BAB 4: Katanya, cinta pandangan pertama?

24 4 1
                                    

Sebelumnya, aku selalu menolak percaya adanya cinta pertama. Tapi, akhirnya aku merasakan juga pada masa putih abu.

Waktu itu, aku bersumpah tidak pernah menduga bahwa aku akan jatuh cinta, kepadanya.

Dari puluhan laki-laki yang kutemui saat itu walau hanya sekilas, namun hanya dirimu yang meninggalkan jejak dalam ingatan. Ku ingat dengan baik bagaimana sosokmu yang membuatku terpana. Kita tidak pernah tahu kapan akan berjumpa lagi, dan aku akan tetap mengingat dirimu.

Waktu itu, kamu dengan almamater abu yang menempel di badan gagahmu itu membuatku terpaku beberapa saat. Menatapmu dari kejauhan, dan dalam diamnya aku mulai jatuh cinta.

Jatuh cinta pada pandangan pertama yang sempat aku menolak keras, dan sekarang, detik ini aku merasakannya.

Bertemu denganmu adalah bagian terindah bagi hidupku yang gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bertemu denganmu adalah bagian terindah bagi hidupku yang gelap. Bahkan, aku masih ingat di mana dirimu merangkulku seperti seseorang yang sedang jatuh cinta.

"Tetap kayak gini terus, ya, Nad."

Kalimat itu tetap menempel di kepalaku yang sangat berisik. Kalimat yang selalu menjadi semangat untuk bertemu denganmu.

Mungkin jika Tuhan mengizinkan aku kembali ke masa itu, aku akan tetap memilih memendam perasaanku yang tidak tahu kapan habisnya untukmu.

Hubungan Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang