INH-24 : HUJAN DAN MALAPETAKA

110 9 0
                                    

Aktifitas pembelajaran di sekolah hari ini selesai, waktu yang sudah menunjukkan pukul tiga sore mewajibkan semua murid Dream Highschool untuk kembali ke rumah masing-masing, seperti dengan Aluna, gadis itu melangkahkan kakinya di trotoar bersama dengan para murid-murid lain, tentu saja dirinya tidak sendiri, melainkan sedang bersama dengan orang spesialnya, yaitu Nolan.

Jika bertanya, mengapa mereka berjalan kaki? Karena, Nolan tidak mengendarai motornya melainkan diantar oleh sang ayah menggunakan mobil, entah dengan alasan apa dirinya tidak menggunakan motornya untuk ke sekolah. Sementara dengan Aluna, gadis itu juga hanya naik taksi karena sudah buru-buru, dia tidak berharap diajak oleh Reksa untuk pulang bersama, jika berjalan kaki masih bisa sampai, mengapa harus naik kendaraan? Pikirnya.

"Alunolan!" Panggil Chia yang langsung mengalihkan pandangan mereka, dan juga membuat keduanya hanya saling lempar tatap karena panggilan gadis tersebut.

"Kok jalan kaki?" Tanyanya saat berada di dekat Nolan dan Aluna.

"Lo manggil apaan tadi?" Bukannya menjawab, Aluna malah balik bertanya kepada gadis itu.

"Alun Nolan." Balasnya yang kini memisahkan nama Aluna dan Nolan dalam ucapannya. Dirinya hanya terkekeh pelan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Aluna hanya mengangkat bahunya kemudian berbalik ke arah depan dan melanjutkan langkahnya yang juga diikuti oleh Nolan dan Chia.

"Gue tadi buru-buru, jadi nggak bawa kendaraan." Ucap Aluna yang menjawab pertanyaan dari Chia tadi.

"Ohh gitu ya, mau nunggu jemputan di halte bareng-bareng nggak?" Tanya Chia yang menawarkan.

"Nggak, makasih. Gue pengen jalan kaki." Balas Aluna.

Chia memandang bergilir Aluna dan Nolan, gadis itu berdehem yang membuat tatapan Nolan dan Aluna tertuju kepadanya, entah apa maksud dari Chia yang terdengar meledek mereka.

"Hujan-hujanan sama pacar pulang sekolah emang nggak boleh di lewatin, ya nggak sih?." Ucap Chia yang membuat Aluna langsung menatap Nolan.

"Hujan?" Balas Aluna yang menengadah ke langit.

Seketika Aluna menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong saat mendengar kata hujan, bahkan awan hitam yang sudah menutupi kota itu membuat tubuh Aluna bergetar. Trauma, itulah yang di rasakan Aluna saat ini, gadis itu menatap tiang lampu merah, zebra cross, serta mobil-mobil yang melaju dengan kecepatan sedang.

Nolan yang menyadari akan hal itu langsung menggenggam tangannya erat-erat, karena tatapan Aluna terlihat kosong. Sementara dengan Chia, dirinya hanya menautkan kedua keningnya karena merasa bingung dengan Aluna yang tiba-tiba saja terdiam.

"It's okay, semuanya baik-baik aja, aku ada di sini buat jagain kamu. Jangan takut, oke?." Ucap Nolan yang berbisik kepada Aluna.

Aluna menghela nafasnya perlahan kemudian menatap Nolan dan Chia bergilir. "Semoga aja nggak hujan." Ucapnya yang melanjutkan langkahnya.

"Mana ada, awan udah hitam kaya gitu pasti bakal hujan, nih juga angin udah niup pelan-pelan." Balas Chia.

"Yaudah, gapapa jalan aja terus."

"Kan ada Nolan, nanti sweater nya dikasih ke lo buat nutupin, terus dia pakai payung."

"Lawak lo." Sambung Nolan yang membuat Chia hanya terkekeh.

"Lo mending hubungin tukang jemput lo sebelum hujan, ntar kelamaan lo di culik lagi." Ucap Aluna kepada Chia.

"Yaudah, kalau gitu gue duluan ke halte ya, lo berdua hati-hati." Balas Chia yang diangguki oleh Aluna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M NOT HER! [Transmigrasi Geva]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang