Prolog

103 4 0
                                    

Perkenalkan aku Nada Salsabila. Gadis yang waktu itu baru saja menginjaki bangku SMA. Orang-orang bilang masa SMA adalah masa emas untuk remaja, apalagi saat itu adalah fasenya orang jatuh cinta.

Awalnya aku tidak mempercayai ucapan yang menurutku aneh itu, meskipun disampaikan oleh kakakku. Seiring berjalannya waktu ternyata memang benar. Tetapi, bagaimana dengan mencintai seseorang yang bahkan tidak tahu perasaannya memang untukku atau bukan.

Dia, Rama Nugraha. Laki-laki yang pertama kali mengajakku untuk mengobrol saat masa mpls SMA. Anaknya yang sangat friendly dan aktif ini membuat banyak orang menyukai dirinya, apalagi ketika siswi-siswi di sana bertemu dengannya.

Huft, berbanding terbalik dengan sifatku ini. Pendiam dan tidak suka berinteraksi dengan banyak orang.

Berteman dengan dia sungguh membuatku semakin bertanya dengan perasaanku. Apa memang benar aku menyukainya? Lebih tepatnya jatuh cinta pandangan pertama.

Semua sikap yang dia berikan menunjukkan kalau dia menyukaiku juga. Bukan hanya itu, di sekolah bahkan kami sering disebut couple goals, karena kemana-mana sering bersama.

Namun, ada satu kalimat yang memang membuat aku harus menjauhimu, Rama. Kalimat yang menampar dari kehaluanku selama ini.

Sakit, mencintai seseorang yang tidak mencintai kita.

Dan, aku harus menerima itu semua. Bagaimanapun ini adalah salahku, membuka ruang hati untuk kamu bersemayam, yang ternyata diahtimu sudah tertancap nama perempuan lain.

Sebelumnya Terima kasih sudah hadir dihidupku, kamu sedikit memberi warna untuk aku yang hitam putih ini. Aku tidak akan pernah melupakanmu, hanya saja aku harus rela menahan rasa sakit ini.

Semoga Tuhan mempertemukan kita dalam kondisi yang memang berbeda.

Dariku, Nada Salsabila

Hubungan Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang