INH-17 : AURA DAN TAK KASAT MATA

710 108 4
                                    

Di sebuah kamar, seorang gadis terbangun dari pingsannya setelah beberapa jam tidak sadarkan diri, gadis itu bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk, dirinya mengedarkan pandangannya melihat tempat asing yang saat ini ditempatinya. Sepi, tidak ada suara apapun yang terdengar di sana, karena diketahui jika tempat itu berada di dalam hutan meskipun tidak terlalu jauh dari pemukiman warga.

Ya, itu adalah Aluna, gadis itu akhirnya terbangun setelah beberapa jam tidak sadarkan diri, pandangannya melihat setiap sudut kamar yang diketahui milik Nolan itu, dirinya turun dari kasur dan berjalan mendekat ke arah dinding yang dihiasi foto polaroid, pandangannya terus diedarkan melihat hiasan dinding itu hanya ada foto polaroid dengan ukuran berbeda-beda, Aluna menatap tepat foto dua orang yang sedang berdiri dengan jarak dekat, Namun, gadis di dalam foto itu tampak datar, tidak ada senyuman sedikitpun, sementara lelaki di sampingnya menunjukkan senyuman yang membuat dirinya lebih terlihat tampan.

Aluna melangkah perlahan dan membuka pintu kamar itu pelan-pelan, diliriknya jam dinding yang baru menunjukkan pukul 03.22 malam. Gadis itu terkejut melihat Nolan yang sudah tertidur di sofa, terlebih lagi, lelaki itu tidak memakai baju dan selimut. Aluna kembali ke dalam kamar untuk mengambil selimut milik Nolan, dirinya pun langsung menghampiri lelaki itu, tanpa diundang air matanya mengalir dan membasahi pipinya saat melihat keadaan tubuh Nolan, gadis itu kehabisan kata-kata, hanya air mata yang bisa digunakannya untuk menjelaskan semua yang dirasakannya ketika melihat keadaan lelaki itu.

Gadis itu menyelimuti Nolan kemudian duduk di dekat lelaki itu. Aluna mengusap wajah Nolan yang sudah tertidur lelap itu, dirinya pun meraih tangan lelaki itu dan menciumnya. Aluna membekap mulutnya agar suara isak tangisnya tidak terlepas, sebisa mungkin dirinya agar tidak bersuara meskipun sangat menyiksa dirinya.

Aluna duduk dan memeluk lututnya di dekat sofa tepat Nolan berada. "Maaf kalo selama ini gue nggak paham sama perasaan lo." Ucap Aluna dengan suara serak dan sedikit berbisik.

Gadis itu menautkan jarinya di sela jari tangan Nolan dan menyandarkan kepalanya di sisi sofa itu. "Kenapa lo rela nyakitin diri lo sendiri hanya gara-gara gue." Ucapnya lagi. Aluna kembali membekap mulutnya, air matanya terus mengalir begitu saja.

Tiba-tiba, Aluna terkejut saat merasakan tangan Nolan yang sudah mengusap kepalanya, gadis itu mengusap air matanya dan menatap ke arah Nolan. Lelaki itu bangun dan membantu Aluna duduk di sampingnya. Keduanya kini diam, hanya isakan kecil yang terdengar dari Aluna yang membuat hati Nolan sangat terusik karena mendengar isakan dari gadis itu. Nolan pun langsung mendekap Aluna dalam pelukannya.

"Nggak perlu minta maaf, lo nggak salah apa-apa disini, masalah gue nggak hanya tentang lo, gue jadi kaya gini bukan karena lo" ucap Nolan yang mengusap-usap kepala Aluna.

Ternyata lelaki itu tidak tidur dengan lelap, bahkan dirinya mengetahui kalau Aluna sudah bangun, namun dirinya pura-pura tidur karena jangan sampai jika Aluna melihatnya yang masih terjaga malah membuat gadis itu lebih memarahinya.

"Gue hanya pengen lo ada di sisi gue Geva, selama gue masih bisa liat lo, hati gue tenang. Dan itu alasannya kenapa gue tiba-tiba nyusul lo kemanapun lo pergi, kalo saja gue nggak ada kelebihan kaya gini, mungkin gue udah nyusul raga lo yang pergi lebih dulu itu. Gue rela mati hanya gara-gara lo, dari pada gue jalanin hidup yang udah berantakan nggak jelas kaya gini" lanjutnya yang membuat Aluna melepaskan pelukannya dan menatapnya.

"Kalo emang gue alasan lo bertahan selama ini, kenapa nggak cerita aja dari awal? Kenapa lo lebih milih mendam perasaan? Apa susahnya Nolan?" Tanya Aluna.

"Nggak mudah Geva, semua yang lo ucapin itu nggak mudah buat dilakuin, banyak yang gue takutin. Kalo sampe gue cerita langsung ke lo, gue takut nantinya lo bakal jauhin gue, dan gue nggak mau kalo sampe itu terjadi" jelas Nolan.

I'M NOT HER! [Transmigrasi Geva]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang