Pagi ini, Aluna langsung bergegas pergi ke sekolah, gadis itu hanya sarapan sepotong roti dan meneguk sedikit susu yang sudah di siapkan oleh pelayan rumahnya.
Dirinya terlambat ke sekolah, karena Reksa maupun Angkasa tidak membangunkannya, bahkan alarmnya pun tidak berbunyi yang akhirnya membuat dirinya telat untuk bangun.
Setelah sampai di sekolah, gadis itu melihat gerbang sudah di tutup, dengan santai dirinya berdiri tepat di tengah gerbang dan memandang ke arah penjaga yang hendak menghampirinya.
Aluna menaik turunkan alisnya yang membuat bapak penjaga itu mengerutkan dahinya. "Pak, bukain dong, saya telat lima menit doang." Ucap Aluna.
"Ada member nggak?" Tanya bapak penjaga itu yang membuat Aluna melongo heran.
"Member? Ini sekolah pak, bukan Alfamart." Balas Aluna.
"Member-ikan alasan kenapa sampai telat! Sepuluh detik nggak jawab silahkan pulang!" Ucap penjaga tersebut yang menekan sedikit ucapannya.
"Saya telat bangun pak!" Jawab Aluna dengan cepat.
"Alasan yang tidak masuk akal, saya tandain kamu." Balas bapak penjaga itu yang langsung membuka gerbangnya.
Setelah gerbangnya terbuka, Aluna langsung masuk ke dalam sekolah dan menjabat tangan bapak penjaga gerbang itu.
"Makasih banyak ya pak! jangan lupa, nama saya Artalunara Neptuna Veldemoon, kalau bapak mau tandain saya!." Teriak Aluna kepada bapak penjaga itu karena dirinya sedang berjalan cepat.
Bapak penjaga itu seketika terbelalak mendengar nama lengkap Aluna, untung saja dirinya membukakan gerbang untuk gadis itu.
Aluna berlari menyusuri koridor yang sudah sunyi itu, suara langkah kaki Aluna mengalihkan atensi anak-anak di kelas lain yang sedang menerima pelajaran. Setelah sampai di depan kelas, semua pandangan tertuju kepadanya, terutama guru yang sedang mengajar dikelasnya hari ini.
"Aluna?" Sapa guru itu yang membuat Aluna hanya mengangguk.
Guru tersebut melirik jam tangannya. "Maaf, kamu sudah lewat batas keterlambatan, sebagai hukuman, silahkan berdiri dan hormat di tiang bendera sana sampai pembelajaran saya selesai." Jelas guru itu yang membuat mata Aluna membulat sempurna.
"Bu, saya telat lima menit doang loh, dan ini pertama juga saya terlambat." Ucap Aluna.
"Waktu terlambat tiga menit, saya tidak akan memberikan dispensasi kepada siswa manapun kalau terlambat di pelajaran saya, mau itu pertama kali, saya akan tetap memberikan hukuman. Sekarang, berdiri di sana atau kamu tidak saya izinkan untuk masuk ke pelajaran saya sampai seterusnya."
Aluna hanya menghela nafasnya perlahan. "Baik bu, maaf." Ucapnya yang kemudian langsung melangkah pergi meninggalkan kelasnya.
Gadis itu pun berdiri dan menatap ke arah bendera dengan posisi hormat. Untung saja masih pagi, dan cuaca sedikit mendung, jadi matahari yang menerpa tubuhnya malah membuatnya betah berdiri di sana.
Beberapa siswa yang melihatnya sangat terkejut karena ini pertama kalinya mereka melihat Aluna berdiri di tengah lapangan sana.
Tak lama kemudian, gadis itu merasa sinar mataharinya terhalang saat seseorang berdiri di sampingnya, namun tidak dihiraukan olehnya karena mungkin itu adalah siswa yang penasaran saja, menurutnya.
Satu…
Dua…
Tiga…
Beberapa detik Aluna menunggu siswa tersebut untuk pergi, namun siswa itu tetap berdiri di dekat Aluna. Karena penasaran, dirinya pun langsung menoleh ke arah siswa tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT HER! [Transmigrasi Geva]
Novela JuvenilGevania Rovaline, seorang gadis yang dijuluki Ice Princess karena raut wajahnya yang tidak pernah berekspresi dalam keadaan apapun, gadis itu terkenal menakutkan oleh seantero sekolah karena sifatnya tersebut. Tidak ada yang berani mendekat karena t...