BAB 3: Kesalahan perasaan

21 4 1
                                    

"Kehadiranmu bisa dikatakan candu untukku."

***

"Nad, tugasnya Bu Lala udah belum?" tanya Anggi teman sebangkuku. Aku langsung mengeluarkan gulungan karton dari tasku lalu membukanya.

"Gila bagus banget gambarnya, emang lo jago banget bikin peta Indonesia, Nad, pantes lo jadi murid kesayangannya Bu Lala," katanya lagi membuatku sedikit tersipu.

"Ah, bisa aja kamu, Nggi, cuma kebetulan aja aku punya bakat gambar. Jadi, lumayan mudah," jawabku diakhiri tertawa kecil.

Bu Lala adalah guru geografi di sekolah ini, guru yang menurut para murid di sini adalah guru terbalik, tetapi tidak bagiku. Rasanya aku sangat tertantang ketika mendapatkan guru seperti itu.

Dan di sinilah aku, anak SMA jurusan IPS yang sudah kelas 2. Rasanya sangat cepat sekali. Baru kemarin ketemu teman-teman, dan sebentar lagi bakal pisah.

"Nad, kebiasaan ngelamun terus," omel Anggi setelah menepuk pundakku, "tenang aja, nilai lo pasti aman sama Bu Lala."

Aku hanya tersenyum menanggapi ocehan Anggi. Sebagian teman-temanku menganggap aku memiliki kepribadian tertutup, tak jarang pula murid di sini seakan menghindar untuk berteman denganku. Tetapi, aku sangat bersyukur mempunyai teman yang paham dengan kondisiku.

Kring... Kring..

Bel istirahat berbunyi, bukan hal yang aneh lagi ketika teman-teman sekelasku langsung berlarian untuk keluar. Sudah pasti untuk dapat meja di kantin. Aku dan Anggi memilih untuk keluar kelas terakhir, kita sama-sama berseluncur di sosial media.

"Nad, kayaknya gua ke kantin duluan deh, cacing gua berontak ini," ucapnya seraya menyengir.

"Dasar, yaudah sana," jawabku dengan bergidik ngeri.

"Lo nggak mau nitip makanan?"

Aku menggeleng, "nanti aku ke kantin, kalo sekarang pasti rame banget."

"Yaudah kalo gitu, gua duluan ya," pamitnya lalu berlari keluar kelas.

Aku kembali memainkan ponselku, nonton drakor adalah kesukaanku, apalagi suasana kelas tampak sepi. Aku mendownload drakor yang dibintangi moon gayoung dan cha eunwoo. Apalagi kalau bukan true beauty.

Drakor yang mengisahkan tentang laki-laki yang mencintai perempuan tanpa melihat wajahnya cantik atau tidak.

Baru saja aku ingin mengklik tombol play, tiba-tiba aku dikejutkan dengan gebrakan meja. Aku melihat dengan wajah kesal, mau apalagi dia? Belum puas dimarahin oleh Rama?

"Gua udah bilang kan sama lo buat jauhin Rama! Dia itu punya gua, lo itu pelakor tau gak!" ucapnya dengan keras.

"Oh iya? Tapi Rama nggak pernah bilang kalo Kakak itu pacarnya? Jadi, nggak usah ganggu aku lagi deh, kakak ambil aja Rama, itu pun kalo dia mau sama Kakak," jawabku dengan senyum sinis. Enak saja, dia pikir dia doang yang bisa marah.

"Kurang ajar lo, ya. Dasar miskin!"

Byur

Siraman air tepat di wajahku. Aku menatap tidak percaya dengan yang Nadia lakukan. Lihatlah, mereka malah tertawa melihatku seperti ini.

Hubungan Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang