INH-18 : PULANG

370 99 1
                                    

Sebuah mobil menepi tepat di depan gerbang milik kediaman keluarga Gwinover. Benar, mobil itu adalah mobil milik Aluna, dengan Nolan yang sedang bersamanya. Penjaga gerbang tampak dengan cepat membukakan gerbang tersebut, Nolan yang menyetirpun langsung memasuki area rumahnya setelah gerbangnya terbuka.

Penjaga yang melihat Nolan lebih dulu keluar dari dalam mobil tersebut seketika terkejut dan langsung menghampiri Nolan.

"Selamat datang Tuan." Sambut penjaga yang dikenal dengan nama Heri itu kepada Nolan.

"Don't treat me like that, and thanks." Balas Nolan yang membuat pak Heri mengangkat kepalanya.

"Baik, tapi cepat temui Tuan dan Nyonya, mereka sangat khawatir."

Nolan hanya mengangguk dan tersenyum, detik berikutnya Aluna keluar dari dalam mobil dan mendekati Nolan kemudian tersenyum melihat ke arah pak Heri.

"Kami masuk dulu." Ucap Nolan.

"Silahkan, Tuan." Balas pak Heri yang kemudian ditinggalkan Aluna dan Nolan.

Nolan berhenti tepat di depan pintu menatap lurus ke arah depan melihat pintu rumahnya terbuka lebar untuk dirinya dan gadis yang ada di sampingnya sekarang. Aluna kebingungan karena lelaki itu belum juga melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya meskipun pintunya sudah terbuka.

Suara langkah kaki yang berasal dari dalam rumah mengalihkan atensi Aluna yang awalnya sedang menatap Nolan kini beralih menatap dan memusatkan pendengarannya pada sumber suara.

Langkah kaki itu berhenti dan pemiliknya kini berdiri tepat di depan Nolan dan Aluna berdiri, tatapannya dipusatkan kepada lelaki yang bahkan tidak berkutik sedikitpun saat melihat dirinya, atau mungkin lebih tepat mereka.

Roger yang merupakan Ayah Nolan itu melangkahkan kakinya mendekati Nolan dan berdiri tepat di depan Putra tunggalnya itu, di belakangnya ada Tara yang kini tidak bisa lagi menahan air matanya. Wanita itu menatap bergantian Aluna dan Nolan.

Plak!

"Roger!" Bentak Tara saat satu tamparan berhasil mengenai wajah Nolan.

Aluna terdiam, perasaannya campur aduk, melihat aura hitam dari Ayah Nolan membuat gadis itu seketika takut, sementara dengan Nolan, dirinya hanya diam dengan wajah yang masih terpaling, lelaki itu pun perlahan mengangkat kepalanya dan menatap sang Ayah.

Plak!

Lagi, Roger membalas tamparannya di pipi kiri Nolan yang membuat lelaki itu terpaling dan akhirnya bertemu tatap dengan Aluna. Nolan mengerti dengan tatapan khawatir dari gadis itu, namun dirinya mengeratkan genggaman tangannya seolah memberi isyarat kalau dirinya tidak apa-apa.

"Tolong, hentikan." Tara ingin menghentikan Roger namun tidak dihiraukan oleh Pria itu.

"Maaf." Kata Nolan yang kembali menatap Roger.

"Apa yang kau harapkan dari satu katamu itu?" Tanya Roger.

"Banyak, Ayah." Balas Nolan menatap lekat Roger yang membuat raut wajah sang Ayah seketika berubah karena tatapannya.

"Apakah kau tidak sadar?!" Bentak Roger yang melayangkan kembali tangannya untuk menampar Nolan.

Plak!

Bukan, yang terkena tamparan ketiga Roger itu bukanlah Nolan, melainkan Aluna. "Tolong, jangan sakiti Nolan." Ucap Aluna yang menatap Roger.

Roger terdiam, tatapannya tepat bertemu dengan tatapan Aluna. Dirinya yakin kalau tamparan itu adalah tamparan keras yang ingin diberikannya kepada Nolan, tapi tanpa sengaja mengenai Aluna karena gadis itu menghadang dan mendorong Nolan agar tidak terkena tamparannya.

I'M NOT HER! [Transmigrasi Geva]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang