Aluna kembali kedalam kelasnya yang sunyi itu, tiba-tiba ketiga gadis yang tadi menghampirinya datang kembali dan langsung menyiram Aluna dengan air. Aluna tersentak karena perbuatan Chia.
Selang beberapa menit, Arzen dan ketiga temannya memasuki kelas itu. "Ini yang lo bilang udah mati?!." Bentak Chia yang saat kedatangan Arzen.
Arzen dan teman-temannya terbelalak melihat Aluna dengan perubahannya, gadis itu malah membuat mereka memujinya dalam hati, namun di sisi lain, perasaan takut muncul secara tiba-tiba karena gadis itu kemarin benar-benar telah kehilangan nyawanya saat mereka meninggalkan dirinya.
Aluna menatap bengis ke arah Arzen saat ingatan dimana dirinya hampir dilecehkan oleh lelaki itu terlintas kembali, tatapan itu membuat Arzen meneguk saliva susah.
Chia yang melihat arah tatapan Aluna itu langsung menampar gadis itu. "Lo ngapain liatin Arzen gitu!." Ucapnya yang kemudian menyiram Aluna tepat di wajahnya.
Aluna yang sudah tidak tahan pun mengambil minuman cokelatnya dan langsung menyiram Chia yang membuat seragam gadis itu kotor karena noda minuman.
"BRENGSEK!." Teriak Chia yang langsung menerjang tubuh Aluna hingga gadis itu terjatuh.
Chia menarik rambut Aluna, namun dengan cepat gadis itu menarik seragam Chia hingga musuhnya itu hilang keseimbangan dan ikut terjatuh.
Aluna beralih menarik rambut Chia yang membuat gadis itu meringis, Dira dan yang lainnya membelalakkan mata mereka melihat itu. Gadis yang tidak pernah melawan itu tiba-tiba dengan beraninya menarik Chia yang dikenal sebagai queen bullying oleh seantero sekolah itu.
"Jika kalian ikut campur, saya akan menghabisi nyawanya." Ucap Aluna yang membuat Dira dan Hana yang mendekatinya perlahan mundur.
"Arzen bantuin Chia! Lo ngapain diam aja di sana!." Bentak Hana yang menatap Arzen.
Arzen mengambil langkah perlahan, namun dirinya langsung berhenti karena teriakan Chia saat Aluna menarik lebih kuat rambut gadis itu.
"Sudah saya bilang, jika kalian ikut campur saya akan menghabisi nyawanya. Saya tidak suka mengulang perkataan saya, jadi dengarkan dengan baik." Ucap Aluna yang menarik paksa Chia.
Chia berusaha untuk membalas Aluna, namun rasa perih pada kulit kepalanya membuatnya sulit untuk bergerak. Aluna menyeret Chia hingga tepat di tengah-tengah lapangan basket sekolah itu. Seketika semua pandangan mengarah pada kedua gadis itu.
Aluna menghempaskan tubuh Chia yang membuat gadis itu meringis. "Ayo lawan saya. Jangan diam saja di sana, buktikan kepada mereka kalau mental mu bukan patungan." Ucap Aluna yang menginjak kaki Chia.
"Aaarrghhh!." Teriak Chia saat pijakan Aluna ditekan pada betisnya.
Arzen dan kawanannya pun menghampiri kedua gadis itu. "Aluna!." Teriak Arzen yang mengalihkan tatapan Aluna.
Seketika semua siswa berkerumun di sana. Aluna hanya mengedarkan pandangannya menatap mereka. Sahut-sahutan terdengar karena mendengar Arzen menyebut nama gadis yang dikenal cupu di sekolah itu.
"A-Aluna?." Seorang gadis keluar dari kerumunan itu dan menatap binar ke arah Aluna. Sedetik kemudian, Reksa berdiri di dekat gadis itu dengan tatapan tegang.
"Singkirin kaki lo anj... AAARRGGHH!." Chia berteriak saat Aluna lebih menekan pijakannya.
"Saya manusia, bukan anjing." Ucap Aluna yang langsung duduk di atas perut Chia.
"Saya tidak pernah bersalah kepada kamu, tapi kenapa kamu selalu memperlakukan saya seperti binatang?. Manusia punya batas kesabaran Chia, jadi jangan salahkan saya jika tubuhmu ada yang cidera sekarang, persetan jika saya harus dikeluarkan dari sekolah ini." Ucap Aluna yang menarik kerah pakaian sekolah Chia.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT HER! [Transmigrasi Geva]
Novela JuvenilGevania Rovaline, seorang gadis yang dijuluki Ice Princess karena raut wajahnya yang tidak pernah berekspresi dalam keadaan apapun, gadis itu terkenal menakutkan oleh seantero sekolah karena sifatnya tersebut. Tidak ada yang berani mendekat karena t...