Aluna kembali kedalam kelasnya setelah membuat anak-anak The Wolves diatas rooftop itu habis pikir dengan perbuatannya. Gadis itu duduk diam di tempat duduknya, namun karena dirinya merasa bosan, Aluna kembali beranjak dengan niat ingin mengelilingi sekolah ini. Dirinya memanfaatkan jam kosong ini untuk berkeliling, mencari tahu semua sisi sekolah ini.
Gadis itu berjalan menyusuri koridor sekolah dan mengundang atensi siapa saja yang di lewatinya. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika seorang gadis tidak sengaja menabraknya. Aluna menatap gadis tersebut, namun gadis itu terdiam dan mengalihkan tatapannya ke sembarang arah. Suara tawa dari ketiga gadis itu seketika terbungkam ketika melihat orang yang tidak sengaja di tabrak mereka.
"So-sorry nggak sengaja" ucap Chia yang sedikit mengalihkan tatapannya menghindari tatapan Aluna.
Semua mata kini tertuju kepada empat siswi itu, namun Aluna hanya melewati ketiga gadis itu tanpa sepatah kata pun. Chia meremas kuat kepalan tangannya dan menatap punggung Aluna. Terlihat jelas rasa bencinya kepada gadis itu lewat tatapan matanya.
"Udah lah Chi, ada waktunya kita buat balas dia." Ucap Hana yang ikut memandang punggung Aluna yang telah menjauh.
"Arzen putusin gue gara-gara dia, orang tua gue benci gue gara-gara dia juga, hidup gue dihancurin sama cewek nggak tau diri itu!." Ucap Chia dengan nada penuh tekanan.
"Chia, bakal ada harinya ki--"
"Oh playing victim jadinya ya?" Ucapan Dira terpotong karena Clara tiba-tiba sudah berada di belakang mereka, yang membuat ketiga gadis itu membelalakkan mata mereka karena di sana ada Reksa.
"Siapa yang playing victim, udah jelas-jelas disini gue yang udah dihancurin. Kenapa? Nggak puas liat gue dapat ganjaran? Nggak puas liat gue hampir dikeluarin dari sekolah ini? Nggak puas?!." Bentak Chia yang sengaja meningkatkan nada suaranya. Seketika satu-persatu siswa mulai berkerumun di tempat beberapa gadis itu.
"Chiana Vanesha Jelyorin, lo tau? Sekolah ini akuin lo sebagai queen bullying karena mereka nggak mau berurusan sama sampah kaya lo, mereka takut sama lo karna Arzen doang, and now? Open your eyes! Buka selebar-lebarnya Chia, liat gimana remehnya orang natapin lo!." Ucap Clara dengan tenangnya, yang berhasil memancing emosi Chia.
"Itu karna lo semua! Lo yang udah buat gue dibenci sama orang-orang terdekat gue, termasuk orang tua gue! Lo nggak tau gimana sakitnya gue karna perlakuan lo semua!." Balas Chia dengan nada suara yang kali ini lebih besar.
Clara tersenyum remeh menatap Chia. "Playing victim banget lo, mau belain diri lo mati-matian juga nggak bakal ada orang yang percaya, harusnya lo itu sadar diri, selama ini lo pernah baik sama orang nggak?" Ucap Clara yang beralih menatap bergilir Hana dan Dira. "Mungkin juga dua teman lo ini terpaksa temanan sama lo hanya karna manfaatin uang lo doang?." Lanjutnya yang membuat Hana dan Dira membelalakkan matanya.
Hana dan Dira terbungkam dan saling lempar tatap. "Lo mending pergi deh" ucap Hana.
"Lah emang udah mau pergi, gue hanya mau ngasih tau doang, jangan terlalu playing victim, nggak ada yang peduli sama lo." Balas Clara yang kemudian mengajak Reksa pergi meninggalkan ketiga gadis itu.
Lagi-lagi Chia terdiam dan menatap punggung Clara yang menjauh dari pandangannya, gadis itu menghentakkan kakinya dengan kasar lalu meninggalkan tempat tersebut.
Sementara dengan Aluna, gadis itu kini berada di lapangan basket indoor yang keadaannya sepi, gadis itu mengerutkan dahinya bingung, karena di sekolahnya sebelumnya lapangan basket indoor tidak pernah sepi. Tiba-tiba, sebuah bola yang bergelinding menabrak kakinya mengalihkan atensi gadis itu, kemudian pandangannya tertuju pada seorang lelaki yang berdiri sejauh tiga meter darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT HER! [Transmigrasi Geva]
Teen FictionGevania Rovaline, seorang gadis yang dijuluki Ice Princess karena raut wajahnya yang tidak pernah berekspresi dalam keadaan apapun, gadis itu terkenal menakutkan oleh seantero sekolah karena sifatnya tersebut. Tidak ada yang berani mendekat karena t...