Harumnya bau masakan menyebar di setiap sudut rumah kediaman Veldemoon itu dan menyapa hidung Angkasa serta yang lainnya yang berada di ruang tamu. Reksa yang penasaran pun segera menuju dapur, karena bau masakan itu baru di ciumnya dan langsung membuat perutnya lapar. Tak lupa juga dengan Angkasa dan beberapa temannya yang juga ikut bersama Reksa.
Para remaja lelaki itu mematung di tempat dengan ekspresi wajah yang terkejut, pemandangan di depan mereka membuat semuanya hampir tidak percaya jika yang mengundang rasa lapar pada perut mereka adalah Aluna. Gadis itu sangat fokus dengan aktivitasnya sampai-sampai pelayan khusus dapur pun ikut berdiri mematung melihat Aluna yang tidak menghiraukan keberadaan mereka.
Reksa dan Angkasa saling lempar tatap karena adiknya itu. "Sejak kapan?" tanya Reksa.
"Mana gue tau, gue aja baru liat" jawab Angkasa.
"Gue lamar aja ya Sa" ucap Aray dengan tatapan yang tak lepas dari pergerakan Aluna.
Plak..!
"Anjir!." Aray meringis saat satu tamparan melayang bebas tepat di kepalanya dan pelakunya adalah Angkasa.
"Ngarep lo!." Ucap Angkasa.
"Kalo sama gue gim--"
"Nggak akan!." Ucap Angkasa lagi yang langsung memotong perkataan Juna. "Aluna nggak bakal gue kasih sama lo semua." Lanjutnya.
"Lagian mana ada Aluna suka sama lo semua." Sambung Reksa yang mengalihkan pandangan mereka.
seketika mereka terdiam dan saling bertatapan, namun perhatian mereka teralihkan ketika Aluna meletakkan hasil masakannya di meja makan. para lelaki itu meneguk ludah mereka saat melihat beberapa masakan Aluna yang sudah di hidangkan.
Pandangan Reksa tertuju pada Spaghetti Bolognese, makanan favoritnya yang hanya bisa dimakannya saat di restoran kini sudah ada di meja makan rumahnya, dan yang lebih menakjubkan adalah sang adik sendiri yang membuatnya. Tak lupa juga dengan Nasi Goreng yang terlihat spesial dan membuat Angkasa ingin langsung memakannya.
Aluna yang melihat mereka langsung peka dengan tatapan para lelaki itu, sebenarnya Aluna ragu jika mereka makan masakannya, takut nanti tidak enak atau tidak sesuai selera mereka, tapi dirinya sudah berniat untuk melebihkan masakannya untuk mereka dengan penuh keyakinan.
Gadis itu pun pergi mengambil piring dengan jumlah mereka. Melihat itu, senyum Angkasa, Reksa dan yang lainnya mengembang karena Aluna mengambilkan makanan untuk mereka.
Gadis itu menata makanannya dengan rapi. "Jangan berdiri di sana." Ucapnya setelah selesai menata makanan mereka.
Dengan cepat para lelaki itu menuju meja makan dan mengambil tempat masing-masing, ketika semuanya sudah duduk di tempat mereka, Juna dan Aray masih sibuk berebut tempat agar bisa duduk di dekat Aluna.
"Minggir anjir gue duluan disini tadi!" ucap Aray yang berusaha mendorong Juna.
"Enak aja lo, suruh aja tuh si Dio minggir, ini tempat gue" balas Juna tak mau kalah.
"Jangan bawah-bawah gue kampret" sambung Dio yang tidak dihiraukan oleh keduanya.
"Gue yang duluan ambil tempat duduk ini bangsat"
"Itu di dekat Reksa masih kosong bangke, lo duduk di sana aja"
"Lah kenapa nggak lo sendiri aja!"
Karena merasa terganggu dengan dua orang yang sedang berebut tempat itu, Aluna mengambil tempat di ujung meja makan yang hanya ada satu kursi saja. Dengan cepat Juna mengambil tempat Aluna yang membuat Aray menatapnya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT HER! [Transmigrasi Geva]
Teen FictionGevania Rovaline, seorang gadis yang dijuluki Ice Princess karena raut wajahnya yang tidak pernah berekspresi dalam keadaan apapun, gadis itu terkenal menakutkan oleh seantero sekolah karena sifatnya tersebut. Tidak ada yang berani mendekat karena t...