat melihat wajah cantik campuran dari wajah ibunya dan rambut putih bagai awan dari DNA dirinya.
"Dia adalah.... anakku? Anak diriku dan Leoni?" ucapnya tak percaya melihat sosok bayi yang ada digendongnya. Rasanya campur aduk saat dia dapat melihat sang malaikat kecil itu, bahkan ia sampai meneteskan air mata saat itu.
Air mata itu menetes tepat pada dahi bayi itu hingga membuat matanya terbuka lebar dan menangkap sosok ayahnya itu, Alz.
"Dia sangat cantik sepertimu, Leoni," ucap Alz. "aku harap dia juga sepintar dirimu."
Leoni tersenyum. "Apa maksudmu, dia juga akan menjadi kuat sepertimu, Alz."
Tidak hanya Alz, tapi Leoni maupun Rune sampai menangis bahagia dapat melihat bayi itu yang terlahir sehat.
Alz menunjukkan bayi pada Leoni, wanita itu terlihat bahagia melihat sosok malaikat kecil itu. Bahkan bayinya itu sempat tersenyum melihat wajahnya meski hanya sebentar.
"Ngomong-ngomong, apa anda sudah memikirkan nama untuk anak kita, Alz?" tanya Leoni.
Alz menatap paras cantik yang diturunkan dari ibunya, mata biru indah bagaikan samudra. Rambut minim berwarna putih itu membuat Alz reflek mengelus ujung kepala bayi itu.
"Dia cantik sepertimu dan memiliki rambut yang sama sepertiku, maka akan aku namakan dia Rea, Rea Aciel Kareem."
"Hemm. Nama yang bagus, aku suka itu."
Semuanya dapat tersenyum. Atas semua yang telah aku alami selama ini, aku akhirnya memiliki anak. Ini adalah kali pertama diriku dalam regresi ke-5.
Aku menikahi Leoni dan dikaruniai anak perempuan. Nama yang aku berikan adalah Rea Aciel Kareem. Berasal dari gabungan nama depan kami berdua, yaitu LEoni dan Alz.
Sampai saat ini aku belum tahu apa yang akan terjadi esok hari untuk diriku. Aku telah merubah takdir tragis ini menjadi alur yang indah. Namun aku tidak pernah mengatakan kalau ini sudah berakhir.
Aku masih harus melewati apapun yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kematian bukanlah sesuatu yang dapat diketahui seseorang, jadi bukan berarti aku yang masih selamat hingga sejauh ini akan terhindar dari kematian tragis itu.
Namun, aku yakin karena ada orang lain yang aku sayangi patut membuatku merasa harus tetap ada disini.
Ini adalah kisahku, seorang pria penyakitan usia 18 tahun yang dibunuh oleh sosok misterius lalu bereinkarnasi menjadi seorang protagonis dalam novel fantasi. Pangeran ketiga yang memiliki akhir cerita yang teragis. Dimana aku akan mati oleh perang besar yang akan terjadi.
꧁ঔৣ☬𝐊𝐞𝐝𝐢𝐫𝐚𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐚𝐝𝐢☬ঔৣ꧂
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedirajaan Abadi
FantasyBagaimana bisa seorang pemuda 18 tahun yang telah menghabiskan sisa hidupnya dikurung dalam rumah sakit malah mati dibunuh, lalu bereinkarnasi menjadi seorang protagonis novel Fantasi berjudul 'Kedirajaan Abadi'. "Selamat pagi, Yang Mulia!" "Siapa a...