Setelah menunggu waktu seminggu, akhirnya liburan yang di tunggu-tunggu oleh Reksa tiba pada harinya, lelaki itu sangat antusias karena ini adalah liburan ke sekian kalinya bersama dengan keluarganya, dan juga Aluna bersama mereka.
"Mana nih pacar lo yang katanya mau diajak" ejek Reksa kepada Angkasa yang sedang menaruh koper di bagasi mobilnya.
Angkasa tidak menjawab ucapan Reksa itu, melainkan dirinya hanya mengacungkan jari tengahnya tepat di wajah Reksa. Lelaki itu kemudian meninggalkan Reksa yang sedang asik berfoto dengan Clara.
"Nanti putus, nangis" sambung Aluna yang tiba-tiba menghentikan aktifitas Reksa dan Clara.
"Nggak bener lo Lun, mana ada Clara bosan sama gue, iya nggak Cla?" Ucap Reksa yang mengangkat alisnya kepada Clara.
"Gimana gue bisa bosan, gue cuek dikit aja lo kaya bayi nggak dikasih susu, nangis-nangis, tantrum nggak jelas, bahkan teman-temannya nggak dipeduliin, dimusuhin semua tuh teman-temannya kalo gue marah sama dia" ucap Clara yang membuat Aluna hampir tertawa.
"Nggak sedetail itu juga Clara" ucap Reksa dengan raut wajah kesalnya.
"Kan kenyataan" balas Clara dengan nada mengejek.
"Kirain tangan kanannya The Wolves ini bakal bodoh amat kalo diputusin sama pacarnya" ucap Aluna yang kini bersandar di mobil milik mereka kemudian melipat tangannya di depan dada.
"Cowok kalo udah fokus sama satu cewek, mau apapun hambatan hubungannya nggak bakal cari cewek lain" balas Reksa yang membuat Clara salah tingkah.
"Sok banget ngomongnya," ucap Clara yang berusaha menutup salah tingkahnya.
"Ya kan emang benar" Reksa mencubit pelan pipi Clara yang langsung ditepis oleh gadis itu.
"Pacaran teros! Bantuin kagak!" Ucap Angkasa yang langsung menampar punggung Reksa.
"Ya kali kaya lo ngaku-ngaku punya pacar padahal nggak ada"
"Lo liat aja malam penutupan pesta" ucap Angkasa dengan nada menantang.
Atlas dan Athena yang melihat anak-anak mereka itu hanya tersenyum, tak lama kemudian Zeva dan Galaksa menyusul. Setelah selesai bersiap, keluarga itu pun berangkat meninggalkan rumah mereka.
Di mobil Galaksa, suasananya aman-aman saja karena hanya ada Ayah, Bunda, dan Zeva saja yang mengisi mobil itu. Lain lagi dengan mobil Angkasa, meskipun hanya empat orang, tapi mereka sangat berisik karena saling mengejek.
Beberapa jam menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai pada tujuan mereka, karena mereka memutuskan untuk menginap, Atlas pun menyewa hotel untuk tempat penginapan mereka yang berada di dekat pantai tempat mereka refreshing.
Setelah memakai sun screen, sekeluarga itu pun langsung menuju pantai dan menikmati suasana di sana. Pandangan Angkasa dan Reksa tiba-tiba tertuju pada Aluna yang sedang berdiri di pinggir pantai, pakaian gadis itu menyita perhatian mereka.
Aluna yang memakai kemeja putih yang tangan kemejanya digulung hingga siku, dengan tank top hitam dan dipadukan dengan short pants membuat pandangan siapa saja tertuju kepadanya, gadis itu berjalan-jalan di pinggir pantai bersama dengan Clara menikmati angin pantai siang menjelang sore itu.
Pandangan Aluna diedarkan melihat keramaian orang-orang di pantai itu, tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat seorang lelaki yang sedang duduk sendiri di bawah pohon dengan pandangan lurus ke depan. Gadis itu menurunkan sedikit kacamata hitamnya untuk memastikan kalau dirinya tidak salah liat.
"Zion?" Ucap Aluna yang membuat Clara kebingungan.
"Hah? Zion? Mana?" Tanya Clara yang memandang kesana kemari melihat keberadaan lelaki itu. Aluna pun menunjuk ke arah Zion yang mengalihkan tatapan Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT HER! [Transmigrasi Geva]
JugendliteraturGevania Rovaline, seorang gadis yang dijuluki Ice Princess karena raut wajahnya yang tidak pernah berekspresi dalam keadaan apapun, gadis itu terkenal menakutkan oleh seantero sekolah karena sifatnya tersebut. Tidak ada yang berani mendekat karena t...